"Denada maksud Mama?"
"Oh iya, itu namanya. Denada." ujar Mama Zen dengan senyum mengembang, tapi entah kenapa aku merasa senyumnya tidak tulus.
"Denada lagi ada urusan ke luar negeri jadi Faza ga bisa kenalin ke Mama sekarang. Maaf ya." aku melihat raut wajah Mama Zen yang berubah drastis menjadi kecewa. Namun kekecewaannya kali ini sepertinya tulus. "Nanti kalau Denada udah pulang, Mama bisa minta Zen yang kenalin. Kan Zen bisa ketemu Denada pas ada jadwal ngelukis di galeri. Mama juga bisa dateng ke galeri kalau Mama mau, tapi ... mm, Denada punya pacar, Ma."
Aku tak tahu kenapa mengatakan ini. Memang benar Denada belum resmi memutuskan hubungan dengan Petra, tapi aku tiba-tiba merasa mungkin akan lebih baik jika Denada merelakan Petra lebih dulu sebelum menjalin hubungan dengan siapapun. Entah dengan Kyle, Xavier, Zen, mungkin juga dengan orang lain. Aku akan membiarkan Denada yang memutuskannya sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com