Suara deru motor menghampiri telingaku dan membuatku mengintip melalui lubang ventilasi. Aku belum sempat melihat siapa dia karena helmnya masih terpakai saat dia menghilang dari halaman, tapi terdengar dua kali tembakan di bawah sana dan membuat Denada memekik. Suara gaduh berlanjut dan ada suara dobrakan tepat di bawah kami.
Denada menatapku penuh rasa bersalah, tapi aku menggeleng. Akan lebih baik jika kami tetap diam saat ini. Aku bisa membayangkan ada seseorang bersenjata api membidik sahabatku dan sahabatku ketakutan. Namun tiba-tiba tangga menuju loteng turun dengan sendirinya.
Aku mendorong Denada agar dia bersembunyi di kolong meja yang terlindung dari pandangan dan menggenggam pistol Rilley lebih erat. Aku baru saja bersandar pada dinding dan bersiap akan membidik saat melihat kepala Kyle menyembul dari tangga.
Aku memeluknya tiba-tiba dan baru menyadari keadaan Opa hingga melepas pelukanku, "Gimana Opa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com