webnovel

Pecahan Jiwa

Author: Khairatin
ไซไฟ
Ongoing · 8K Views
  • 17 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Chapter 1Bab 1

Alif duduk di meja kerjanya, memandang tumpukan dokumen di depannya. Di sekelilingnya, kantor itu tampak begitu tenang, tapi pikirannya seperti badai. Ruangan itu selalu terasa seperti tempat perlindungan, namun hari ini ia tidak bisa menemukan ketenangan yang biasa ada di sana. Sesuatu terasa salah. Lagi.

Jam di dinding berdetak pelan, namun setiap suara jarum terasa seperti menggema di kepalanya. Alif memijat pelipisnya, mencoba meredakan ketegangan yang semakin menguasai dirinya. Pandangannya kabur, dan jantungnya berdetak kencang tanpa sebab yang jelas.

Tiba-tiba, segalanya berubah.

Ruangan itu mendadak terasa lebih sempit, dan dia merasakan hawa dingin menjalari kulitnya. Alif terdiam, seolah seseorang tengah mengawasinya dari balik bayangan. Dia pernah merasakan hal ini sebelumnya—perasaan yang datang begitu tiba-tiba, tak terjelaskan. Saat tubuhnya mematung, sosok lain muncul di benaknya.

Alfa.

Dia bisa merasakan kehadirannya—diri yang lebih kuat, lebih tegas, dan lebih dingin. Seolah ada seseorang yang menaruh tangan di pundaknya, memaksa dia mundur. Dalam hitungan detik, Alif tak lagi menjadi dirinya sendiri.

Alfa mengambil alih.

"Aku akan selesaikan ini," gumam Alfa, suaranya berbeda, lebih dalam, dan lebih tegas. Dia mengambil pena, dan mulai menandatangani dokumen-dokumen dengan presisi yang dingin. Mata Alif, sekarang mata Alfa, menyorot tajam, memeriksa setiap detail dengan kehati-hatian yang luar biasa. Dia mengerjakan segalanya tanpa keraguan, tanpa emosi.

Sementara itu, di suatu tempat di dalam dirinya, Alif hanya bisa melihat. Dia terkunci di sudut kecil kesadarannya, seperti penonton yang terjebak di balik cermin. Dia tahu bahwa ini bukan kali pertama Alfa muncul. Alfa selalu muncul saat ada tekanan, saat beban terlalu berat untuk dia tangani sendiri. Namun, setiap kali itu terjadi, Alif merasa sedikit lebih hilang, sedikit lebih jauh dari dirinya sendiri.

Ketika semuanya selesai, Alfa menghilang. Kesadaran Alif kembali, seperti lampu yang dinyalakan setelah kegelapan. Dia menatap tangannya yang kini memegang pena, dan seolah baru menyadari apa yang baru saja terjadi.

"Berapa lama tadi?" bisiknya pada dirinya sendiri, keringat dingin membasahi pelipisnya.

Alif menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, hatinya masih berdebar, dan kepalanya penuh pertanyaan. Siapa dirinya sebenarnya? Apakah dia masih mengendalikan hidupnya, ataukah ada kekuatan lain yang memegang kendali?

Telepon di meja berdering, menghentikan aliran pikirannya. Dengan tangan gemetar, Alif mengangkat telepon.

"Alif?" Suara wanita di seberang terdengar lembut namun tegas. "Ini Dr. Amira. Apakah kamu masih bisa datang untuk sesi hari ini?"

Alif terdiam sejenak. Psikiater itu sudah menjadi bagian dari rutinitasnya selama beberapa bulan terakhir. Tapi, hari ini, dia merasa lebih enggan daripada sebelumnya. Dia tahu bahwa setiap sesi bersama Dr. Amira selalu membuka pintu-pintu yang tidak nyaman dalam dirinya, pintu-pintu yang lebih sering ingin dia tutup rapat-rapat.

Namun, sesuatu dalam dirinya berkata bahwa dia harus pergi. Mungkin karena di bawah semua kebingungannya, dia tahu bahwa dia tidak bisa lagi melarikan diri dari apa yang terjadi dalam dirinya.

"Ya, saya akan datang," jawabnya akhirnya, suaranya terdengar lemah.

Dia menutup telepon dan berdiri, melihat bayangannya di cermin kecil di sudut meja. Apakah itu masih dirinya? Atau hanya cerminan dari sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak dia kenal?

---

Alif menatap cermin, merenungkan gambaran dirinya. Raut wajahnya tampak lelah, dengan lingkaran hitam di bawah matanya yang menunjukkan jam tidur yang kurang. Diri yang tampaknya kuat dan berani di luar, namun rapuh di dalam. Dia meraih kunci mobilnya dan melangkah keluar dari kantor, berusaha menepis rasa cemas yang menyelimutinya.

Di perjalanan menuju klinik Dr. Amira, pikirannya terus berkelana. Setiap lampu lalu lintas seolah mengingatkan dia akan perjalanan yang harus ditempuh. Bagaimana jika sesi kali ini tidak seperti yang diharapkan? Bagaimana jika Dr. Amira mulai mempertanyakan siapa sebenarnya dirinya? Alif tidak ingin berbagi tentang Alfa, tentang kerapuhan yang ada dalam dirinya. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk terlihat normal.

Sesampainya di klinik, Alif menarik napas dalam-dalam sebelum masuk. Ruangan tunggu dipenuhi aroma harum dari lilin aromaterapi yang menyala di sudut. Beberapa pasien menunggu, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Alif bisa merasakan ketegangan di udara, seperti listrik yang mengalir, menambah kecemasan dalam hatinya.

"Alif?" Suara lembut Dr. Amira memecah keheningan. Wanita itu berdiri di pintu ruangannya, mengenakan blazer biru tua yang rapi. Meskipun dia profesional, Alif bisa melihat kesedihan di matanya, seolah dia membawa beban berat yang tak terlihat.

"Ya, saya di sini," jawab Alif, berusaha tersenyum meski sulit.

Sesi dimulai, dan Alif duduk di kursi empuk di depan Dr. Amira. Ruangan itu terasa aman, namun Alif tahu bahwa di sinilah semua pertahanan emosionalnya akan diuji.

"Bagaimana kabarmu, Alif?" tanya Dr. Amira, mengamati wajahnya dengan saksama.

"Baik," jawab Alif, meski dia tahu itu bohong.

"Baik" tidak pernah menjadi jawaban yang jujur. Dia tahu bahwa Dr. Amira bisa membaca bahasa tubuhnya, dan matanya menunjukkan ketidaknyamanan yang mendalam.

"Aku merasa ada yang berbeda. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggumu," lanjutnya dengan lembut.

Alif merasakan kepanikan merayap di benaknya. Di satu sisi, dia ingin bercerita, tetapi di sisi lain, ketakutan menyergapnya. Takut akan reaksi Dr. Amira, takut jika dia tidak akan dipahami.

"Aku… terkadang merasa seperti ada yang lain di dalam diriku," katanya pelan, menghindari tatapan Dr. Amira. "Seolah-olah ada bagian dari diriku yang aku tidak kenal."

Dr. Amira mengangguk, wajahnya menunjukkan pemahaman. "Ini mungkin bagian dari proses penyembuhanmu. Apakah kamu ingat saat-saat ketika itu terjadi?"

Alif menelan ludah. Dia bisa merasakan kenangan-kenangan itu muncul di benaknya—kenangan yang terlupakan, trauma yang ingin dia sembunyikan. "Kadang-kadang, aku bisa kehilangan kendali," ujarnya, suaranya bergetar. "Seperti ada yang lain yang mengambil alih."

"Siapa yang mengambil alih itu?" Dr. Amira bertanya dengan lembut.

"Alfa," jawabnya, suaranya hampir tak terdengar.

Dr. Amira mencatat di buku catatannya. "Apa yang kau ketahui tentang Alfa?"

Alif merasakan kepalanya berputar. Dia tidak tahu harus mulai dari mana. "Dia… berbeda. Dia lebih berani, lebih tegas. Saat dia muncul, aku merasa tidak bisa mengendalikan apa pun."

"Bagaimana rasanya saat Alfa mengambil alih?" Dr. Amira bertanya, matanya berkilau dengan ketertarikan yang tulus.

Alif menggigit bibir bawahnya, mencoba mengumpulkan pikirannya. "Aku merasa tidak ada di sana. Seolah-olah aku hanya menonton dari kejauhan, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa."

Dr. Amira menatapnya dengan penuh perhatian. "Ini bisa jadi tanda bahwa kau sedang berjuang dengan emosi dan pengalaman yang belum sepenuhnya kau hadapi. Mungkin Alfa adalah cara otakmu melindungi dirimu."

Alif merasa seolah-olah ada yang bergetar di dalam dirinya. Kata-kata Dr. Amira menggugah sesuatu yang telah terpendam lama. "Tapi aku tidak ingin hidup seperti ini," ucapnya, suaranya penuh kerinduan akan kehidupan yang normal.

"Berarti kita harus bekerja sama untuk memahami semua ini," kata Dr. Amira dengan tegas. "Setiap kepribadian memiliki cerita. Dan dengan memahami cerita-cerita itu, kita bisa membantu kamu menemukan kembali dirimu."

Mata Alif mulai berkaca-kaca. Dalam hatinya, ada harapan baru yang muncul. Mungkin, hanya mungkin, dia bisa menemukan jalan untuk bersatu kembali dengan semua pecahan jiwa yang ada dalam dirinya.

Sesi berlanjut dengan pembicaraan yang mendalam, dan untuk pertama kalinya, Alif merasa bahwa dia tidak sendirian. Di balik dinding-dinding ketidakpastian, ada cahaya yang mulai menerangi jalannya, mengingatkannya bahwa setiap bayangan yang ada dalam dirinya memiliki makna, dan mungkin, suatu hari, dia bisa mengerti semuanya.

---

You May Also Like

MY UNCLE, MY HUSBAND

Khusus Dewasa!! "MY HUSBAND HOT DADDY" VOL 5 Apa yang kalian pikirkan jika Bubu mendapatkan takdir yang tidak di inginkan?? Berawal dari keinginan berbulan madu bersama Haruka. Dalam perjalanan bulan madunya Bubu bertemu dengan sahabat lamanya Henry yang sudah menikah dan mempunyai seorang putri Bianca 5th. Dua pasangan yang romantis menghabiskan waktu bersama-sama. Bianca gadis kecil yang cantik dan lucu merasa nyaman dan dekat dengan Bubu. Hingga pada hari yang naas di saat kedua pasangan itu menghabiskan waktunya dengan makan malam bersama. Datang sekelompok orang-orang yang tiba-tiba menyerang dengan tembakan pada Henry dan istrinya. Sedangkan Bianca yang pada saat itu dalam pangkuan Haruka tak lepas dari incaran tembakan dan mengenai Haruka yang melindungi Bianca.  Di sini awal kisah Bubu di mulai dengan membesarkan Bianca sebagai putrinya. Bagaimana kisah selanjutnya? Salahkah jika Bianca mencintai Bubu?  Dan siapakah yang telah tega membunuh keluarga Henry yang ternyata seorang yang kaya raya dengan semua harta warisan yang akan jatuh di tangan Bianca?? "MY PATIENT MY HUSBAND" VOL 4 DANIEL CLIFFORD sahabat Jean Aideen Devanka  sebagai aktor yang terkenal di kota New York, yang hanya bisa mencintai Jeany sejak masa SMA sampai selama hidupnya. Sejak Jean memutuskan untuk menikahi Jian laki-laki yang di cintainya, kehidupan Daniel terpuruk dalam kegelapan.  Menjadikan seorang Daniel jadi pecandu rokok dan peminum berat dan pemakai narkoba selama bertahun-tahun, hingga membuat Daniel menderita sakit sirosis hati. Mendptkan Dokter pribadi dari salah satu temannya hidup Daniel menjadi berubah total. Seorang Dokter muda Dhenisa Zee saudara kembar dari Dhesita Lee putri dari Jean Aideen telah mampu merawat kesehatan Daniel sekaligus telah menyembuhkan luka di hatinya yang terdlm. Bagaimana kah kisah kelanjutan kehidupan cinta seorang Daniel? apakah cinta pertamanya bisa berpaling?" "MY LOVER MAN" VOL 3 Alverio Axell seorang rektor sekaligus dosen di Universitas Taruna, di hadapkan pada tugas yang menurutnya sangat berat dari pemilik Universitas Taruna Tuan Hendrawan. Di mana tugas itu harus menjaga dan membuat putri Hendrawan Sheren Evelyn Hendrawan menjadi wanita gadis yang pintar dan anggun, sedangkan di mata Axell gadis yang bernama Sheren adalah gadis yg paling bandel dan jahil yang sangat keras kepala. Bagaimana? Apakah seorang Alverio bisa mengubah sifat dan watak dari seorang Sheren?? Dan bagaimana reaksi Axell saat Hendrawan menjodohkan Sheren Evelyn dengan dirinya??? "JIAN MY COLD MAN" VOL 2 "Kalian berdua harus menikah, itu sudah menjadi keputusanku." ucap Ardham menatap Jean Aideen Devanka dan Jian Ying secara bergantian. Jian dan Jean saling berpandangan, saling bertanya satu sama lain dengan suara hati mereka. "Aku masih muda aku tidak mau menikah denganmu Uncle." ucap Jean mengangkat satu alisnya. "Aku juga tidak bisa menikahimu." ucap Jian mengalihkan pandangannya pada Ardham. Sedetik kemudian keduanya menatap Ardham dengan mengambil nafas bersamaan. "KITA TIDAK MAU MENIKAH !!! Jian dan Jean kompak menjawab pertanyaan Ardham secara bersamaan. "KALIAN HARUS TETAP MENIKAH TITIK!!!" ucap Ardham Devanka tanpa bisa di ganggu gugat. MY UNCLE MY HUSBAND VOL 1 Seorang laki (Ardham) yang berusia 38 th mencintai gadis (Nadine 21th) yang sejak kecil di asuhnya. Nadine gadis remaja yang cantik yang telah di tinggal oleh orang tuanya sejak kecil karena kecelakaan yang sengaja di lakukan oleh seseorang yang menginginkan harta kekayaan orang tua Nadine. Ardham sebagai sahabat orang tua Nadine mengasuh Nadine hingga dewasa. Dan terus mencari siapa dalang dari kecelakaan tersebut. Dalam diam ada cinta di antara Ardham dan Nadine. Mungkinkah cinta mereka bisa bersatu? sementara nyawa Nadine dalam bahaya? Dan mampukah Ardham bersaing dan mendapatkan cinta Nadine? sedangkan begitu banyak laki-laki yang masih muda menginginkan cinta Nadine?

NicksCart · ไซไฟ
4.9
726 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT