Di bagian Kurapika dan Leorio.
Kurapika dan Leorio tanpa disengaja bertemu di koridor, tepatnya di depan pintu ruangan VIP, tempat para penguji beristirahat.
Kurapika : Bukannya tadi kau sedang tidur?
Leorio : Seharusnya justru aku yang tanya kamu.
Kurapika dan Leorio saling terdiam dan saling pandang sejenak, seperti kena pergok karena telah melakukan sesuatu. Kurapika mulai membuka pembicaraan.
Kurapika : Kau itu masih memikirkan tentang penumpang gelap itu ya?
Leorio : Jangan asal bicara! Aku ke sini hanya ingin menyampaikan pendapatku kepada para penguji. Siapa tahu mereka bisa mempertimbangkan kembali keputusannya. Kau sendiri kenapa?
Kurapika : Aku juga (tersenyum)
Leorio : Ternyata kita sependapat ya! Baiklah aku akan mencoba untuk mengetuk pintu.
Leorio mulai mengetuk pintu ruangan para penguji dengan pelan.
Leorio : Halo, permisi! Ada orang tidak?
Akan tetapi, karena tidak ada jawaban yang terdengar dari arah dalam ruangan, dengan sedikit kasar dan emosi Leorio mulai mengetuk pintunya dengan keras.
Leorio : Permisiiiii!!!
Dan masih tetap tidak ada jawaban. Leorio dan Kurapika saling pandang. Mereka pun bingung, lalu Leorio memberanikan diri untuk mencoba membuka pintunya secara perlahan-lahan.
Dan saat pintu terbuka, dengan perlahan-lahan, dia pun mencoba mengintip melihat ke dalam ruangannya.
Akan tetapi, dia berteriak kaget karena tiba-tiba ada pisau yang melayang dengan sangat cepat ke arahnya dan hampir mengenai wajah tampannya itu.
Leorio : Uwaaaaa!!!
Leorio dan Kurapika melihat dengan ngeri pisau yang tertancap dengan kuat di tembok. Wajah Leorio memucat.
Leorio : Nya-nyaris saja aku mati.
Tiba-tiba Menchi keluar dari dalam ruangan sambil membawa pisau. Tubuh Menchi hanya dililit dengan sebuah handuk. Sepertinya dia baru saja selesai mandi.
Menchi menatap tajam dan marah ke arah Leorio dan Kurapika. Dia merasa sangat kesal.
Menchi : Besar juga keberanian kalian. Beraninya mengintip ke dalam kamar penguji pagi-pagi beginiiii!!! (marah)
Menchi membanting pintunya ke arah dinding dengan kasar sampai pintunya terbuka lebar. Leorio berkeringatan dingin dan mulai panik. Dia tidak tahu mau berkata apa.
Leorio : Ka-ka-kamu salah paham aaaa... (gugup)
Leorio mencoba menjelaskan, akan tetapi Menchi langsung membantahnya, dia tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari mulut Leorio. Dia langsung mengomel-omel.
Menchi : Apanya yang salah paham, hah?! Sudah jelas kamu itu berusaha untuk mengintip, ya kan?!
Menchi menatap marah ke arah Leorio dan Kurapika sambil mengarahkan pisaunya ke arah mereka. Kurapika berusaha mencoba membela dirinya.
Dilihatnya Menchi hanya salah paham dan marah kepada Leorio saat ini. Kurapika dengan cepat langsung menyelamatkan dirinya sendiri.
Kurapika : Eh, eh tidak, aku tidak bermaksud begitu.
Kurapika berpikir dengan cepat lalu mengelak dengan tenang.
Kurapika : Mana mungkin aku melakukan hal menjijikkan seperti mengintip.
Leorio yang mendengar perkataan Kurapika seperti mau mengkambing hitamkan dirinya langsung protes.
Leorio : Sepertinya kau ingin menyelamatkan dirimu sendiri ya?!
Menchi : Tidak usah banyak alasaaannn!!
Leorio dan Kurapika langsung kabur saat melihat Menchi sudah mengayunkan pisaunya. Menchi langsung mengejar mereka berdua.
Menchi : Jangan kabuuuur!!!
Leorio dan Kurapika berlari sekuat tenaga.
***************************************
Kembali di bagian Killua dan Lucia.
Anita : Akhirnya kau memperlihatkan sifatmu yang sebenarnya!
Killua tidak menjawab, dia hanya diam melihat ke arah Anita dengan tatapan yang menyeramkan. Pandangan matanya terlihat kosong dan aura disekitarnya juga menghitam.
Lucia hanya diam mendengarkan sambil bersandar di dinding. Anita menunjuk ke arah Killua.
Anita : Ternyata dugaanku benar. Kau adalah iblis yang telah membunuh ayahku!
Lucia : Pfft. Iblis? Lucu sekali. Hahaha..
Anita : Apa yang kau tertawakan, hah?!
Awalnya Lucia tidak ingin ikut campur. Tapi dia tidak tahan dengan tuduhan Anita ke Killua.
Lucia : Kau salah.
Anita : Salah?!
Lucia : Benar. Kan sudah kubilang sebelumnya, yang membunuh ayahmu itu adalah aku, bukannya oniichan.
Anita : Sebenarnya siapa kau?!
Lucia : Oh, aku belum memperkenalkan diriku ya? Perkenalkan, namaku Lucia Zoldyck (tersenyum licik)
Anita : (Zo-zoldyck katanya?!)
Lucia : Benar, aku ini dari keluarga Zoldyck dan yang selama ini kamu cari itu aku. Akulah iblis itu. Iblis yang telah membunuh ayahmu itu. Hahaha...
Lucia tertawa. Anita gemetaran, dia sangat marah dan juga takut. Dia tidak menyangka ada anggota Zoldyck lainnya di sini.
Info yang dia dapatkan dari seseorang, kalau ada seorang dari anggota keluarga Zoldyck yang telah membunuh ayahnya itu akan mengikuti ujian Hunter tahun ini. Dan dia bernama Killua.
Anita : (Itu tidak mungkin, info yang kudapatkan berserta fotonya jelas-jelas adalah Killua, tapi...)
Anita memerhatikan Lucia dan Killua, dia pun terkejut dan baru menyadarinya. Ternyata wajah Killua dan Lucia sangatlah mirip.
Lucia : Kenapa? Kita mirip, bukan? (tersenyum)
Anita : Diam!! Akan kubunuh kalian berdua untuk membalas dendam atas kematian ayahku! Bersiaplah!!
Anita mengeluarkan pisaunya.
Killua menatap tajam ke arah Anita tanpa ekspresi. Anita tidak suka dengan tatapan Killua.
Anita : Kubunuh kau!!
Killua : (Akan kukabulkan karena kau sangat mengharapkan kematian)
***************************************
Kembali di bagian Kurapika dan Leorio.
Leorio dan Kurapika akhirnya berhasil lolos dari kejaran Menchi yang mengamuk tadi. Sekarang Leorio berdiri memandang ke arah luar lewat jendela kaca besar.
Terlihat wajah tampannya itu menjadi babak belur karena dihajar oleh Menchi. Leorio menoleh melihat ke arah Kurapika. Dia pun mengeluh dengan kesal.
Leorio : Sial! Wajahku yang tampan ini jadi babak belur!
Kurapika : Bukannya tidak ada yang berbeda? Dari dulu juga mukamu sudah begitu, kan?
Leorio tersinggung mendengar perkataan Kurapika. Dilihatnya Kurapika baik-baik saja tanpa tergores sedikitpun. Dia pun langsung protes dan marah-marah sambil menunjuk-nunjuk ke arah Kurapika.
Leorio : APA KATAMU?! BERANINYA KAU!! KENAPA HANYA KAU SAJA YANG BISA LOLOS DARINYA DAN TERLIHAT BAIK-BAIK SAJA, HAH?! ITU CURANG NAMANYA! SUNGGUH TIDAK ADIL! GRRRRR...
Kurapika tanpa merasa bersalah, dia hanya terbengong-bengong melihat Leorio yang sedang marah-marah. Lalu dengan entengnya menjawab.
Kurapika : Mungkin... Karena penampilan?
Leorio semakin murka, lalu langsung mendekatkan wajahnya ke arah Kurapika.
Leorio : APA KATAMU?!
***************************************
Di bagian Gon.
Gon masih berusaha menangkap bola dari tangannya Netero.
Netero : (Oh, dia semakin gesit saja dan dia menambah kecepatannya lagi. Benar-benar anak yang tanggung!)
Netero melihat Gon melompat dan hendak mau menendangnya.
Netero : Oh kali ini menyerang dari atas?! (Sepertinya dia sudah berubah pikiran, dia tidak mengincar bolanya lagi)
Saat Gon mau menendang kepalanya Netero, Netero pun langsung menghindar dan Gon pun langsung mengubah taktiknya kembali. Dia langsung menggunakan kepalanya untuk menyerang perut Netero.
Netero : (Sekarang dia mau menyerang perutku?!)
Gon berhasil menghantam perut Netero yang sekeras besi itu dengan keras.
[BOOOOOOOM!]
Gon : A-aduh sakit!
Netero : Ugh..
Netero refleks dengan cepat langsung mundur sedikit ke belakang. Gon hendak menyerang lagi dengan kepalanya.
Gon : Sekali lagi!!
Netero panik dan kebingungan. Dia pun langsung berpikir keras. Gon berlari dan mulai melompat lagi.
Netero : (Jika kepalanya sekali lagi menyerang perutku lagi, tengkoraknya akan remuk. Tapi jika aku melemaskan perutku, aku yang akan terlempar. Bagaimana bagusnya ya? Hmm.. Aku lewati dia saja)
Netero melompati Gon dengan menggunakan tangan kanannya untuk menyentuh punggung Gon.
Gon pun langsung meluncur dan jidatnya menghantam ke arah dinding dengan keras.
[BOOOOOOOM!]
Netero langsung berbalik melihat ke arah Gon. Gon tergeletak di lantai beberapa menit dan dilihatnya tidak ada reaksi apapun dari Gon.
Netero : Hah, apa dia mati? (sedikit khawatir)
Gon tiba-tiba bergerak, dan dia pun langsung duduk dengan melipatkan kakinya lalu menyeringai dengan lebar. Jidatnya yang terbentur dengan keras pun menjadi memerah dan mulai membengkak.
Gon : Hehehe...
Netero sedikit tersentak dan kebingungan dengan reaksi Gon yang tiba-tiba tertawa cengar cengir itu.
Netero : Huh?
Gon : Barusan kau menggunakan tangan kananmu, kan? (menyeringai lebar)
Netero : Hah? (kaget) Hmm..
Netero tersentak kaget. Dia pun tersadar dan langsung mengangkat tangan kanannya ke atas dan melihat ke arah tangan kanannya itu, lalu terdiam sejenak dan kembali melihat ke arah Gon.
Netero : . . . .
Gon : Hehehe...
Senyuman Gon semakin melebar. Dia senang bukan main karena akhirnya dia berhasil membuat Netero kalah.
Gon : Horeeee!!! Aku menaanng!!! Yahoooo~
Netero terdiam, dia tidak bisa mengatakan apapun. Dia hanya melihat Gon kesenangan. Gon pun langsung tertidur terlentang dengan lelapnya. Terlihat dengan jelas senyuman puas yang terukir di wajahnya.
Netero : (Dia sungguh hebat)
Netero tersenyum puas, dia melihat Gon mendengkur sambil tersenyum lebar. Netero melihat ke arah jam dinding. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 04.21 pagi. Netero pun berjalan kepojokan dan menelepon ke bagian pilot.
Netero : Halo, pilot? Ini aku. Apa penerbangannya berjalan baik? Begitu, ya. Aku minta maaf soal ini...
Netero sekilas melihat ke arah Gon. Terlihat jidat di kepala Gon semakin membengkak. Netero pun tersenyum.
Netero : Bisakah kau menerbangkan pesawatnya sedikit lebih pelan?
-Bersambung-