"Karna..."
"Karna apa Baek?" Chanyeol terlihat putus asa.
"Karna aku sudah.." Jeda. "Sudah tidak tahan untuk tertawa melihat tampang semua manusia ini. BWAHAHAHAHAHAHAHAHA." Baekhyun terbahak-bahak dengan kerasnya. Memegangi perutnya yang terasa kram akibat tertawa.
"BWAHAHAHAHAHAHAHA kau benar. Mereka pikir kita benar-benar gay?" Ujar Chanyeol.
"Yang benar saja!" Kekeh Baekhyun.
Semua manusia yang ada di kelas ini termagu melihat mereka. Melongo tak percaya. Akting mereka benar-benar luar biasa!
"Apa lagi kepala biru itu. Ya ampun, mereka langsung membuat gosip tentang kita!" Chanyeol menunjuk Wendy dengan dagunya, angkuh.
"Mereka memang pembuat gosip luar biasa, hahahaha, ya ampun. Perut ku!" Baekhyun tetap terbahak. Menggeleng-gepengkan kepalanya.
"Jadi kalian tidak gay kan?" Jiyeon memastikan.
Chanyeol Baekhyun menggeleng. Merapikan tampilan mereka dan tersenyum lebar seperti biasa.
"Lalu? Maksud kalian apa?" Tanya Suzy. Tergambar jelas suatu kelegaan dimatanya.
"Persiapan untuk pengambilan nilai drama semester depan." Jawab Chanyeol santai.
Hening.
"Sialan!" Umpat Irene. Bergegas keluar dari kelas Suzy dengan memukul meja sebelumnya.
"Peduli ku?" Olok Baekhyun. Masa bodoh, marah atau tidak pun, tidak ada untungnya untuk Baekhyun.
"Akting kalian luar biasa!" Heboh Jiyeon seraya jingkrak-jingkrak tak karuan dan bertepuk tangan gembira.
"Aku bahkan belum memikirkan masalah drama itu." Gumam Suzy. Menggaruk tengkuknya heran dan menatap Chanyeol dengan tatapan anak anjing andalannya.
"Apa?" Chanyeol bergidik ngeri melihat tatapan Suzy. "Tatapan mu itu membawa bencana!" Angker Chanyeol.
"Ak-"
"Nona Bae! Besok jangan lupa karna kita akan belajar kelompok dirumah mu!" Baru saja Suzy akan menjawab perkataan Chanyeol. Suara teriakan Baekhyun menghalangi niatnya itu.
"Oh sialan!" Umpat Suzy. "Aku ingin sekali hari esok ditiadakan dan lansung berseluncar ke hari minggu!" Gumam Suzy. "Hari terkutuk!" Omelnya lagi.
"Berhenti mengoceh nona Bae!" Peringat Chanyeol. "Kuping ku sakit!" Dengusnya lagi.
"Datang saja! Kalian juga tak tau alamat baru ku!" Smirk gagal produk Suzy pun tertampang jelas di langit khatulistiwa. Ia baru ingat bahwa para sahabat idiot lagi tercintanya ini, tidak tau apa-apa soal ia dan orang tuanya yang pisah atap.
"Oh baik!" Sungut Baekhyun. Membuat smirk Suzy makin tercetak jelas. "Kau lihat saja!" Tantang Baekhyun. Mengeluarkan ponsel pintar miliknya dan menekan beberapa digit angka. Lalu, menempelkan benda itu ketelinganya.
"Oh halo mama Bae." Sapa Baekhyun ramah.
Sialan! Mama pasti membocorkan rahasia negara ku! Panik Suzy.
"Aku dan Chanyeol akan mengerjakan tugas kelompok di rumah Suzy. Mama tidak pindah rumahkan?" Tanya Baekhyun. Mengalihkan tatapannya pada Suzy yang terlihat risih tak jelas.
Oh mama ku tercinta! Ku mohon. Tutup mulut, ku moho~n. Suzy kembali membathin.
"Maksud mama dengan mama tidak pindah rumah, tapi Suzy apa ma?" Baekhyun mulai bingung. Setaunya Suzy tidak tinggal di apartement. Tapi kenapa kata-kata yang keluar dari mulut wanita yang sudah ia anggap ibunya ini, begitu ambigu saat mampir ke telinganya.
"Ada apa dengan wajah pucat mu Bae?" Tanya Chanyeol dengan wajah yang ia buat polos sepolos-polosnya.
"Diam kau menjengkelkan!" Desis Suzy.
"Suzy tidak memberi tau apa-apa ma." Bingung Baekhyun. Menatap Suzy dengan mata eyelinernya yang mendadak menjadi menakutkan.
"Kau berhutang penjelasan pada kami!" Ujar Baekhyun. Menunjuk Suzy dengan telunjuk kanannya dan mengarahkannya pada lehernya sendiri. Seolah-olah mengatakan bahwa 'mati kau', kira-kira begitu.
Mampus sudah. Bathin Suzy meringis ngeri. Save me! Jantungnya mulai berdebar kencang. Oh Jangan sampai.
"Tolong kirimkan alamat barunya ma." Pinta Baekhyun. Mengesampingkan ponselnya dan menatap Suzy seakan-akan gadis itu adalah daging segar di tengah gurun pasir.
"Jelaskan!" Tuntut Baekhyun. To the point dan menatap Suzy lekat.
"Huh?" Suzy pura-pura tak tau.
"Jelaskan!!!" Tuntut Baekhyun lagi.
**
Jiyeon menghela nafas lelah. Dua manusia yang berdiri di samping kiri dan kanannya ini ribut sedari tadi. Jiyeon merasa waktu pulang cepatnya terbuang sia-sia.
"Katakan pada ku jika kalian sudah selesai ribut. Aku ingin perg-"
"Sudah." Jawab V dan Kai bersamaan.
Jiyeon mengeryit heran. "Cepat sekali." Gumam Jiyeon.
"Kau!" Tunjuk V.
"Kau!" Tunjuk Kai.
"Kalian!" Geram Jiyeon.
Hening.
Baik Kai maupun V, mereka sama-sama melempar tatapan setajam yang mereka bisa. Tentunya tanpa sepengetahuan Jiyeon.
"Baik. Kita kerjakan di ru-"
"Rumah ku saja." Usul Kai.
"Jangan! Rumah ku saja!" Usul V.
Lagi. Jiyeon terdiam. Ia benar-benar sakit kepala.
"Besok dan juga lusa." Jeda. "Kerjakan di rumah k-"
"Ku!" Tegas V.
"Rumah KU!" Kai pantang kalah.
"Kau ini kenapa?" Sungut V. Habis sudah kesabarannya.
"Kau yang kenapa!" Kai mulai lagi.
"Kau yang mulai"
"Kau!"
"Kau!"
"Kau!"
"Kau!"
"Ka-"
"YAAAA!!!!" Amuk Jiyeon. Berdiri dari duduknya dan menenteng tas punggungnya.
"Besok. Dirumah ku. Jam 10!!!" Desis Jiyeon. Mendorong Kai dan V hingga hampir terjungkal dari duduknya. Berlalu dengan wajah tertekuk lucu.
"Anggota kelompok terkutuk!" Umpat Jiyeon. "Sialan!" Dengusnya lagi.
"Kelompok apanya?! Mereka hanya bertengkar dari tadi!" Dengusnya. Lagi.
**
"Ini semua gara-gara kau!" Desis Kai.
V membelalak. "Apa kata mu? Salah ku? Kau juga ikut andil sialan!" Amuk V. Yang benar saja.
"Jika kau mengalah maka tak akan seperti ini bodoh!" Kai mendengus keras. Berdiri dari duduknya dan berlalu entah kemana.
"Woi! Kau menyukai Jiyeon KU?!" Tanya V. Lebih seperti dengusan pada akhir kalimatnya.
Kai berhenti. Menoleh ke arah V sebentar. Dan kembali berlalu. Mengangkat bahunya cuek dan membiarkan V berteriak-teriak tak jelas.
**
"BAEKHYUUUUUUN. BANGUUUUN!!!" Teriak Chanyeol. Sudah dari tadi Chanyeol berteriak namun tak ada jawaban apa pun dari Baekhyun. "Dasar kerbau!" Dengus Chanyeol
"I can hear you." Saut Baekhyun.
"Like i care!" Balas Chanyeol. Berjalan menuju kamar mandi beserta handuk di bahunya.
"Telinga caplang!" Teriak Baekhyun.
"Kurcaci!" Balas Chanyeol.
"Kau cari masalah?!"
"Terserah mu saja pendek!" Dengus Chanyeol. "Tidak kah dia lelah berteriak setiap hari?" Gumm Chanyeol.
"Tidak!" Jawab Baekhyun.
"Telinga mu cukup berfungsi, menutupi kependekan mu!" Ujar Chanyeol.
"Kau manusia tersialan yang ku kenal!" Amuk Baekhyun.
"Sama-sama!" Balas Chanyeol sekenanya.
"Cepat lah aku juga mau mandi!" Teriak Baekhyun lagi.
"Masuk saja sini!" Tawar Chanyeol.
Hening.
"Bukan ide buruk." Ujar Baekhyun. "Buka pintunya!" Perintah Baekhyun seraya mengambil handuknya.
"Tidak ku kunci!" Dengus Chanyeol.
"Buka saja! Aku lelah!" Suruh Baekhyun.
"Sepupu sialan!" Umpat Chanyeol.
Setengah jam berlalu, mereka baru keluar dari kamar mandi. Itu pun masih dalam keadaan rib-
"Tutup pintunya caplang!" Suruh Baekhyun.
"Kau yang keluar terakhir pendek!" Jawab Chanyeol.
"Tutup pintunya! Kau yang buka!"
"Jika tak ku buka tak akan ada dari kita yang keluar dari kamar mandi!"
"Aku tak peduli!"
"Aku juga tidak!"
"TUTUP PINTUNYAAAAAAA!" Baekhyun berteriak.
"Dasar menstruasi!" Dengus Chanyeol.
"YA!!!"
"Apa kau sudah memakai pembalut?" Tanya Chanyeol.
"Brengsek!" Umpat Baekhyun saraya melempar kotak eyeliner tersayangnya. Dan, tepat! Mengenai jidat seksi Chanyeol.
"Awh, Baek!" Ringis Chanyeol.
"Rasakan!" Dengus Baekhyun.
**
"Apa benar ini rumahnya?" Heran Baekhyun.
Chanyeol meneliti selembar kertas di tangannya. Keningnya mengeryit heran. "Yang tertulis di sini ia." Jawab Chanyeol.
Mereka berdua ternganga. Rumah didepan mereka ini benar-benar luar biasa mewah. Luar biasa luas. Mereka ragu.
"Apa kita tak salah?"
"Tidak!"
"Kau yakin?"
"Ya."
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang satpam yang heran melihat mereka berdua hanya berdiri sedari tadi.
"Ah, apa benar ini alamat rumah ini?" Tanya Baekhyun setelah merebut selembar kertas dari tangan lebar Chanyeol.
"Ya. Ada apa?" Tanya Satpam tadi.
"Bisa bukakan gerbang? Kami ada tugas kelompok dengan Suzy." Ujar Baekhyun.
"Baiklah. Silahkan masuk."
Chanyeol Baekhyun lagi-lagi ternganga. Benar-benar luas.
"Ya ampun. Ini benar-benar luas." Kagum Baekhyun.
"Ayolah Baek. Jangan mengagumi sekarang. Cari Suzy dulu." Ujar Chanyeol.
Mendengus. Baekhyun menurut.
Tok. Tok. Tok.
"Permisi!" Teriak Baekhyun.
Tak ada jawaban.
"Permisi!" Kali ini Chanyeol.
Tak ada jawaban.
"Coba bersama ok!" Usul Chanyeol.
"Ok." Jawab Baekhyun.
"PERMIS-"
Ceklek.
Hening.
Chanyeol Baekhyun ternganga. Makin ternganga lagi saat ini.
"Apa kita salah alamat?" Tanya Baekhyun.
"Mungkin." Jawab Chanyeol.
"Ini mimpi." Baekhyun berujar lagi.
"Benar-benar mimpi!" Ralat Chanyeol.
"Kau?"
TBC
SEE U NEXT CHAP
HAVE A NICE DAY
THANK U
DNDYP