webnovel

Bab 1 Pertemuan

Ada pepatah lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati.

Hal ini tidak berlaku bagi seorang perempuan yang masih single dari lahir, ia bernama Lani. Ia bernama lengkap Alani Sukma.

Untuk Lani memilih lebih baik sakit hati karena seseorang dari pada harus seperti saat in. Sudah beberapa hari ini ia merasakan sakit di gigi bagian bawah. Yah, memang gigi bagian bawahnya sudah berlubang sejak lama.

Lani terlalu enggan untuk berobat, ia lebih memilih membeli obat di apotik langganannya. Terlebih Lani sangat tidak nyaman jika harus diperiksa dan sayang terhadap uangnya. Ia juga tak terlalu suka dengan rumah sakit, klinik atau apapun itu. Entah kenapa, mungkin efek tidak pernah sakit parah jadi ia tak pernah berada ditempat seperti itu.

Lani Pov

Sore ini, setelah pulang kantor ku sempatkan untuk ke klinik dokter gigi rekomendasi rekan kerjaku. Terlebih jarak antara kantor dan klinik ini tak terlalu jauh. Cukup 10 menit perjalanan aku sampai ke klinik ini.

Seusai mengambil nomer urut, tersisa dua pasien lagi yang harus aku tunggu. Sebenarnya sudah lama aku ingin ke dokter gigi. Namun bukan untuk memeriksa sakit gigi ku ini. Jauh dilubuk hatiku, aku ingin sekali merapikan gigi atasku yang sedikit maju. Yah, atau kalian kenal sebutan tongos. Beruntung aku diberi kepercayaan diri luar biasa oleh tuhan, selain itu juga dikelilingi orang orang baik yang mau berhubungan denganku tanpa mandang fisik. Beruntungnya aku.

“Nomor antrian 86”.

Nomer antrianku sudah dipanggil, aku bergegas masuk ke ruang pemeriksaan. Pintu ruangan itu terdapat papan nama dokter lengkap dengan gelarnya.

Saat ku memasuki ruangan bernuansa serba putih ini terdapat ibu dokter yang aku perkirakan seumuran dengan ibuku, mungkin mereka sepantaran. Dokter itu menyambutku dengan ucapan selamat sore dengan ramah.

Langsung saja ku menjelaskan apa yang menjadi alasanku berada disini. Beberapa kali dokter itu memberikan pertanyaan tentang kondisiku. Hingga terjadi konsultasi antara pasien dan dokter.

Beberapa menit pemeriksaan selesai, sayang sekali aku tak bisa cabut gigi hari ini. Hal ini dikarenakan dokter tidak disarankan mencabut gigi saat keadaan gigi sakit. Karena pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam pelaksanaanya tidak disertai rasa sakit atau trauma yang terjadi pada jaringan sekitar gigi itu. Ini akan membahayakan untuk sang pasien. Oleh karena itu hari ini aku hanya diberi obat untuk meringankan sakit gigi yang ku alami.

Selain itu aku juga berkonsultasi perihal perawatan untuk merapikan kondisi gigi atasku. Aku mengajukan begitu banyak pertanyaan perihal itu, beruntung dokter sabar menjawab dan menerangkanku perihal setiap tahap yang harus ku lakukan terlebih dahulu.

Setelah membayar dan mengambil obat yang sebelumnya dijelaskan oleh bagian apoteker disana, aku berjalan keluar klinik sambil memasukkan obat obat yang tadi telah diberikan.

Brukk

Obat yang tadi akan ku masukkan ke kantong tercecer dilantai. Beruntung setiap kapsul sudah dilindungi oleh wadahnya masing masing.

“Kalau jalan lihat depan mas, jangan sambil main hp” ucapku kesal, padahal akupun juga tak melihat arah depan hehehe

“Maaf mbak saya gak sengaja” ucap laki laki itu saat aku memunguti obat obatku.

Drrtt ..... Drtt.... Drtt .....

Bukan ponselku namun bunyi getar ponsel laki laki yang berada dihadapanku yang menandakan ada panggilan masuk.

“Halo..., iya bentar lagi gue kesana ini baru nyampe klinik” ucap laki laki itu sambil meninggalkanku tanpa membantuku sama sekali.

Kesel?

Iya aku sempat kesel karena dia tak membantuku.

Eh, kok aku jadi berharap dibantu, dih ogah ketemu kaya dia lagi batinku.

Saat perjalanan pulang, sambil menikmati angin sore dengan motor maticku aku meratapi nasibku yang sudah 22 tahun ini. Sungguh senang sudah bisa membiaya hidup sendiri, dan aku merasa bahagia saat mengetahui uang tabunganku yang memang aku persiapkan untuk perubahanku ternyata telah cukup.

Author Pov

Saat di klinik selain memeriksa gigi, Lani berkonsultasi tentang pemasangan behel. Ia merasa lega akhirnya keinginan terpendamnya memiliki gigi yang rapi akan terwujud.

Bohong bila ia selalu kuat melihat tatapan orang saat aku tertawa lepas. Hal itu yang paling sakit, dimana Lani tertawa lepas seperti orang orang dengan seluruh giginya terlihat disitulah orang lain yang melihatnya kadang memunculkan tatapan aneh yang membuat Lani tak nyaman.

Untuk ucapan verbal sudah Lani kerap dengar dari jaman ia sekolah. Namun Lani gunakan itu untuk lelucon agar ia tetap mendapat teman. Walau hatinya sakit, tapi ia masih bisa menyembunyikannya.

Dan kini ia memiliki kesempatan untuk dirinya dengan uang yang ia hasilkan sendiri tanpa harus meminta dari orangtuanya. Terimakasih tuhan atas semua yang kau berikan kepadaku saat ini, ucap Lani di batin dengan tersenyum menikmati suasana sore hari ini

Dilain tempat,

Seusai dari klinik ia bergegas ke tempat basecamp, saat dijalan tiba tiba ia teringat oleh sosok perempuan yang tadi ia tabrak di depan pintu klinik.

“Aish, kenapa tadi gue tinggal. Harusnya gue bantu dia dulu bego bego”ucapnya dalam hati menyesali perbuatan beberapa puluh menit yang lalu.

“Kenapa gue jadi kepikiran terus yah, udahlah lupakan” langsung bergegas memasukkan motor ke garasi basecamp ini

Saat memasukki basecamp ternyata anak anak sudah pada ngumpul, pantes dari tadi udah kaya diteror depkolektor

“Woy Pak dok baru dateng!!!” Ucap lantang laki laki yang bernama Saga menyapanya dengan hi-five

“Tumben lu paling awal datengnya bar” imbuh Andi meledek Akbar yang memang datang terakhir hari ini.

“Sialan lo” ucap Akbar memberikan hi five ke teman temannya.

“Udah siap semua?” tanya Akbar kepada kedua temannya Saga dan Andi.

“Udah tinggal nunggu Farel dateng, bentar lagi paling nyampe. Untung lo udah sampe duluan” jawab Andi.

Hari ini Akbar dan teman temannya memberi kejutan untuk Farel yang sedang ulang tahun. Mereka Akbar, Andi, Saga dan Farel sudah sahabatan dari bangku SMP hingga sekarang.

Kejutan yang direncanakan berhasil dan sukses. Farelpun juga harus pulang dengan keadaan basah kuyup akibat teman temannya. Beruntung ia dipinjamkan jaket untuk pulang yah walau celana dan sepatu dalam keadaan basah.

Akbar Pov

Pukul 22.30 aku sampai di apartmenku, langsung ku membersihkan diri dan bergegas untuk tidur karena besuk aku harus praktek seharian.

Saat ku mencoba memejamkan mata tiba tiba aku teringat suara kesal mbak mbak tadi.

“Huft kenapa sih gue, kok jadi bersalah gini” ucapku sendiri sambil bergelung didalam selimut menenggelamkan diri.

“Arghhh besuk kalau ketemu gue bakal minta maaf lagi dah. Eh tapi emang ketemu lagi yah.” Rasa salahku kepadanya semakin terasa. Hal ini membuatku susah tidur.

“Uwa..... Bodo amat gue harus tidur. Akbar tidur Akbar, besuk jangan sampe kena semprot kanjeng mami” ucapku sendiri dengan frustasi.

ตอนถัดไป