webnovel

Mate for Lady Alpha

Author: Kennie_Re
แฟนตาซี
Ongoing · 5.5K Views
  • 4 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Mungkinkah jika seorang keturunan werewolf justru mendapatkan jodoh dari keturunan lain? Bukan sesama werewolf maupun manusia, melainkan seorang vampire. Mirielle yang merupakan lady alpha—putri dari pimpinan kelompok werewolf, tak menyangka jika jodohnya bukanlah dari golongan werewolf maupun manusia biasa, melainkan justru dari keturunan vampire yang semestinya menjadi musuh bebuyutan mereka. Berusaha menahan gejolak perasaannya, baik Ashton maupun Mirielle pada akhirnya melampiaskan letupan yang lama mereka pendam. Dan bayi hybrid akan terlahir menyatukan dua kubu yang berbeda. Namun, kisah cinta rumit itu tak berjalan sesuai yang mereka inginkan. Seorang sahabat masa kecil Mirielle, justru akan menjadi sumber kekacauan besar di antara klan vampire dan pack werewolf. Akankah werewolf dan vampire pada akhirnya bisa bersatu?

Chapter 1Mysterious Girl and Curious Man

"Ayah, please, jangan bahas lagi masalah itu. Aku tidak ingin dijodohkan dengan siapa pun. Aku bukan anak kecil lagi, oke?" protes seorang gadis berusia dua puluh lima tahun yang baru saja mengadakan pesta hari jadinya. Semua berdatangan sebagai tamu, mulai manusia hingga anggota pack baik dari kelompoknya, juga kelompok lain.

Tatapannya kini tertuju pada pria paruh baya yang masih tampah gagah, seolah tak terkikis usia, kecuali rambutnya yang mulai kelabu.

Gerard yang sejak tadi tengah berkutat dengan lembaran di hadapannya, dengan terpaksa mengangkat wajah demi memandang wajah masam putrinya.

"Apa yang kurang dari Zac, Elle? Dia pria yang kuat dan tangguh, selain itu ia merupakan kandidat yang sesuai untuk memimpin pack kita, karena ayah tidak beruntung karena tidak memiliki seorang putra."

Gerard menjeda kalimatnya. "Lagi pula, ia sahabatmu sejak kecil. Bukankah akan lebih mudah jika menikahi sahabatmu sendiri, hm?"

"Itu lagi yang Ayah bicarakan. Aku bosan. Yang pasti aku akan mencari sendiri pasangan yang pas untukku, bukan pilihan Ayah, dan tentu saja bukan Zac."

Mirielle mengayun langkah keluar dari istananya, merebahkan bokong di depan kemudi dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tak ingin pulang malam ini. Sepertinya menghabiskan malam di kelab akan terasa menyenangkan baginya, dan setidaknya bisa menetralkan suasana hatinya.

Gadis itu melangkah tenang, memasuki Glory Club, kelab malam yang biasa ia datangi bersama kawanannya, jauh sebelum mereka terpecah menjadi dua kubu. Kini hubungannya dengan Jenna, salah satu dari pack yang memisahkan diri itu, mulai renggang. Tak pernah lagi mereka bertemu sekedar pergi ke kelab malam bersama, apalagi untuk hal lain yang lebih private.

Tak ada yang menyadari kehadirannya di sana, yang biasanya langsung disambut dengan segelas margarita. Namun, salah satu bartender yang juga merupakan seorang werewolf memberikan apa yang diinginkan oleh Mirielle. Segelas vodka tonic.

Gadis itu menghirup lalu menyesapnya sedikit. "Thanks, Jack, sungguh aku membutuhkan ini. You're the best"

Mirielle meneguk minuman di tangannya dengan tergesa. Seolah ada sekelompok vampire yang mengejarnya. Tidak, tidak. Bukan seperti itu, Mirielle memang terbiasa menenggak minuman beralkohol layaknya minuman biasa yang tidak memabukkan. Ia sudah terbiasa dengan itu. Tak ada satu pun minuman yang bisa membuatnya teler.

"Satu lagi, Jack!" pekiknya, yang langsung dipatuhi oleh bartender bernama Jack yang dengan cekatan segera membuatkan apa yang diminta gadis di hadapannya.

Minuman yang sudah tersedia, diletakkan di atas meja oleh Jack, tetapi sayang, belum sempat gadis itu meraih gelasnya, seseorang sudah lebih dulu merebut dan meneguk minuman tersebut.

"Hmm ... nikmat juga. Buatkan satu untukku yang seperti itu. Juga untuk nona ini," ucap pria itu seraya menyerahkan beberapa lembar uang pada Jack. Ia kemudian menoleh pada Mirielle. "All is on me."

Mirielle mendengkus. Dalam hatinya membatin betapa soknya pria itu. Meski memiliki kelebihan paras rupawan dengan rambut kecoklatan, rahang tegas, dan manik hazel menawan, tak akan bisa begitu mudah membuat Mirielle jatuh ke dalam pelukannya. Apalagi sampai menyilangkan kaki di pinggangnya.

"Kau hanya sendirian?" tanya pria itu, berusaha mengakrabkan diri. Sungguh, Mirielle tak tertarik pada pria itu, kecuali aroma tubuhnya yang sejak tadi mengusik konsentrasi Mirielle.

"Seperti yang kau lihat. Aku sendiri, dan tetap bersinar," jawab Mirielle, dengan gaya anggun dan penuh percaya diri. Namun begitu, ada dorongan aneh yang berkali-kali mendesaknya untuk menggeser duduk lebih dekat dengan pria di sampingnya.

Mirielle masih berusaha menahan diri. Ia sedang berada di ruang publik yang tak mungkin sembarangan melakukan berbagai hal sesuka hati, itu sungguh bukan gayanya.

Lagi pula, apa kata orang-orang jika tahu putri tunggal Alsen mempermalukan keluarga dengan melakukan tindakan mesum di ruang terbuka, ia tak ingin membayangkan itu.

"Siapa namamu? Aku Ashton. Kau bisa memanggilku Ash, kalau kau mau."

Mirielle menerima uluran tangan pria itu. "Mirielle. Kau bisa panggil Elle. Singkat dan jelas."

"Oke, Elle. Nama yang cantik, secantik orangnya." Pria itu berusaha melancarkan rayuan gombalnya pada Mirielle yang hanya menanggapi dengan tenang.

Hanya senyum simpul yang tidak terlalu lebar, ia berikan khusus untuk orang asing yang berlagak seolah sudah menjadi teman akrabnya malam ini. Tak apa. Hitung-hitung ia jadi punya teman untuk sekedar melupakan kekalutan hatinya hari ini.

Setidaknya ia bisa melupakan sejenak perihal perjodohan yang tak masuk akal itu. Bukankah usia Mirielle baru menginjak 25 tahun? Mengapa ayahnya begitu tergesa, seolah sekumpulan vampire akan menyerang jika ia tak memiliki keturunan.

Oke, berhenti membicarakan vampire atau menyebut bangsa mereka. Karena tak ada yang tahu, salah satu di antara tamu di kelab itu bisa saja seorang vampire. Meski makhluk itu menurut Eleanor—pengasuhnya—hanyalah makhluk mitologi, entah dari mana, tetap saja cukup membuat Mirielle cemas.

Bagaimana jika di kelab itu memang ada bangsa vampire yang datang, entah dengan tujuan apa?

Ia bisa tenang. Hanya saja dalam dirinya ada sesuatu yang sedari tadi membuatnya gelisah. Tubuhnya merasakan panas yang meletup-letup dan membuatnya tak nyaman. Aroma yang entah apa, tak henti menyeruak ke rongga hidungnya, membuat Mirielle makin tak jenak.

"Ada apa? Kau tampak tidak nyaman. Apakah kau—"

"Tunggu, Ash, apakah kau merasakan ruangan ini jadi makin panas?" tanya Mirielle yang mulai menggeliat gelisah, lalu melepaskan kancing teratas kemejanya. Ia mengibaskan tangan, tanda bahwa dirinya tak tahan dengan hawa kelab yang serasa layaknya ruang sauna.

Ashton menggeleng."Mungkin kau butuh minuman dingin. Atau mungkin—"

Mirielle tak tahan lagi. Ia menarik punggung leher Ashton mendekatkan wajah padanya, hingga membuat pria itu berdiri. Dengan tanpa permisi, Mirielle mendaratkan kecupan intens pada Ashton yang mulai ikut merasakan hawa panas dari tubuhnya.

Namun, pria itu tak mampu menolak. Ia membalas pagutan demi pagutan yang diberikan oleh Mirielle padanya. Hingga menyisakan engah yang tertahan sesaat. Dan di detik berikutnya, kilat keemasan tampak di manik Mirielle, membuat Ashton sesaat bertanya-tanya tentang apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan gadis itu.

"Haruskah kita bawa ini ke ruang private?" tanya Ashton, yang tampaknya mulai terpancing akibat hadiah dari Mirielle untuknya. Gadis itu mendengkus.

"In your dream, Ash. I'm still virgin, by the way. Selamat tinggal."

Mirielle memutar tubuh dan mengayun langkah menjauh dari kelab yang makin malam makin terasa hingar-bingarnya. Menyisakan Ashton dengan hasrat tertahan yang dengan terpaksa harus terjeda.

Matanya menatap punggung gadis menawan itu, semakin menjauh dan menghilang di gelap malam.

Ia ingin tahu, siapa sebenarnya Mirielle, gadis misterius yang sesaat membuatnya nyaris kehabisan napas. Ashton bahkan tak ingin berkedip sekejap pun. Tidak, hingga gadis itu benar-benar hilang dari pandangannya.

"Who are you, Mirielle?"

You May Also Like

Pangeran Yang Dikutuk

"Ayo pergi," kata sang pangeran. "Pergi kemana?" Emmelyn bertanya, tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Mars. "Ayo kita membuat bayi." SINOPSIS: Pangeran putra mahkota Kerajaan Draec dikutuk pada hari kelahirannya, bahwa ia tidak akan pernah bahagia. Lebih parahnya lagi, semua wanita yang menyentuhnya akan mati. Hal ini menjadi masalah sangat besar bagi keluarga raja karena pangeran tidak bisa mendapatkan istri untuk melahirkan keturunan penerus dinasti keluarganya, apalagi sang pangeran adalah anak tunggal. Hingga pada suatu ketika... seorang putri negara jajahan yang menyamar sebagai budak hendak membunuhnya, ternyata tidak mati setelah mereka bersentuhan. Emmelyn menyimpan dendam kepada pangeran putra mahkota yang telah membunuh keluarganya dalam perang dan menjajah negerinya. Ia bertekad hendak membunuh sang musuh. Apa daya, percobaan pembunuhannya gagal dan ia ditangkap. Namun, sang pangeran yang menyadari Emmelyn adalah satu-satunya harapan bagi keluarganya untuk memperoleh keturunan, membuat perjanjian dengan gadis itu. Ia baru akan dibebaskan dan negerinya tidak akan dijajah lagi, jika gadis itu berhasil memberinya tiga keturunan. Emmelyn setuju, tetapi, setiap hari di saat ia bersama pangeran, gadis itu selalu berusaha membunuhnya. Apakah Emmelyn akan berhasil membalaskan dendam keluarganya? Ataukah ia akan terjebak semakin dalam dengan sang musuh? *** "Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku," tukas laki-laki itu dengan nada setengah memerintah. "Eh...tunggu dulu," Emmelyn yang sudah tersadar dari kekagetannya buru-buru mengusap bibirnya dengan kasar seolah berusaha menghilangkan bekas bibir sang iblis dari bibirnya. "Aku tidak mau menjadi istrimu! Aku tidak mau menikah denganmu, hey pembunuh!!" Lelaki itu mengerutkan keningnya danmenatap Emmelyn dengan pandangan mencemooh. "Siapa bilang aku ingin menjadikanmu istri?"

Missrealitybites · แฟนตาซี
5.0
508 Chs

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · แฟนตาซี
4.9
421 Chs

Javanese Freislor

"Sadarlah, Breckson! Kau tidak akan bisa hidup bersamaku! Sekalipun aku mencintaimu, tapi aku tahu kedudukan kita berbeda!" pekik Freislor. "Aku tidak peduli itu, Freis!" Breckson menjawabnya dengan nada tinggi. Freislor, sosok perempuan yang memiliki tugas tersendiri untuk menemukan sosok Grendolfin, seorang dewi yang diutus ke bumi untuk mengadili suatu perkara. Ia bertemu dengan sosok Breckson, salah satu pemimpin Negara Zavrainz yang digadang-gadang menjadi pusat peradaban dunia. Pertemuan mereka diawali dengan kejadian tragis. Di mana Freislor merupakan salah satu kaum buangan dari beberapa negeri. Ia memperjuangkan para penduduknya untuk diberikan tempat tinggal di Negara Zavrainz sekalipun dia mendapat hinaan dan pembulian dari para warga. Beberapa tahun setelahnya, dia melanjutkan misi untuk mengalahkan Tuan Reos. Pada akhirnya, Breckson, Freislor dan Tuan Krapolis berkelana ke masa lalu, masa depan dan kematian untuk menemukan Grendolfin. Di sana, mereka mendapatkan beberapa pengetahuan baru mengenai Hasta Brata yang berasal dari kaum Jawa. Tak hanya itu, dia mendapatkan teka-teki baru yakni dengan permainan angka dan waktu yang terdiri dari satu, tiga dan juga lima. Hal itu diperjelas dengan sebuah puisi yang dibuat oleh ayahnya. Satu kali satu, aku berlari Dua kali satu, aku berputar Tiga kali dua, aku berhenti Tunggu dulu, sepertinya aku salah langkah Ku putar langkahku sebesar tiga puluh derajat ke kiri Ku dapati sebuah garis panjang yang mengarah ke suatu tempat Dihiasi cahaya bermandikan gemerlap bintang Aku dan kamu menjadi kita Selama perjalan, mereka juga mendapatkan kunci untuk mengalahkan Tuan Reos dari adanya petunjuk Serat Joyoboyo. Tak hanya itu, dia juga menemukan jati dirinya sebagai pemimpin di sebuah negeri. Breckson akhirnya sempat menyatakan cinta kepada Freislor. Namun, kisah cinta itu berubah setelah bertemu dengan Poresa. Ditambah lagi, beberapa kitab kuno menyebutkan bahwa hidup Freislor hanya sebatas hitungan angka dan waktu. Lantas, bagaimanakah dengan misi mereka? Akankah mereka berhasil membunuh Tuan Reos? Bagaimana dengan kisah cinta Freislor? Siapa yang akan dia pilih?

Rainzanov_words · แฟนตาซี
5.0
351 Chs

SUPPORT