"Lagian semua orang berhak punya masa lalu kan? Berhak buat bahagia di waktu tertentu dengan orang tertentu yang menurutnya baik saat itu" Ucap Rezka. "Perihal sampai kapan mereka bahagia, itu keputusan mereka saat kenyataan mengkoyak keadaan untuk memaksa berpisah. Bisa atau engga mereka saling mempertahankan" Lanjut Rezka dengan tatap yang hanya menuju pada langit yang begitu biru, sembari duduk santai tanpa melirik sedikitpun kepada Daniel yang tepat duduk di sebelahnya. Daniel menoleh mendengar pernyataan tadi, menatap Rezka yang masih dengan tatapannya yang tertuju pada langit. Dari patah hati yang akan terjadi dalam sebuah hubungan itu adalah pasti, baik terjadi karna pertengkaran, salah paham, bahkan perselingkuhan. Selanjutnya, berpisah atau tidaak itu adalah pilihan, siapkah untuk memperbaiki yang ada atau memilih istirahat dan berpisah untuk tidak kembali terluka. Kita tidak bisa menyalahkan siapa yang membuat kesalahan, tidak bisa menyalahkan siapa yang meninggalkan, menyalahkan siapa yang memberikan luka, sebab kita tetap ada dalam posisi salah karna kita telah mengambil keputusan untuk berani memberikan perasaan, dan itu adalah keputusan sejak awal yang pasti memiliki konsekuensi. . . . "Cinta itu hidup, kaya kita ini. Dia bergerak, dia bisa egois, dia bisa jujur, dia bisa bohong, dia bisa ikhlas, dan dia bisa berjuang" "Gue mau cinta gue saat ini mulai bergerak, meski gue tau sulit banget buat lupain Rima. Tapi sekarang gue lagi ngajarin Cinta gue buat ga egois yang harus terus memiliki apa yang dia mau, gue mau ikhlas, gue mau akhirnya cinta gue bisa jujur ke Rezka, gue mau merjuangin dia" Lanjut Daniel