webnovel

29

"Bentar !" Citra menahan tangan Irham saat lelaki itu hendak membuka pintu mobil, mereka masih berada di parkiran hotel tempat resepsi Arkan berlangsung. Baru saja sampai.

"Apa Cinta?" tanya Irham bingung. Pipi Citra sontak memanas mendengar kata manis dari pacarnya itu. Duh, Mas Badboy nya biasa aja.

"Pokoknya nanti, Kakak nggak boleh jauh-jauh dari Citra, aku mau ngekor kemana kakak pergi pokoknya." Kata Citra pada Irham. Tukang bengkel tampan itu terkekeh pelan lalu mengusap kepala Citra yang tertutup oleh hijab. "Iya, iya. Siap Nyonya."

"Dan nggak boleh genit sama cewek lain." Kata Citra galak.

"Kalau ada cewek secantik kamu di samping aku, cewek lain udah nggak ada arti apa-apa lagi." Gombal Irham membuat Citra melayang. Siapa sih nggak suka dipuji-puji oleh pacarnya. "Genit aku Cuma kamu kok." Tambah Irham sambil mencubit gemas dagu Citra.

"OK."

"Hayu lah."

Berjalan bergandengan tangan sesuai dengan permintaan sang kekasih, Irham dibuat senang bukan kepalang. Ini yang Ia suka, saat pacarnya bermanja-manja pada nya.

Sebelum masuk ke ballroom hotel, Irham mencari keberadaan saudara sepupunya dulu. Biasanya mereka akan berkumpul disatu spot. Tamu-tamu sudah banyak yang hadir, keluarga besarnya dari Malaysia, Semarang, Medan dan beberapa dari luar negari sudah berkumpul semua di hotel.

"Itu Kang Ares bukan sih?" tunjuk Citra pada seorang lelaki yang kini menggunakan kemeja batik panjang lengan berwarna hijau lumut.

"Ah iya, yuk kesana."

Irham melangkahkan kaki menuju sepupu nya berada, ada sofa besar disitu yang diisi penuh oleh para sepupu lelaki Irham. Hanya ada Syifa yang duduk di bahu sofa dan bergelayutan manja dengan Zendra, kekasih nya.

"Kak Citraaaa !" sapa Syifa riang saat menyadari siapa yang datang mendekat lalu menyapa nya dengan cupika-cupiki. "Cantik banget sih." Pujinya.

"Kamu juga cantik, Syifa. Masya Allah." Balas Citra tulus. Mata Syifa langsung berbinar saat mata menangkap batik couple yang digunakan Citra dan Irham. Baju kemeja yang Irham gunakan punya motif yang sama dengan rok bawahan milik Citra.

"Acieee… batik couple nih !" goda Syifa pada Citra dan Irham.

Irham memutar matanya malas pada Syifa, "Iri lo kan? Lo malah couple baju sama Mak Ngah, bukan sama Zendra !" balas Irham mengejek Syifa. Mak Ngah adalah ibunya Syifa dan Arkan. Suara gelak tawa memenuhi ruangan dilanjuti dengan mem-bully adik perempuan satu-satunya mereka. Syifa mempautkan bibirnya sebal lalu kembali duduk di bahu sofa dan meminta Zendra membela nya.

Hati Citra terasa hangat melihat kedekatan persaudaraan mereka, andai Ia juga demikian dengan sepupunya yang lain, akrab dan hangat.

Jack bangun dari sofa dan mempersilahkan Citra untuk duduk, such a gentleman. "Duduk sini, Kak." Kata Jack.

"Thank you." Ucap Citra sambil tersenyum lebar. Irham menggeleng tak suka lalu menyentil kepala belakang Jack, "Jangan genit lo sama cewek gue." Peringat Irham galak pada Jack yang notabe nya adalah penjahat wanita, player.

"Ih apaan, enggak loh mas." elak Jack.

"Eleuh-eleuh, Posesip amat." Ejek Kang Ares pada Irham. Suara cekikikan kembali terdengar setelah nya, mereka memang rentan melempar ejekan satu sama lain.

Pipi Irham sontak merona dan tersenyum malu, Ia jadi posesif itu kan wajar. Tapi nggak wajar kalau digodain sama saudara-saudaranya, itu akan menyebalkan.

Irham duduk dibahu Sofa sebelahan dengan Citra, "Nggak apa-apa kan disini?" Irham hanya ingin memastikan kekasihnya merasa nyaman bergabung dengan para sepupunya, mereka ribut dan suka saling menggoda. Apalagi kalau datang bersama pasangan.

Citra melayangkan senyum lebar yang menghangatkan hati Irham, "No, I love being here." Sahutnya mantap. "Makasih, Citra suka disini. Lebih nyaman dibandingkan dengan keluarga sendiri."

"Nice." Irham membalas senyum Citra dan mengecup pucuk kepala gadisnya itu.

Sekilas dalam ingatan nya, Ia jadi ingat pembicaraan nya dengan Firda di salon rambut beberapa hari yang lalu. Ternyata, hanya mulutnya yang menginginkan Bella. Jauh di dalam lubuk hatinya, hanya ada Citra. Bahkan pikiran nya kini sudah dipenuhi oleh gadis itu. Mungkin satu-satu nya hal membuat Irham menginginkan Bella hanya karena menikah. Ia punya obsess sendiri untuk menikah. Namun, sejauh ini menjalani hari-hari dengan proses pacaran dengan Citra sangat menyenangkan.

Benar kata Citra, mereka masih butuh banyak waktu untuk saling mengenal lagi. Hubungan mereka bru berjalan beberapa bulan saja dan itu tentu tidak cukup bagi keduanya. Tidak perlu terlalu obsess dan buru-buru. Ia masih bisa menunggu kok.

"Masya Allah." Pekik Cindy heboh dari jauh saat matanya menangkap sosok Citra yang duduk di sofa bersama anak-anaknya. "Citra, anak Ibu. Kangen ih." Sapanya.

Citra tersenyum lebar dan buru-buru bangun untuk memeluk Cindy, Ibu kekasihnya. Wanita setengah abad yang masih cantik walau tertelan masa, "Tante, apa kabar? Lama nggak ketemu. Kangen tante deh."

"Kabar baik dong. Kangen banget." Kata Cindy riang, lalu mengecup kedua pipi Citra serta keningnya, bagai anak sendiri. "Maaass !" alih Cindy pada anak sulungnya lalu mencubit paha nya pelan, "Kamu jarang banget ngajak anak perempuan Ibu ke rumah, Ibu kangen tau."

"Astaghfirullah, Citra sibuk kalik Bu, lagian Ibu juga sering nggak dirumah." Elak Irham saat sang Ibu mulai memborbardir nya dengan tuduhan.

"Alasan aja kamu !" kata nya galak lalu mengandeng tangan Citra untuk duduk di sofa yang kini telah dikosong kan oleh Irsyad dan Jack tadi.

"Gimana nak sekarang, ujian STR nya sudah selesai?"

"Alhamdulillah, tante. Sekarang udah dapat STR nya juga." Sahut Citra.

"Masya Allah anak Ibu, panggil Ibu aja ya. Jangan tante lagi." Pinta Cindy ramah, "Selamat ya, I'm happy for you my daughter."

"M-makasih, Ibu." Mata Citra tiba saja berkabut saat mengatakan hal itu. selalu saja, Ibu kekasihnya memperlakukan nya dengan baik, bak anak sendiri. Membuatnya terharu banget. Citra tidak niat membanding-bandingkan Anyak dengan Ibu nya Irham, namun saat orang yang bahakn tidak punya hubungan apapun dengan nya begitu baik dan menerimanya lapang dada, Ia sangat berterimakasih.

Ikram –Irham's father- datang dari arah ballroom hotel dan memberi aba-aba kepada mereka semua bahwa acara segera dimulai.

Citra kembali bersama Irham dan memeluk lengan lelaki itu erat, "Kak, thank you." Kata Citra berbisik di telinga Irham, Ia tidak akan bosan mengucapkan terimakasih pada mas Pacar nya itu. Irham dan keluarga nya selalu memperlakukan nya dengan baik dan begitu menghargainya. Ia terharu.

"Semoga tahun depan, kita yang ada disana !" tunjuk Citra pada kursi pengantin yang ada di panggung. "Jangan tahun depan deh, akhir tahun ini yuk?"

Irham menghentikan langkahnya dan memandang Citra tak percaya, "Baaabee. . ."

"Love you Kak." Sekali lagi Citra berbisik ditelinga Irham dan reaksi lelaki itu sangat berlebihan.

"Love you more Miss Dentist." Memeluknya erat bahkan di kawanan ramai dipenuhi lautan manusia. Ia terlampau bahagia.

[****]