webnovel

LELAKI PILIHAN

Author: Syafaa Dewi
ชีวิตในเมือง
Ongoing · 29.2K Views
  • 12 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Tentang rasa yang belum pernah ada, perjodohan secara paksa, dan pernikahan dengan segudang asa. Setelah menikah, Shakira Azzahra harus menahan problema yang terus menghantam keluarga kecilnya. Penyakit emosional yang diidap ayahnya, kesalahpahaman yang terjadi di masa lalu antar orang tua, serta pihak ketiga yang berusaha memutus "kita", menginginkannya untuk mengakhiri pernikahan tanpa jera. Keteguhan suami -Rizky Syarif- dalam berjuang mempertahankan dan memperbaiki segala sesuatu yang mulai retak, membuat semua masalah hilang jejak. Agama yang kuat, iman yang sempurna, kepercayaan yang kokoh, menghadirkan cinta di atas cinta dengan begitu indah nan merekah. Laksana rembulan yang memancarkan sinarnya dan melati dengan semerbak harumnya. Seorang lelaki pilihan yang benar-benar Allah kirimkan menjadi pendamping hidup sempurna bagi Shakira Azzahra yang masih mencari makna dari cinta sejati, lagi suci murni. Kini, karenanya, badai kian berlalu, pelangi akan hadir, luka telah sembuh, dan masalah sudah berakhir. Namun, ketika mentari hendak tergelincir, langit yang cerah pun kembali tertutup awan gelap karena goresan takdir. Sang Lelaki Pilihan telah berhasil menyelesaikan tugas sampai akhir.

Chapter 1[1] ANCAMAN

Kota...

Clubbing...

Drugs....

Alkohol...

Fashion...

Mungkin kata-kata itu yang terlintas di dalam pikiran jika melihat sekumpulan remaja campur baur, berpakaian tak senonoh, dan beberapa botol minuman keras bertebaran di tiap sudut kota.

Siapa sangka anak perempuan satu-satunya Gunawan Wijaya –seorang pengusaha kaya raya– terlibat di dalamnya?

Bukankah mereka yang orang tuanya berpenghasilan di atas minimum menekankan pendidikan tinggi bagi anak-anaknya? Kesejahteraan serta karier yang bagus untuk anak-anaknya?

Namun, berbeda dengan Shakira Azzahra. Remaja yang tidak peduli dengan semua impian dan masa depan. Hura-hura, senang-senang, hanya itu yang menjadi kebiasaannya setiap hari.

"Halo.. Halo.. Ca, Lo dimana? Cepetannnn.. Keburu Bokap gue pulang..."

"Oke. Lo tunggu di tempat biasa gue jemput. Satu perempatan lagi gue sampai di rumah lo."

"Oke."

Ya. Tentu saja diam-diam. Pergi diam-diam pulang pun demikian. Orang tua mana yang mau anaknya terjerumus ke arah yang salah?

***

Jam menunjukkan pukul 09:00.

"Bi, Kira mana? Belum bangun?" Tanya Gunawan kepada Bi Iyem, asisten rumah tangganya.

"Sepertinya belum, Tuan. Karena tadi malam Non Kira pulangnya jam.... " Bi Iyem segera menutup mulutnya.

Hampir aku keceplosan. Kalau tidak... Bisa habis aku dimarahi Non Kira. Pikirnya.

"Apa? Jam berapa lagi anak itu pulang? Malam lagi?!" Kali ini volume suara Gunawan meningkat.

"I.. I.. Iya, Tuan. Tadi malam Non Kira pulang malam lagi." Ia menunduk takut.

"Tidak bisa dibiarkan!" Gunawan segera beranjak dari meja makan, membawa segelas air menuju kamar Kira.

Sesampainya di depan pintu kamar putrinya, ia menghela nafas sejenak, "Kira.. Sayang... Bangun.. Sudah siang.." Suara lembut Gunawan tak direspon Kira yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Ia pun langsung masuk ke kamar Kira sembari mengeraskan volume suaranya, "Kira! Bangun! Sudah jam berapa ini?! Kuliahhhh!!! Kira!!! Sha-ki-ra!!!"

Suara keras papanya membuat Kira berontak. "Apasih, Pa... Masih shubuh juga. Jangan bising ah... Ra mau tidur..." Jawabnya malas.

"Apa?!" Gunawan menyiram Kira dengan air yang dibawanya sedari tadi.

BYUUURRR!!!!

Refleks, Kira langsung terbangun. "Pa! Apaan sih! Basah semua, nih! Apa Papa tidak bisa baik sedikit sama Kira? Kira lelah lho, Pa..." Ia bangkit dan duduk di samping tempat tidurnya, berbicara dengan mata yang masih tertutup.

"Lelah? Lelah ngapain kamu?"

"Lelah pacaran. Clubbing. Karaoke." Jawabnya santai dan ia langsung menutup mulutnya. "Ups. Hehehe...

Gunawan mencoba menahan emosinya, "Sekarang kamu mandi, sarapan, dan pergi kuliah. Kamu sudah semester akhir, jangan main-main. Kalau kamu gagal harus ngulang lagi tahun depan. Tidak malu?!"

"Malu? Kenapa harus malu? Gelar mahasiswa abadi itu kan keren..."

"Astaga..."

"Papa gak kerja?"

"Bos mah bebas..." Seolah bergaya, Gunawan menyisir rambutnya dengan jari. "Sudah. Cepat. Papa tunggu di meja makan. Ada yang mau Papa omongin."

Laki-laki paruh baya itu memang tidak bisa terlalu keras pada Kira. Rasa sayang yang teramat besar dan wajah yang mirip almarhumah istrinya, membuatnya tak bisa berlaku kasar pada putrinya itu. Namun, bukan berarti ia tidak bisa tegas. Jika suatu perbuatan sudah melampaui batas, ia tak segan-segan melakukan tindakan yang tidak pernah diduga sebelumnya.

___

Satu jam kemudian....

Kira muncul dengan kaos hitam dibalut kemeja kotak-kotak berwarna merah maroon, celana jeans dengan robekan di lutut, serta sepatu boot dari kulit impor menghiasi tubuhnya.

Sontak saja Gunawan terkejut lagi dan lagi karena setiap hari ia harus melihat pemandangan semacam itu, bukan malah terbiasa. Ia justru risih. "Ra, Tidak ada baju lain? Kamu cewe atau cowo? Masa pakai baju begituan. Mau jadi preman pasar atau mahasiswi? Ganti sana." Pintanya.

"Ya ampun, Pa. Udahlaaah ini style zaman now. Biasa aja kali." Kira menaikkan satu kakinya ke kursi sembari mengoles roti dengan selai dan bersiap menyantap.

Gunawan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian, "Ra, Papa mau tanya. Kamu jawab jujur. Tadi malam pulang jam berapa?"

"Dua."

"Pergi sama siapa?"

"Pacar. Teman-teman juga."

"Suruh mereka semua ketemu Papa nanti malam."

Kira yang sedang mengunyah roti terhenti karena permintaan aneh yang keluar dari mulut papanya. "Ha? Ngapain?"

"Jangan membantah. Lakuin apa yang Papa suruh. Kalau tidak...."

"Ya.. Ya.. Ya... Harta warisan tidak akan jatuh ke tangan Kira." Ia berlagak seperti nyonya-nyonya besar.

"Bagus."

Gunawan melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 09:00. "Papa berangkat, sekretaris Papa barusan telpon ada rapat penting di kantor. Kamu kuliah. Jangan bolos. Wassalamu'alaikum."

"Iya."

"Jawab salam itu hukumnya wajib, Ra."

"Iya iya... Wa'alaikumussalam."

***

Di sebuah kampus ternama di Jakarta...

"Hai, Girlsss..." Sapa Dara kepada Caca, Luna, dan Pika ketika berjumpa di parkiran kampus.

"Kira mana? Tumben jam segini belum kelihatan?" Luna bertanya-tanya sembari memutar bola matanya melihat sekitar, mencari sosok perempuan berambut ikal terurai itu.

"Nah... Tuh dia orangnya." Tunjuk Caca.

"Hai..." Kira datang dengan wajah lesu.

"Lo kenapa, Ra?" Pika heran. Tidak biasanya ia melihat Kira seperti itu.

"Yaaa... Biasalaaah... Kena marah bokap lagi."

"Hahaha.. Kali ini apa permintaan bokap lo buat nebus kesalahan itu?" Luna berdecak dengan gaya songongnya mengejek Kira.

"Lo semua."

"Ha?! Ngapain?" Mereka menjawab serentak.

"Ntah. Gak tahu gue. Lo semua termasuk Ivan –kakak Caca, pacar Kira– disuruh ke rumah gue malam ini. Kalau lo semua gak datang, gak tahu lah gue gimana jadinya." Kata Kira dengan nada mengancam.

"Ck! Gila lo, Ra." Caca berdecak. "Kakak gue kena juga?"

"Ya iyalah... Tadi malam kan kita semua clubbing. Ga ingat? Ha???... Udahlah gue mau ke kantin." Kira pergi meninggalkan teman-temannya yang masih diliputi rasa gelisah.

"Mampus. Mau diapain kita ntar malam?" Tanya Pika pasrah. Sedangkan Caca, Dara, dan Luna hanya terdiam berpikir.

___

Universitas tempat Kira kuliah adalah perguruan tinggi terbaik di Jakarta. Rata-rata mahasiswanya berasal dari keluarga terpandang. Fashion, party, clubbing, adalah pembahasan yang tiada akhir bagi mahasiswa perempuan di sana. Tak jarang, sekalipun mereka pada mulanya bersikap baik, lama-kelamaan juga akan terbawa arus gemerlapnya ibu kota.

...

Jam menunjukkan pukul 13:00. Kuliah selesai.

"Girls, gue pulang duluan ya, ngantuk. Jangan lupa ke rumah gue malam ini." Sahut Kira.

"Iya. Bawel lo." Luna berdecak.

Saat berjalan di sepanjang koridor kampus sembari mengunyah permen karet, tiba-tiba ponsel Kira berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Ivan.

Beb, nanti malam seperti biasa, kan? Ketemu di best camp, ya...

Melihat pesan itu, Kira langsung menelponnya. "Haloooo bebebcuuuu... Nanti malam aku ga bisa nih. Aku lupa ngabarin kamu kalau kamu sama yang lain disuruh ke rumah malam ini sama Papa karena kemarin aku ketahuan pulang telat."

"Kok bisa sih? Ada hal penting apa sampai harus ngelibatin kami semua?"

"Gak tahu... Udah... Datang aja ya nanti malam."

"Oke."

"Aku mau pulang dulu, Beb, lelah."

"Iya.. Hati-hati ya, Sayang... Mau aku jemput, gak?"

"Gak usah.. Aku bawa mobil kok."

"Oke, Beeeebbb.. Luv yuuuu"

TIT TIT TIT...

...

Di perjalanan...

Apa yang akan Papa lakukan nanti malam?

Akan ada konflik apa lagi?

Tiba-tiba...

GUBRAK!!!

Karena melamun selama di perjalanan, Kira tidak sengaja menabrak seorang pedagang putu karena kantuk berat yang dirasakannya. Namun, karena sifatnya yang tidak mau disalahkan dan ingin menang sendiri, ia bukannya bertanggung jawab, tapi justru marah-marah pada pedagang tersebut.

"Mas punya mata, gak? Lihat, nih... Kan mobil gue jadi kotor. Bersihin, gih!" Katanya, kesal.

Pedagang itu hanya mengucap istighfar, menunduk, kemudian pergi tanpa sepatah kata pun setelah melihat penampilan Kira.

"Dasar orang aneh." Ia masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan.

***

Malam itu penuh dengan tanda tanya yang muncul di kepala Gunawan. Setelah sholat isya dan makan malam, ia menghampiri Kira yang sedang asyik nonton TV sembari menaikkan satu kakinya.

"Ra, teman-teman kamu kapan datang?"

"Sebentar lagi juga datang, Pa. Sabar, dong." Pandangan Kira tidak lepas dari TV dan setoples cemilan di tangannya.

TING NUNG!!! TING NUNG!!!

"Nah.. Tuh mereka sudah datang. Bukain gih, Pa."

"Kira??!!!"

"Hehe... Sebentar." Kira pergi membukakan pintu.

DEG!

Ia terkejut pada orang yang ada di depannya.

Untuk apa dia ke sini? Tahu alamat gue dari mana? Batinnya.

You May Also Like

Presiden: Anda Adalah Ayah Dari Triplet Saya

"M... Marissa! Apakah mereka anak-anakku?" Mata Rafael tak berpaling dari wajah anak-anak yang menggemaskan itu. "Tidak, Rafael. Mereka bukan," Marissa berkata dengan senyum palsu, "Mereka bukan milikmu. Ingat?" dia berkedip dengan dramatis, "Kita tidak pernah menikah!" Kakak perempuan Marissa Aaron yang lebih tua, Valerie Aaron, meninggalkan pacarnya yang buta di hari pernikahannya dan kabur. Untuk menyelamatkan muka, keluarga Merissa memohon kepadanya untuk menikah dengan Raphael Sinclair. Ironisnya? Dia tidak diperbolehkan memberitahu suaminya yang buta bahwa dia bukan Valerie melainkan Marissa Aaron. Pada hari operasi mata Raphael yang berhasil, Marissa mengetahui bahwa Valerie telah kembali untuk mengambil tempatnya yang seharusnya sebagai menantu perempuan keluarga Sinclaire. Marissa mencoba menjelaskan kepada suaminya bahwa dialah yang menikah dengannya, tetapi dia tidak percaya. Alih-alih meyakinkan lebih lanjut, Marissa yang patah hati memutuskan untuk meninggalkan kota tanpa memberitahunya rahasianya. Raphael Sinclair adalah definisi klasik dari sangat tampan dan adalah satu-satunya pewaris grup industri Sinclair. Apa yang akan dia lakukan ketika dia mengetahui bahwa selama ini wanita yang menawarkan padanya, cinta dan tubuhnya bukanlah Valerie melainkan adik perempuannya Marissa Aaron? Bagaimana reaksinya ketika dia mengetahui bahwa dia adalah ayah dari bayi-bayi yang Marissa kandung di rahimnya? Akankah dia mengejar Marissa dan memenangkan hatinya kembali? Dan pertanyaan senilai jutaan dollar! Akankah Marissa bisa memaafkannya dan mencintainya lagi? ```

JessicaKaye911 · ชีวิตในเมือง
4.7
513 Chs

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa. Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir: "Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja." "Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja." "Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?" Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?" *** Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga: "Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?" Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing." Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Mr. Yan · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
827 Chs

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
600 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT