webnovel

19. Kejutan dan Selamat

Sekarang mandi lalu kita keruang makan, soalnya aku kayak dengar suara ramai gitu disana, walaupun tertutup suara hujan masih bisa kedengaran kok

'masa depan adalah rahasia'

Kini aku berjalan menuju ruang makan, dengan keadaan tubuhku yang sudah bersih dan segar sehabis mandi, mengenakan baju piyama tidur bermotif melangkahkan kaki ini. Tapi lampu ruangan nya kok gelap yah bukanya tadi bunda suruh cepat cepat untuk makan malam yah, ini mereka semua belum pada keluar kamar kah, tapi tadi suara ramai tadi apa, aku sampai pada depan ruang makan yang mana saat ini kondisinya terlihat gelap tapi aku bisa melihat ada beberapa makanan dimeja itu, aku melangkahkan satu kaki ku masuk dalam ruang makan, dan tiba tiba "kejutan!!!!!, selamat ulang tahun Kaka Lian" lampu menyala lalu menampakkan seluruh orang orang panti tengah mengejutkan aku dengan kejutan ini.

Aku terdiam sementara memahami situasi, karena tadi aku memang sempat sedikit terkejut.

"Ahh kalian, bikin Kaka terkejut saja"

ucapku yang sudah sedikit paham dengan situasinya, ah mereka ini bagaimana ini semuanya memberikan aku kejutan seperti ini, lihat anak anak panti sekarang mengelilingi aku dan memeluk kedua kakiku, aku mulai berjongkok menyamakan ketinggian dengan mereka lalu memeluk mereka semua, ahh hangat sekali perasaan ku, "Lian, ini dia" perkataan bunda membuat kepalaku melihat kepada dirinya ternyata bunda tengah memegang sebuah kue ulang tahun yang bertuliskan nama ku beserta umurku disana, tak lama bunda mulai menyanyikan lagu tiup lilin untukku, yang diikuti oleh semua anak-anak.

'tiup lilin nya, tiup lilin nya' begitulah mereka menyanyikan lagu kepadaku bunda menghampiri aku merendahkan sedikit kue itu agar aku bisa dengan mudah meniupnya, aku sedikit terharu terhadap perlakuan mereka padaku, kan aku padahal nggak minta untuk dirayain tapi ini bunda bahkan rela beli sebuah kue hanya untukku dan yang lainnya juga mau ikut merayakan nya.

Aku menutup mata lalu berdoa sebelum meniupkan lilin kue ini, aku harap kita semua bisa sehat selalu dan hidup bersama sama selamanya, Amin.

fuuuuuuff, aku membuka mata lalu meniup api pada lilin itu hingga padam, dan yang tersisa hanya sebuah asap kecil, semua orang yang ada di ruang ini berseru riang setelah aku meniupkan lilin tersebut, mereka semua mengucapkan selamat ulang tahun padaku.

"Kaka ayo, Ina udah lapar"

ucap salah satu anak yang tadi mengelilingi Lian karena ucapannya pun lah semua orang lalu tertawa dan kita semua segera mengambil tempat dimeja makan,

karena ini adalah ulang tahun ku bunda menyuruh ku untuk memotong kuenya dan membagikan nya pada yang lain.

Aku dengan senang hati melakukan itu aku potong satu bagian kue yang pertama lalu kuberikan pada bunda karena bunda lah orang paling kusayangi.

Dan lalu berlanjut sampai semua mendapat potongan kue dan kita semua langsung memakan semua hidangan yang bunda masak.

Hmm kuenya enak, terimakasih bunda.

Tak kusangka memang bunda dan yang lainnya sampai mengadakan acara pesta ulang tahunku, walau hanya sekedar tiup lilin dan makan makan tapi rasanya sudah sangat istimewa bagiku.

Acara tadi sudah selesai dengan anak anak kekenyangan melahap semua makanan yang ada, mereka semua lalu diantar bibi Jean dan pak Aget ke kamar mereka, hingga menyisakan aku dan bunda yang akan membersihkan meja, ini adalah kesempatan aku untuk mengucapkan terimakasih pada bunda.

" Bunda"

orang yang tengah fokus mengelap meja itu mengalihkan perhatian nya pada diriku, menunjukkan raut wajah yang seolah bertanya 'ada apa', aku merasa entah kenapa agak gugup padahal cuma mau bilang terima kasih doang, kok susah banget yah, bunda yang melihat ku lama tidak melanjutkan apa yang akan aku katakan langsung menyela,

"Lian ada apa, manggil bunda"

bunda kini berjalan mendekati diriku yang masih terdiam sulit mengeluarkan sebuah ucapan terimakasih.

"hmm,itu buunda teee..rrimmma kasihhhh, bunda udah mau susah susah ngerayain pesta ulang tahun buat aku"

akhirnya kalimat yang harus aku ucapkan keluar juga, bunda sedikit diam lalu setelah itu dirinya tertawa sedikit "kamu ini, nggak usah pakai terimakasih, ini memang kemauan bunda dan anak anak panti"

bunda lalu memeluk aku mendekap diriku didalam tubuh hangat nya, "ini semua itu karena ide anak anak panti, mereka semua mau merayakan ulang tahun buat kamu, karena mereka tau kamu besok hari sudah akan pergi dari sini"

bunda mengucapkan hal itu dengan masih memeluk diriku, ahh ternyata ini adalah ide dari semua anak anak panti, untuk diriku karena besok bakalan berpisah, ahh kalau begini jadinya aku jadi makin nggak bisa pergi besok.

"Sudah yah, ini nanti bunda yang selesai in semua, kamu pergi tidur aja ingat besok harus bangun pagi karena ikut paman Jansen" ucap bunda melepaskankan pelukan dirinya, lalu mengecup keningku, aku menuruti permintaan bunda karena besok juga aku harus bangun pagi-pagi.

"selamat malam bunda, aku sayang bunda"

aku kemudian berlalu dari dapur, segera pergi menuju kamar ku, tapi dijalan menuju kamar aku berpas-pasan melewati bibi Jean dan pak Aget mereka juga mengucapkan selamat malam pada ku, aku pun membalas itu, hingga aku sampai pada kamarku, menutup pintu, memastikan bahwa jendela kamar sudah terkunci dengan rapat jika sudah aku mematikan lampu lalu beranjak naik ke kasur merebahkan diri menatap langit langit kamar, mengingatkan kejadian hari ini dimana semua kenangan yang ada akan selalu aku simpan m, hingga mata ini terasa berat dengan perlahan menutup dengan sendirinya.

Mungkin malam ini menjadi salah satu dari malam yang dimana aku merasa menjadi manusia yang paling bersyukur, bisa memiliki bunda dan semua orang yang aku kenal, dan karena mereka lah aku bisa sampai menjadi seperti saat sekarang ini, untuk besok yang mana aku sudah sangat yakin kalau aku pasti bisa diterima dan masuk pada sekolah itu, yah karena bunda yang sudah susah payah membuat aku bisa terdaftar disana aku sudah pastikan untuk tidak akan mengecewakan bunda.

" Hal, buruk sekalipun pasti ada kebaikan "

didalamnya