webnovel

Pangeran Diserang Pembunuh

Editor: Wave Literature

Bao Qin keluar untuk menyiapkan bahan-bahan makanan.

Xiao Xixi masih makan kuaci dengan santai.

Semua orang menganggapnya sudah gila karena tiba-tiba muncul di depan pangeran dan menipunya. Tetapi hanya dia sendiri yang tahu, pangeran benar-benar akan mengalami bencana.

Dia awalnya adalah anggota Sekte Xuan. Sejak kecil dia telah belajar meramal dari gurunya. Semalam dia mengamati perbintangan dan mendapati bahwa calon kaisar masa depan akan mengalami malapetaka berdarah.

Kalau pangeran benar-benar celaka, maka menurut sistem leluhur Dinasti Sheng Agung, maka selir kekaisaran juga harus ikut dikubur.

Xiao Xixi masih muda, saat ini dia masih enam belas tahun. Dia tidak mau kehidupannya yang nyaman ini terkubur begitu saja.

Karena itu dia pun membuat jimat dalam semalam dan memberikannya kepada pangeran untuk membantunya terhindar dari bencana.

Saat memikirkan hal ini, Xiao Xixi mengusap-usap dagunya.

Berdasarkan perhitungan waktu, malapetaka berdarah terhadap pangeran seharusnya akan segera terjadi.

Semoga pangeran bisa sedikit berjuang dan melewati bencana ini dengan selamat sehingga usahanya tidak sia-sia.

Dalam perburuan hari ini, Luo Qinghan menunggang kuda dan mengejar seekor rusa jantan di hutan.

Entah bagaimana, kudanya tiba-tiba menjadi liar dan menerjang maju tanpa peduli apa pun!

Luo Qinghan mengerahkan tenaga dalamnya dan mengencangkan kendali, mencoba untuk menahan kudanya.

Sayangnya itu tidak berguna.

Di depan adalah tebing. Kalau terus maju ke depan, baik orang maupun kudanya akan terjatuh dari tebing.

Luo Qinghan pun hanya bisa dengan enggan merelakan kuda kesayangan yang telah bertahun-tahun mengikutinya itu. Dia melepaskan kendali lalu melompat dari kuda dengan memakai ilmu meringankan tubuh.

Tetapi tepat di saat dia mendarat, sebuah panah gelap terbang keluar dari hutan dan menembak tepat ke dadanya!

Panah itu datangnya terlalu mendadak, kecepatannya juga terlalu cepat. Luo Qinghan sudah tidak sempat menghindar.

Pupilnya menegang, jantungnya pun berhenti tiba-tiba.

Dalam sekejap panah itu sudah melesat ke arahnya, ujungnya yang tajam hanya berjarak satu inci dari dadanya.

Dia melihat bahwa jantungnya akan tertusuk panah.

Dalam momen antara hidup dan mati.

Dia tiba-tiba merasakan panas di dadanya.

Anak panah itu sepertinya membentur sebuah penghalang yang tidak terlihat, berhenti sejenak kemudian memantul. Selanjutnya panah itu terbang dalam jarak tertentu lalu jatuh ke tanah dengan lemah.

Sebelum Luo Qinghan dapat bereaksi atas apa yang terjadi, belasan pembunuh berpakaian hitam telah muncul dari dalam hutan sambil mengayunkan pedang ke arahnya.

Untung saja para pengawal kekaisaran telah datang dengan menunggang kuda mereka.

Begitu mereka melihat ada pembunuh, mereka pun menyerukan perlindungan, menghunus pedang, lalu melompat turun dari kuda untuk bertarung melawan para pembunuh itu.

Setelah pertarungan pedang.

Para penjaga yang unggul dalam jumlah pun dengan cepat berada di atas angin.

Para pembunuh kalah, ada yang tewas, ada yang terluka.

Awalnya Luo Qinghan ingin menyisakan dua orang agar tetap hidup, sayangnya dia terlambat selangkah.

Beberapa pembunuh yang masih hidup telah bunuh diri dengan minum racun.

Sorot mata Luo Qinghan pun suram bagaikan es.

Pandangan matanya menyapu mayat-mayat di tanah dan akhirnya tertuju ke anak panah yang tergeletak diam di atas rumput.

Pengaturan waktu saat panah ini ditembakkan tadi sangat cermat.

Dia hampir saja terbunuh di tempat.

Kalau bukan karena penghalang tak terlihat yang memblokirnya itu…

Begitu berpikir sampai ke sana, Luo Qinghan tanpa sadar mengangkat tangannya dan meraba dadanya. Dia menemukan ada sesuatu yang tersembunyi di dalam pakaian di dadanya.

Dia mengeluarkannya, ternyata itu adalah sebuah jimat!

Walaupun jimat itu telah berubah menjadi hitam pekat bagaikan terbakar api, tetapi dia tetap langsung dapat mengenalinya…

Itu adalah jimat yang diberikan oleh Selir Xiao untuknya.

Seketika Luo Qinghan pun mengerti dari mana datangnya jimat itu.

Pasti Selir Xiao diam-diam menyelipkan jimat itu ke dalam pakaiannya saat dia memeluk kakinya.

Jimat itu sangat kecil dan ringan, keberadaannya tidak terasa sehingga dia pun tidak pernah menyadari kalau benda itu ada.

Yang tidak bisa dia mengerti adalah, mengapa jimat ini bisa berubah menjadi hitam?