webnovel

Ketika Cinta Menemukan Tuannya

"Aku Mencintainya, walaupun aku tahu kalau itu berbahaya! " ............... Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang wanita asal Indonesia yang memiliki pengalaman buruk akan cinta. Calon suaminya terpaksa harus menikahi sepupunya disaat undangan pernikahannya sudah tersebar. Ditengah ke malangan nya itu, ia melarikan diri ke Korea Selatan. Di Hari pertamanya ia malah bertemu dengan Kim Lion yang merupakan lelaki kejam yang berkuasa di Seoul. Kim Lion menjalankan perusahaan milik keluarganya sebagai CEO di KI Grup yang merupakan salah satu perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Sayangnya, Kim Liom adalah lelaki sombong yang menganggap dirinya paling sempurna sehingga tidak ada wanita yang pantas untuk menjadi pendampingnya. Suatu hari Kim Lion bertemu dengan gadis yang aneh dan terlihat sangat biasa. Gadis itu adalah satu-satunya wanita yang membenci Kim Lion karena selalu mengusik hidupnya yang tenang, dia adalah Nana perempuan mungil asal Indonesia yang tidak cantik dan tidak juga jelek. Semenjak bertemu dengan Nana, Lion pun merasa resah dan tidak tenang karena ia selalu memikirkan Nana seperti orang gila. Kim Lion menggunakan segala cara agar Nana menjadi miliknya sehingga pada suatu hari, Nana terpaksa menjadi pelayannya. Kim Lion tahu kalau dia jatuh cinta sama Nana, namun dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. .......................................................................... "Dasar Iblis, apa yang kamu inginkan dariku?". Nana melotot ketika melihat Kim Lion memblokir tubuhnya di dinding kamar mewah itu. "Kenapa kamu selalu menolakku?". Wajah Lion semakin mendekat sehingga Nana merasa Frustasi. "Kenapa aku harus menerima Iblis sepertimu?". Nana memberanikan diri menantang tatapan jahat Kim Lion. "Karena Aku adalah Kim Lion. Lelaki tampan dan kaya raya yang dipuji oleh semua wanita. Jika kamu bersamaku, maka aku pastikan akan membuatmu menjadi wanita paling beruntung. Bagaimana?". Jawab Kim Lion sambil tersenyum licik. ......................................................................... Bagaimana dengan Nana? Akankah Dia mau hidup bersama lelaki kasar dan sombong seperti Kim Lion? Atau, dia memilih lelaki lain yang merupakan musuh sekaligus sahabat Kim Lion yang super baik dan tampan?. Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau Kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan Komentar atau Review dari kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading! Instagram. @azzahra_tina mampir Juga di Karyaku yang Lain. 1.Istri Kecil Tuan Ju 2. Pelengkap Hidupku. 3. Flower Of Evil

Tinaagustiana · สมัยใหม่
Not enough ratings
1120 Chs

Ulah Si Bebek Gila (1)

Tidak butuh waktu lama, pembicaraan mereka akhirnya sampai pada titik kesepakatan untuk menandatangani kontrak. Selain tertarik dengan kerjasama yang di tawarkan Lion, Fengying juga tidak mau buang-buang kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Lion.

"Selama anda di korea saya akan menjamin semuanya" ucap Hyun Ae.

Fengying tersenyum memperlihatkan betapa cantik dan manisnya senyumannya, kulitnya mulus dan bibirnya merah delima, dia menatap Lion tanpa berkedip setelah itu dia berkata, " Terimakasih, semoga kerja sama antara KI Grup dengan Feng Grup bisa berjalan lancar.

Lion mengangguk dan kembali menyelesaikan makanan mereka sedang Hyun Ae sedikit menjauh dari mereka ketika akan mengangkat telpon.

Dari luar restauran tampak seorang perempuan yang mengendap-endap masuk sambil menutup wajahnya dengan tas, setelah itu dia duduk tidak jauh dari tempat duduk Lion.

"Mau pesan apa Nona? " tanya pelayan yang tiba-tiba sudah berada di dekat Nana.

"Jus saja" bisik Nana

Pelayan itu mengangguk dan segera pergi dari meja Nana tanpa curiga. Setelah itu Nana kembali mengintip Lion yang terlihat asyik ngobrol dengan Fengying.

'Dasar bebek gila , apa dia tidak punya kerjaan? siang bolong begini malah kencan. Tapi perempuan itu cantik banget wajar kalau begitu dia mengorbankan kerjaannya. Apa mungkin gara-gara gadis itu dia menolak bertunangan dengan gadis sawo mateng, yang tidak terlalu cantik tapi tidak terlalu jelek juga sih kayak aku, hi hi.' Batin Nana.

Yang benar adalah, sehabis bertemu nara sumber untuk majalahnya, Nana tidak sengaja berhenti di depan sebuah restauran untuk mengangkat telponnya, tanpa sengaja dia melihat Lion sedang asyik ngobrol dengan seorang gadis cantik, terang saja dia penasaran.

"Ini jusnya !" kata pelayan itu sambil meletakkan minuman di meja Nana. Nana mengangguk kearah pelayan itu.

Sambil menyesap jusnya Nana kembali melakukan pengintaian, tepat saat itu Nana langsung bersembunyi di balik meja ketika melihat Lion menengok kearahnya.

'Astaga, apakah dia melihatku? apa dia mengenaliku? tapi aku sudah bersembunyi tidak mungkin kan si bebek gila itu melihat dan mengenalku!'. Batin Nana.

Merasa situasi aman, Nana pura-pura mengambil barang yang jatuh dan segera kembali ke tempat duduknya.

"Aman" ucap Nana sambil mengelus dadanya. Sesaat dia berfikir. 'Kenapa aku kepoin si bebek gila itu ? sampai mengendap-endap kayak begini, apa aku sudah gila? Ah, harusnya aku tidak melakukan ini. Sebaiknya aku segera pergi sebelum ketahuan sama si bebek, bisa kacau dunia persilatan'. batin Nana.

Setelah selesai membatin, Nana mengintip kembali tapi Lion sudah pergi. "Syukurlah dia sudah pergi" ucap Nana.

Segera setelah itu dia menyesap jusnya dan menaruh uang di bawah jus.

Tepat saat dia keluar dari restauran. Nana terkejut melihat motornya tidak ada di parkiran.

"Dimana motorku?" Nana kebingungan melirik kesana dan kesini.

"Nona ada titipan surat buatmu" kata seorang pejalan kaki. Tanpa banyak tanya Nana langsung mengambil surat itu dan membacanya.

"Gadis ular, maaf motormu saya pinjam".

Setelah membaca surat itu, ekspresi Nana menjadi gelap, dia berteriak dalam hatinya sambil menggertakkan giginya,

"Kim Lion, kamu brengsek, kenapa kamu membawa motorku? bagaimana aku bisa pulang aaangggg ?" ucap Nana dengan kesal.

Nana seperti cacing kepanasan, dengan geram dia membuat panggilan ke Lion, tapi tidak diangkat.

Sedang di dalam mobil, Lion tertawa sambil membayangkan bagaimana ekspresi Nana ketika dia tau kalau motornya sudah di ambil olehnya.

"Bos, apa tidak kasian dengan nona Nana? dia tidak akan bisa pulang?." Hyun Ae merasa khawatir pada Nana.

"Biarkan saja. Biar dia tau siapa Lion, dan aku yakin sebentar lagi dia akan memohon dan meminta maaf padaku." ucap Lion dengan percaya diri.

Tiba-tiba suara handphonya berbunyi, melihat nama yang tertera di layar, Lion tertawa lagi dan langsung memperlihatkan siapa pemanggil kepada Hyun Ae.

"Sudah aku katakan dia pasti menelpon, tapi saya akan jual mahal dulu." Lion memasukkan handphonnya kembali ke dalam jas.

Beberapa menit kemudian, Lion mulai geram karena Nana tidak menelponnya lagi. "Kenapa dia tidak menelpon lagi? apa dia langsung ke rumah?.

Melihat bosnya mulai emosi, Hyun Ae merasa heran dan menganggap kalau bosnya mulai bertingkah konyol lagi. Bagaimana tidak heran, Lion sendiri yang ngerjain Nana tapi sekarang kenapa malah dia yang terlihat panik dan sibuk bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah dia sehat?.

Nana benar-benar tidak habis fikir Lion sampai hati melakukan hal yang kekanak-kanakan. Apakah ini tidak keterlaluan?.

'Si bebek memang brengsek, bisa-bisanya dia membuatku jalan kaki seperti ini, mana halte cukup jauh lagi dari sini anggg, mama kaki Nana mulai sakit'. Gumam Nana sambil berjalan menuju halte.

Tepat saat Nana ingin menyebrang jalan menuju halte. Tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang ke arahnya, dengan segera Nana menghindar namun sayang dia keserempet dan akhirnya jatuh, untungnya jalanan tidak terlalu ramai.

"Auhh" Nana meringis karena kakinya keseleo sehingga dia kesulitan untuk berdiri.

Mobil yang tadinya menyerempet Nana langsung berhenti tepat tidak jauh dari tempat Nana keserempet.

Dari dalam mobil muncul sosok tinggi dan putih dengan hidung mancung layaknya orang barat, dia membuka kaca mata hitamnya dan berjongkok melihat Nana yang duduk menahan sakit. "Are you ok? "

Mendengar suara itu, Nana langsung menoleh kearah pemuda yang memiliki mata kecoklatan, dan wajah tampan yang khas orang barat, Nana langsung bisa menebak kalau lelaki yang di depannya bukan orang korea tapi orang Amerika.