Di acara jamuan, Alexander secara protektif melindungi gadis yang dibawanya itu. Laki-laki itu terus menjaga dan melindungi Naura dari tatapan laki-laki hidung belang yang menatap gadis itu dengan tatapan mesum. Sedangkan Naura, karena tidak mengenal satupun orang yang diundang dan hadir disitu, lebih banyak duduk di round table.
"Apa yang kamu rasakan honey.., apakah kamu menginginkan sesuatu?" dengan tersenyum manis, ALexander bertanya pada Naura. Mendengar panggilan yang tidak terbiasa di telinganya, menjadikan kening Naura berkerut,
"Kenapa wajahmu seperti ini honey..? Mulai malam ini, kamu adalah ratuku.., aku memintamu untuk menjadi kekasihku. Dan tentu saja, aku tidak menyukai penolakan.. " sambil tersenyum smirk, Alexander merayu Naura. Mendengar kalimat itu, pipi Naura seketika bersemburat pink. Gadis muda itu langsung merubah pandangannya ke lain tempat.
"Mudah sekali mempermainkan hati perempuan di tempat keramaian seperti ini. Apa menurutnya kekasih itu hanya sebuah mainan saja," tanpa sadar, Naura bergumam lirih. Gadis itu mengomentari sikap dan perlakuan ALexander yang menurutnya sangat kekanak-kanakan.
Tetapi tanpa Naura ketahui, ALexander mengamati gerak-geriknya, dan senyuman kembali muncul di bibir laki-laki itu ketika mendengar gumaman yang disampaikan Naura.
Tiba-tiba dari arah depan, seorang laki-laki tua berkepala botak datang menghampiri meja Alexander. Laki-laki itu tersenyum dan mengulurkan tangan pada Alexander.
"Tuan Muda Alex.., tidak menyangka setelah mengatur janji untuk bertemu beberapa kali, akhirnya kita bisa berjumpa disini. Bagaimana kabar sekarang Tuan Muda?" laki-laki botak itu mengulurkan tangan mengajak Alexander bersalaman. Alexander hanya mengangkat tangan, memberi salam pada laki-laki itu, tetapi tidak menerima uluran tangan tersebut. Kening Naura berkerut melihat sikap tidak sopan Alexander, terkesan tidak menghormati laki-laki yang lebih tua.
"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku, jika itu masalah bisnis, kamu bisa bicara dengan asisten pribadiku, Johan. Aku minta, tinggalkan kami sekarang. Kamu merusak suasana hatiku." dengan tidak memandang etiket pergaulan, dengan sinis Alexander mengusir pria botak tersebut.
"Tidak perlu seperti itu Tuan Muda. Perusahaanku sudah merasakan kejamnya pembalasan dari perusahaan Androlux, apakah Tuan muda belum melupakan kesalahan putraku? Jika begitu, sebagai papanya, secara pribadi saya meminta maaf pada Tuan muda." pria botak tersebut tetap berusaha mengambil hati Alexander, tetapi laki-laki itu sama sekali tidak menanggapinya. Alexander malah mengalihkan pandangan matanya, dan memberi isyarat pada Johan untuk datang menghampirinya. Tidak berapa lama..,
"Siap Tuan muda.., apa yang harus aku lakukan?" Johan segera menghampiri dan bertanya pada Alexander.
"Singkirkan dan layani taipan dari Megatindo ini, kedatangannya menghilangkan moodku." dengan cepat, Alexander meminta Johan membawa pergi pria botak tersebut..
"Tuan Wijaya.., jika ada hal yang terkait dengan bisnis silakan bicarakan dengan saya!! Namun, jika hanya sesuatu yang tidak penting, sekedar say hello dengan Tuan muda, saya rasa sudah cukup. Tuan Wijaya silakan meninggalkan Tuan muda sekarang juga." dengan suara tegas, Johan mengusir pria botak itu dari meja Alexander.
Dengan pandangan tidak suka, pria botak itu meninggalkan meja Alexander diikuti oleh Johan. Beberapa saat kemudian...,
"Kak Alex.., sebelumnya mohon maaf. Apakah tepat tindakan yang kak Alex lakukan tadi.., bagaimanapun pria tadi memiliki usia lebih tua dari kita?" tiba-tiba Naura yang sejak tadi menahan perasaannya, memberanikan diri mengajak laki-laki di sampingnya itu bicara.
"Honey..., business is business... Laki-laki itu sudah membuat kesalahan yang begitu besar, harusnya dia bersyukur karena perusahaan kita hanya memberi peringatan pada perusahaannya, tidak menghancurkannya. Hilangkan perasaan tidak enakmu, masih banyak hal yang memerlukan pemikiran darimu. Seperti menghibur dan menemaniku malam ini.." dengan tidak tahu malu, Alexander memberi kecupan di kening Naura dengan tiba-tiba. Gadis itu merasa tersentak, dengan cepat memundurkan tubuhnya ke belakang. Meskipun hatinya berdebar, tetapi Naura terkejut dengan tindakan impulsive yang dilakukan Alexander, Dengan mata melotot, Naura melihat Alexander yang tersenyum smirk padanya.
**********
Beberapa saat kemudian,
Setelah beberapa saat, master of ceremony menyampaikan jika acara selanjutnya adalah melakukan dansa. Tidak diduga, seorang laki-laki tampan yang sejak tadi tanpa diketahui memperhatikan Naura, datang ke round table yang digunakan Naura dan Alexander duduk. Saat ini Naura sedang duduk sendiri, karena Alexander sedang bertemu dengan mitra di meja depan, dan meminta gadis itu menunggunya beberapa saat.
"Permisi Miss..., bisakah Miss memberi kesempatan padaku untuk menemaniku berdansa?" tiba-tiba terdengar suara bariton laki-laki di telinga Naura. Gadis itu langsung menoleh dan sedikit kaget karena ada wajah laki-laki muda berada tidak jauh dari telinganya.
"Anda bicara dengan saya..?" tanya Naura kebingungan.
"Yap.., siapa lagi Miss. Bisakan Miss berdansa denganku?" tanya laki-laki itu dengan sopan.
"Maaf Tuan..., anda salah memilih orang. Saya tidak bisa dan belum pernah berdansa. Jadi anda keliru jika mengajak saya." dengan sopan, Naura menjawab pertanyaan laki-laki tampan itu.
"Aku akan mengajari Miss untuk berdansa, dan akan mengarahkan gerakan kaki Miss. Nanti di stage, Miss tinggal mengikuti arah kakiku membawamu. Tertarik untuk mencoba..?" tanpa pantang menyerah, laki-laki itu memaksa Naura untuk mengikutinya. Tetapi Naura tetap menggelengkan kepala, gadis itu memang belum pernah berdansa dengan siapapun. Bahkan di acara perpisahan jaman masih sekolah di SMA saja, Naura memilih kabur pulang ketika dipaksa salah satu teman laki-lakinya untuk berdansa.
"Ayolah..." tidak disangka, tangan laki-laki tampan itu tiba-tiba menarik tangan Naura, dan tangan kirinya sudah berada di pinggang Naura. Belum hilang keterkejutan Naura..,
"Bukk..., berani sekali kamu merayu perempuan Alexander." tiba-tiba tidak disangka, sebuah pukulan di rahang laki-laki itu diberikan Alexander dari samping. Naura membekap mulutnya sendiri, melihat kejadian yang tidak disangkanya itu.
"Tuan muda.., kendalikan dirimu!!" Johan berlari dan memegang bahu Alexander. Laki-laki tampan yang sejak tadi merayu Naura itu tersenyum sinis, seperti ada unsur kesengajaan dia memancing emosi Alexander.
"Apakah gadis ini betul-betul girl friend tuan muda Alexander, atau hanya hubungan one night stand?" dengan tatapan mengejek, laki-laki itu berbicara dengan nada sarkasme.
"Bukk..., bisa diam tidak kamu Edward..?" kembali sebuah pukulan dikirimkan Johan ke rahang laki-laki yang bernama Edward itu. Dari arah belakang, dua security berlari dan memegangi tubuh Edward dari belakang. Tanpa membantah, Edward mengikuti langkah security kemudian membalik ibu jari dan diarahkan pada Alexander.
"Sudah.., sudah.. kak Alex.., semua terjadi tidak seperti yang ada di pikiran kak Alex. Naura juga tidak mau mengikuti laki-laki itu untuk berdansa." Naura akhirnya memberanikan diri untuk bersuara. Gadis itu merasa ngeri melihat mata Alexander, yang tampak merah seperti mata seorang pembunuh. Tidak terdengar jawaban dari laki-laki itu, terlihat wajah putih pucat Alexander dengan guratan warna biru nadi tampak di mata Naura. Tidak lama kemudian, tanpa banyak bicara tiba-tiba Alexander mengangkat Naura dengan bridal style, dan membawa Naura pergi dari ballroom. Kehebohan tiba-tiba terjadi di ruangan itu.
********