webnovel

Dunia Malam

Aku tenggelam dalam lamunanku ditengah hingar bingar dentuman musik dan riuhan orang-orang yang menari sambil menikmati musik yang terdengar. Tidak kupedulikan kedua temanku yang sedang duduk menikmati musik, sambil menemani tamu mereka dengan penuh rayuan manja. Tatapanku seakan kosong dan tanpa ada harapan.

Lamunanku seketika buyar, ketika mami Irene menghampiriku. "Stella, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," kata mami Irene sembari mengenalkan seseorang. "Ini Louis, dia telah memperhatikanmu sedari tadi dan tertarik untuk berbincang denganmu," sambung mami Irene. Aku berdiri dari tempatku duduk, menyambut tangannya dan mengenalkan diriku. "Stella, senang bertemu dengan anda", kataku. "Mami akan pergi, sehingga kamu bisa berbincang-bincang dengannya," kata mami Irene.

Setelah kepergian mami Irene, aku dan Louis berbincang-bincang.

Dari perbincangan kami, Louis seorang pengusaha yang sedang dalam perjalanan bisnis dan memutuskan untuk bersenang-senang saat malam terakhirnya di kota ini. Louis menawarkan untuk makan malam, dan tentu saja aku tidak bisa menolaknya. Ini bagian dari tugasku untuk menemani tamu yang telah dipilih oleh mami Irene.

Kami tiba di sebuah lounge hotel bintang 5, tempatnya sepi dan sepertinya Louis sengaja menyewa tempat ini, agar makan malam kami tidak terganggu. Kami menikmati makan malam kami sambil berbincang-bincang.

"Sudah berapa lama kau menggeluti bisnis ini?" tanya Louis padaku tanpa canggung. "Sejak aku berumur 17 tahun," sahutku menjawab pertanyaannya.

"Apa alasanmu untuk terjun dalam dunia malam?" tanya Louis lagi. Aku tersenyum dan menjawab pertanyaan Louis. "Aku tidak punya pilihan, untuk mewujudkan mimpiku, inilah satu-satunya jalan yang dapat kutempuh"jawabku.

"Aku butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupku, dan ini jalan tercepat untuk mendapat uang." sambungku sambil menatapnya.

Louis dengan cepat menggenggam tanganku dan menariknya ke depan wajahnya dan mencium jemariku. Aku tersenyum membalas perlakuannya padaku.

"Berapa banyak yang kau butuhkan akan kuberikan, dengan syarat kau mau menemani sisa malamku" kata Louis sambil tetap menggenggam tanganku.

Aku menarik tanganku perlahan dan dengan halus meminta maaf. "Maafkan aku Louis, tugasku malam ini hanya menemanimu untuk berbincang dan makan malam denganmu" jawabku pelan.

"Ayolah, aku akan membayarmu sebanyak yang kau mau" rayu Louis dengan harapan aku mengabulkan permohonannya.

"Sekali lagi maafkan aku, aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu." jawabku.

"Kupikir, aku harus pergi, makan malam kita sudah usai. Tidak perlu mengantarku, aku bisa sendiri," kataku sambil berdiri. "Terima kasih untuk malam ini, dan maaf telah mengecewakanmu." sambungku lagi.

Saat aku berbalik, Louis dengan cepat berdiri dan menyambar tanganku, menarikku dalam pelukannya dan berusaha menciumku.

Aku berusaha mengelak, kudorong tubuhnya sekuat tenaga. Hal itu membuat Louis kehilangan keseimbangan sehingga menabrak meja dan menjatuhkan semua yang ada di meja itu. Aku bisa melihat raut kekesalan di wajah Louis.

"Kamu begitu sombong, kamu hanyalah seorang pelacur," kata Louis.

"Tugasmu untuk memuaskan pelanggan, bahkan di tempat tidur." sambung Louis dengan nada sinis.

Aku tidak ingin berdebat dengannya, kubalikkan badanku dan berjalan meninggalkannya. Masih kudengar Louis menyumpah dengan kesal saat kepergianku.

"Pelacur rendahan tidak tahu diri. Wajah cantikmu tidak bisa menutupi bahwa kau hanyalah seorang pelacur hina". teriak Louis penuh amarah.

ตอนถัดไป