"Bella, katakan dicen," pinta Andres pada Bella yang duduk di sampingnya di atas sofa di depan logo Sevilla FC yang super besar itu.
"Apa?"
"Aku mau kamu mengatakan dicen, dicen," ulangnya.
"Dicen?"
"Ya, bagus. Que nunca, katakan que nunca," lanjutnya.
"Que nunca," Bella menurut dengan mudah.
"Dicen que nunca."
"Dicen que nunca."
Andres tersenyum mendengarnya.
"Se rinde," katanya lagi.
"Se rinde."
Andres mencium ubun-ubun yang membungkus otak cerdasnya.
"Dicen que nunca se rinde," ucap Andres.
"Dicen que nunca se rinde," ucap Bella tanpa diminta mengulangi.
Andres tersenyum lagi lalu mencium ubun-ubunnya lagi.
"Sekarang berteriaklah yang kencang sambil mengatakan dicen que nunca se rinde sebanyak tiga kali."
"Apa?"
"Kamu bisa berteriak kan?"
Bella mengangguk lalu tersenyum. Andres tertawa. Itu adalah salah satu bakat yang dimiliki gadisnya. Sekarang Andres tahu fungsi dari bakat itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com