webnovel

AWAL

HAPPY READING!!

.

.

.

Baekhyun membuat janji dengan seorang pemandu wisata disalah satu negara yang sangat dekat dengan negara uzbekistan, yaitu frindafan. Disana memiliki banyak budaya yang menarik untuk di ulik lagi lebih lanjut sehingga tibalah ia di negara kecil ini.

Baekhyun yang sebagaimana orang korea pada umumnya ia merawat tubuh dan wajahnya yang menjadikan ia berkilau dimata penduduk setempat, jangan lupakan pakaiannya yang modis mengikuti trend fashion di korea.

"Apa kau byun baekhyun?" Ujar seorang wanita dengan kepangan dan poni  diatas alis yang cukup tebal itu langsung mengingatkan ia dengan foto pemandu wisata yang ia sewa jasanya.

Baekhyun terkekeh dengan intonasi kaku yang memanggil namanya, lalu mengangguk sebagai respon. "Iya benar, apa anda pemandu Khal?" Tanya baekhyun setelah menajawab.

"Betul tuan, mari saya antar ke penginapan" ujar Khal pada baekhyun.

"Panggil saja aku baekhyun" kata baekhyun lagi.

Khal mengangguk senang, "Panggil aku Khal juga ya" setelah kesepakatan manis diantara baekhyun dan khal akhirnya mereka mulai pergi ke penginapan yang sudag baekhyun pesan.

Keesokan harinya, baekhyun keluar dari kamar penginapannya dan menemukan khal sudah berada didepan pintunya.

"Selamat pagi, apa khal tidur dengan nyenyak?" Tanya baekhyun

"Tentu, khal bersemangat untuk membawa baekhyun pergi melihat festival disini"

"Festival apa?" Tanya baekhyun dengan senyuman yang tak lepas dri wajahnya. Tak lupa juga dengan kamera phase one xf miliknya yang tersemat di leher jenjang baekhyun.

"Festival yang menjadi ucapan syukur penduduk pada dewa karena petani yang panen, jika di Amerika ini hampir sama dengan thanksgiving" jelas khal dan itu langsung direspon oleh baekhyun dengan anggukan sembari tangan yang menulis cepat di notebooknya.

Byun Baekhyun, 25 tahun. Jebolan mahasiswa fakultas hukum UNS yang lulus dengan peringkat cumlaud, lalu melanjutkan kuliah masternya di oxford university. Tentu kepintaran baekhyun tak bisa dianggap remeh sehingga ia menembus oxford sebagai sekolah masternya.

💐💐

Pusat kota Frindafan yang dipenuhi oleh warga sekitar untuk melihat festival minnatdor.

Cukup sesak bagiku, namun inilah momen yang patut aku syukuri karena kedatanganku bertepatan dengan festival ini.

Tak lupa sahabatku dan aku bekerja sama untuk mengabadikan gambar di festival tersebut.

Saat aku mulai melipir ke pinggir bersama dengan khal, disana aku melihat beberapa pria menatap ke arah kami. Aku yang tak memiliki intuisi seperti perempuan membuatku lengah dan tak menemukan keberadaan khal disampingku.

Aku yang panik mengedarkan pandanganku ke berbagai arah disana, dan terlihatlah beberapa pria yang kulihat tadilah yang membawa khal.

Aku yang tak tau apa apa mengikuti sendiri tanpa tau apapun, lupa akan satu hal tentang negara yang aku kunjungi saat ini.

Saat mereka hendak membawa masuk khal kedalam mobil mereka menyadari keberadaanku yang mengikuti dibelakang dengan tenang.

"Siapa kau?" Teriak salah satunya dengan bahasa yang cukup aku mengerti.

"Aku klien dari nona khal, mungkin kalian harus mengembalikan nona khal padaku karna dia masih terikat kontrak denganku" ujarku santai dan mendekati mereka.

Disana mereka terdiam, nona khal yang sedari tadi kudengar berteriak dan meronta akhirnya berhenti dan menatapku sembari menggelengkan kepalanya.

"Pergilah baek" suara pasrah milik khal terdengar.

"Kenapa kau seolah olah melindunginya?" Ujar Trestan dengan nada marah pada khal dan sesekali menatapku.

"Apa kau seorang turis?" Tanya Chan salah satu teman dari sih biang kerok trestan.

Baekhyun hanya mengangguk pertanda mengiyakan.

"Lebih baik kau tak ikut campur, ini proses adat turun temurun yang orang luar tak ketahui" ujar chan lGi.

"Aku tahu adat ini, tuan. Tapi kumohon bisakah kalian tidak menganggu pekerjaanku? Aku butuh nona khal untuk menjadi pemanduku di sini" ujar baekhyun jengkel.

Disana mereka terdiam, "lakukan lain kali saat aku sudah pergi dari sini" nego baekhyun lagi.

"Kenapa aku harus percaya padamu yang orang asing dan siapa tahu memiliki rencana untuk membawa pergi khal dariku"

"Ini pure pekerjaan oke, jadi lebih cepat kalian menyerahkan khal padaku semakin cepat juga kalian bisa membawa khal." Mungkin aku terdengar jahat namun inilah respon seharusnya bagi para turis yang datang dan tak mau ikut campur dalam masalah adat di negara tersebut.

"Biarkan kami mengawasi kalian" ujar chan lagi padaku.

Lalu khal yang disana hanya terdiam sembari menatapku. Khawatir aku yang terganggu pekerjaannya.

"Baiklah, lakukan apa yang kalian inginkan asal jangan ganggu aku" ujar baekhyun lagi.

"Jika seperti itu, baiklah" trestan melepaskan khal dan ia bersama dua temannya lagi yang aku ketahui bernama chan dan suho itu mendekat ke kami.

Khal langsung menghampiri aku dan membungkuk meminta maaf dan terimakasih.

"Lupakan itu, apa tanganmu sakit? Sepertinya mereka meraih tanganmu dengan kasar" ujarku santai lagi dengan wajah lebih ramah lagi. Keadaan khal sudah sangat berantakan karena penculikan dan pemberontakan yang ia kenakan.

"Aku tak baek" ujar khal lemah.

"Hari ini kita kembali saja ke penginapan, istirahatlah sampai besok kita berkeliling lagi" ujarku tegas dengan wajah ramah yang seharusnya khal tau ini perintah bukan perkataan yang bisa disanggah.

"Dan kalian jangan menganggunya" ujar baekhyun lagi, menatap ketiga orang disana.

Mereka terdiam namun aku yakin mereka paham maksudku.

Di penginapan, aku mengetahui para pria gila itu ternyata mengawasi khal dari kamar disebrang kamar ku dan khal yang bersebelahan.

Aku yang sedang akan memotret beberapa view dari balkon lantai 2 penginapan ia bertatapan langsung dengan chan yang juga hendak keluar.

Aku sih tidak peduli dan langsung bekerja sama dengan kamera phase ku.

"Kau turis darimana?" Aku yg terkejut langsung saja berteriak di wajah orang tersebut.

"Ya! Kau tak perlu datang seperti hantu bukan?" Ujarku mencampur dengan aksen korea dan bahasa latin.

Chan tertawa mendengarnya, aku hanya mendecih melihatnya tertawa. Dasar tak tau diri.

"Jika kau tau budaya negara ini, kenapa kau masih menghentikan tindakan kami? Fyi namaku chan" Tanya chan dengan menyelipkan namanya di akhir.

"Jujur saja aku tak suka mendengar tangisan wanita, bukankah kau juga seperti itu?" Ujarku.

"Kenapa? Apa kau jengkel mendengarnya? Lagipula aku tidak sepertimu" chan bertanya kembali

"Aku mengingat ibuku yang di pukuli oleh ayahku, oleh sebab itu jeritannya mengingatkanku pada ibuku yang sampau sekarang menjadi kelemahanku. Setidaknya kalian tunggu aku pergi lalu lakukanlah tugas kalian."

Beberapa detik chan kembali bersuara. "Apa kau menyukai khal?"

"Haha apa aku terlihat seperti itu? Mana mungkin aku menyukai seseorang yang baru kutemui kemarin?" Jawabku lagi sembari memotret view dari balkon.

"Itu mungkin, karena disini budaya Al kachu dimulai dari ketertarikan yang belum sampai tahap menyukai sama seperti trestan."

"Tentu aku berbeda" jawabku dengan suara pelan.

"Kau laki laki sama sepertiku, apa yang membuatmu berbeda?" Tanya chan padaku.

"Aku penyuka sesama jenis" ujarku santai, chan yang mendengar itu terkejut dan itu cukup membuatku ke trigger untuk marah.

"Aku hidup di dunia yang berbeda dari kalian" ujarku kesal.

"Sesama jenis yang kau maksud itu kau yang pria menyukai pria?" Tanyanya dengan nada polos yang membuatku semakin muak.

"Sudahlah kau tak akan mengerti, kita berbeda dunia" ujarku kesal berbalik dan mau keluar dari penginapan setelah puas mengambil gambar di balkon.

"Kau menghirup oksigen yang sama denganku, kenapa kau berpikir kita beda dunia?" Chan mengikutiku.

Aku diam, bingung menjelaskannya. Lalu saat hendak keluar dari lobby sepi itu tanganku ditarik oleh chan.

"Jelaskan padaku, " ujar chan lagi dengan nada yang cukup mengintimidasi.

"Jika di negara asliku, aku memiliki kelainan mental karena menyukai laki laki. Tentu aku tak peduli, karna aku hidup bukan karna stigma mereka. Kau yang tinggal di negara dimana perempuan adalah segalanya tak akan mengerti maksudku, jadi lebih baik kau menjauh dariku sialan" ujarku lagi dan berlalu dari sana dengan perasaan kesal.

Tbc

.

.

.

Aku lah yang pantas untukmu

ตอนถัดไป