webnovel

CHAPTER 12 : Pedang dan perisai iblis

Sirius terdiam didepan William dan Oliver. Barusan mereka menceritakan semua yg terjadi setelah ujian. Kesaksian mereka itu membuat Sirius menjadi sedih. Ia jadi merasa bersalah. Itu karena ia menjadi penyebab mereka berdua tak lulus. Tetesan air mata haru yg pertama kali ia keluarkan untuk William dan Oliver menetes. Ini pertama kalinya Sirius menangis karena perbuatan mereka. Tangisan haru dan bukan untuk melindungi diri.

" O-oi Sirius? Kenapa kau menangis? masih si kutu buku yg payah ya..." Ucap William.

" Will, Oliver, terimakasih..tapi...aku tidak sanggup menerima ini semua" ucap Sirius " aku bisa jadi seperti ini karena kalian...makanya.."

" Jangan dipikirkan" ucap Oliver. Ia tersenyum. Dan juga, ini pertama kalinya Sirius melihat Oliver tersenyum padanya. Selain

senyum hinaan " Will...kau mau melakukannya kan?"

" Tentu saja"

" Malakukan apa?" Tanya Sirius.

Sontak William dan juga Oliver menunduk kearah Sirius. Gerakan tiba-tiba yg bersamaan ini membuat Sirius terkejut. Secara bersamaan, mereka berteriak sekuat tenaga.

" Kami minta maaf! Kami minta maaf atas apa yg telah kami lakukan padamu dulu, Sirius Invery "

Dan untuk pertama kalinya, mereka menyebut nama lengkapnya.

" William...Oliver ..kalian benar-benar.."

" Hey Sirius, kembalilah...sudah waktunya kau bertemu teman-temanmu, mereka pasti mencarimu " ucap Oliver tepat setelah mereka mengucapkan permintaan maaf itu.

" Dan juga , kumohon maafkan juga apa yg Vic lakukan padamu" ucap William " katakan pada Vic kalau kami akan berjuang sekeras mungkin"

William mendorong tubuh Sirius kedepan. Setelah mendengar kata-kata itu, Sirius berjalan kembali ke gedung sekolah. Sebelum itu ia sempat kembali mentap mereka dari jauh.

" William Arche, Oliver Gune, terimakasih banyak" gumam Sirius. Ia pun berlari ke gedung sekolah mencari teman-teman terbaiknya itu.

Para murid sudah mulai berpencar. Beberapa murid masih ada didepan gedung sekolah. Sirius pun berniat mencari mereka disana.

" Sirius!!"

Terdengar suara memanggilnya dari balik kerumunan.

Itu Yugo, Envy, dan Alice. Mereka bertiga kelihatannya telah mencarinya sejak tadi. Tanpa pikir panjang, Sirius bergegas menghampiri mereka.

" Darimana saja kau?! Kami sudah mencarimu kemana-mana" ucap tanya Alice.

" Maaf, ada sedikit urusan" jawab Sirius. " Bagaimana hasilnya? "

" Tentu saja memuaskan" jawab Envy senang.

" Si Yugo dapat peringkat teratas..." Ucap Alice.

" Hehe, itu sudah pasti kan?" Ucap Yugo membusungkan dadanya.

" Jangan sombong dulu, ujian ini masih belum ada apa-apanya" ucap Alice.

" Ngomong-ngomong soal itu, setelah ini kalian akan lanjut kemana?" Tanya Yugo. Mereka diam secara bersamaan.

" Hmmm...aku tidak tahu" jawab Sirius.

" Aku juga.." jawab Alice dan juga Envy.

" Kalau begitu aku ada usul" ucap Yugo " bagaimana kalau kita semua masuk ke akademi sihir Eximite?"

" Akademi sihir Eximite?"

" Aku tahu itu" jawab Alice. " Itu akademi sihir yg memfokuskan untuk mengajari muridnya dalam penguasaan sihir"

" Tempat itu hanya menerima orang-orang yg berprestasi dalam ilmu sihir. Itu tempat andalan para sorcerer!" Sahut Envy.

" Murid berprestasi.." gumam Alice " tapi masalahnya, aku tak terlalu pandai memakai sihir"

" Jangan menyerah dulu, kau pasti bisa masuk kesana" ucap Yugo menyemangati " nah bagaimana? Kalian semua setuju kan?"

" Yah..aku tak keberatan sih.." jawab Sirius.

" Aku ikut. Kalau Sirius ikut aku pasti ikut. Aku akan selalu bersamanya" ucap Envy kegirangan.

" Ya.. terserah padamu sih"

" Yup, kalau begitu sudah diputuskan" ucap Yugo. " Kita akan kembali bersama di akademi sihir Eximite. Kita pasti berhasil!"

" Sebagai tambahan, akademi Eximite ada dikota Endermite. Kampung halaman ku" ucap Alice.

" Aku tahu itu.." jawab Yugo. " Kau tak berniat memamerkan kota mu itu kan?"

Keputusan pun sudah bulat. Mereka akan melanjutkan pendidikan di akademi sihir Eximite yg berada di kota Endermite, kota terbesar kedua setelah Barelight. Pembicaraan tentang itu membuat mereka larut dalam percakapan panjang itu. Sampai orang itu datang.

" Kau sudah banyak berubah ya, Sirius.."

Suara orang itu sangat dikenal oleh Sirius. Suaranya yg berat itu sangat mudah dikenali. Sirius pun langsung menoleh ke sumber suara. Seorang pemuda berumur sekitar dua puluhan berdiri dibelakang mereka. Disampingnya, seorang pemuda yg terlihat seumuran dengannya ikut menemani.

" Ka-kalian?...kalian benar-benar kembali?" Tanya Sirius dengan nada terkejut. Kejadian itu benar-benar membuatnya tak habis pikir.

" Yo, lama tak jumpa. Sirius"

" Sudah 3 tahun ya bocah"

" Delta-san dan Inukai-san?! Kalian disini?!" Tanya Sirius histeris. Ia benar-benar terkejut "a-apa yg kalian lakukan disini?!"

" Tentu saja untuk melihat kelulusanmu. Memangnya ada alasan lain?" jawab Inukai.

Tidak salah lagi, mereka berdua adalah sosok yg sangat berharga untuk Sirius. Guru sekaligus keluarga yg telah menemaninya, walaupun hanya beberapa Minggu. Delta Von Altado, dan Inukai Gnozy.

Sosok mereka berdua sudah berbeda dari tiga tahun yg lalu. Delta yg sekarang sudah terlihat dewasa. Inukai juga semakin keren dengan wajah tampannya. Mereka berdua mengenakan pakaian khas seorang petualang. Delta mengaku kalau saat ini ia sudah memiliki class Paladin dan Barista dengan level yg telah mencapai 70-an. Inukai juga sudah memiliki class Berserker dan sorcerer dengan level yg hampir sama dengan Delta.

Melihat Delta dan Inukai yg sudah ia anggap kakaknya sendiri itu membuatnya sangat senang. Ia sampai menangis haru didepan mereka sambil memeluk mereka berdua. layaknya seorang adik yg kembali bertemu dengan kakaknya setelah bertahun-tahun. Dibelakangnya, Yugo , Alice , dan juga Envy hanya menonton tak tahu apa-apa.

" Hey hey, apa kau masih sama seperti dulu?...dasar cengeng" ucap Delta

" Delta-san, maafkan aku..aku memang payah" gumam Sirius tiba-tiba. Delta diam mengelus punggung Sirius.

Delta kemudian menoleh kearah Yugo dan yg lain.

" Apa kalian temannya Sirius?" Tanyanya.

" I-iya, kami temannya" jawab Envy gugup " anu...kalian ini siapanya Sirius?"

" Siapa ya?..." Inukai berlagak seolah sedang memikirkan sesuatu " ya...kami ini bisa dibilang keluarganya Sirius.. seperti itu"

" Keluarga?"

" Namaku Inukai Gnozy. Dan dia ini Delta Von Altado.. terimakasih sudah mau berteman dengan Sirius" ucap Inukai

" Sepertinya aku pernah mendengar nama itu.." gumam Yugo.

" Tapi bukannya..Sirius bilang dia tak memiliki keluarga lagi?" Tanya Alice. Kali ini Inukai terdiam.

" Kalian sudah tau ya...wajar saja sih" ucap Inukai. Ia menoleh ke Delta " oi Delta, kita ini siapa sih?"

" Ha?! Kau bodoh ya?" Jawab Delta " katakan saja. Aku yakin salah satu dari mereka sudah tau"

" Yasudah..." Gumam Inukai " kami ini adalah orang yg telah mengajari dan membuat Sirius bisa diterima disini" jawab Inukai " dalam kata lain, kami ini guru sekaligus keluarga Sirius"

" Jadi..jadi kalian orang terpercaya itu ya?" Tanya Yugo.

" Terpercaya?" Tanya Inukai " hey Delta, kita ini terpercaya ya?"

" Kau mau aku jawab apa?" Tanya Delta "tamatan sekolah ini sudah pasti dianggap terpercaya oleh pihak sekolah"

" Tamatan sekolah?" Tanya Yugo. Ia kembali teringat dengan buku sejarah sekolah ini di perpustakaan. Ada dua orang yg memiliki kesan baik di sejarah sekolah ini tiga tahun yg lalu " kalau begitu..kalian ini Delta si pedang iblis..dan Inukai si perisai iblis?!"

" Ya.. walaupun aku tak suka dipanggil begitu" ucap Inukai menggaruk kepalanya yg sama sekali tak gatal " itu memang kami..."

" kalian berdua adalah pahlawan kebanggaan sekolah militer, si bintang kembar jenius" ucap Yugo kagum