webnovel

Ulah Udin lagi

Sesudah berteriak demikian Udin pun segera menuangkan hasil adukan semen ke dalam beberapa ember. Dan ember itu pun di kerek ke atas dengan tali tambang.

Selesai mengaduk semen yang telah di kerek ke atas, Udin kembali mengaduk semen lagi untuk selanjutnya. Tak berapa lama semua orang istirahat karena sudah pukul dua belas siang. Tetapi Udin tidak istirahat.

"Hei Udin, istirahat dulu saja. Nanti malah jatuh sakit!" celetuk beberapa tukang bangunan sambil berjalan melewati Udin yang masih asyik mengaduk semen.

"Engak apa-apa bang. Gantiin waktu yang tadi terlambat. Supaya engak di potong sama bos mandor!" kata Udin yang sengaja berteriak, agar di dengar oleh pak mandor.

Memang, nyatanya si mandor mendengar apa yang di teriakan oleh Udin dan mandor itu pun menoleh ke arah Udin.

Si mandor memang melihat Udin tetap mengaduk semen. Ia pun segera berjalan mendekati Udin, begitu sudah dekat dengan bocah itu, "Din. Jika kamu kuat sampai jam satu untuk melanjutkan pekerjaanmu ini tanpa istirahat, saya janji tidak akan memotong uang harianmu." Kata si mandor dengan suara tegas.

"Baik bos mandor. Saya janji untuk tetap bekerja tanpa istirahat sampai jam satu!" teriak Udin dengan bersemangat sekali.

Mendengar teriakan itu ada yang memuji dan juga ada yang mencemooh. Biasalah seperti itu di dunia kerja.

Ada orang yang duduk-duduk saja tanpa melakukan apa-apa. Hanya bisanya komplain terus dan mengeluh terus. Ada pula orang yang bekerja terus dan menerima apa pun yang di katakan oleh bosnya.

Setiap tempat kerja pasti ada satu atau dua orang yang carmuk, alias cari muka. Pada hal mukanya ada di tempatnya. Engak ke mana-mana.

Sama seperti di tempat kerja Udin maupun Ari. Ada saja orang yang tidak suka dengan mereka. Tetapi karena mereka bekerja tidak neko-neko. Artinya tidak macam-macam, maka mereka terlihat biasa saja. Terutama Udin yang hendak melakukan sesuatu. Agar tidak di curigai ia tetap tenang saja ketika di cemooh oleh sebagian rekan sekerjanya.

Mendengar orang-orang yang mencemooh itu, si mandor segera mendatangi mereka dengan berkata, "Jika kalian melakukan hal yang sama dengan Udin, maka saya akan menambahkan bonus kepada kalian. Tetapi, sepertinya kalian tidak ada yang mau."

Ucapan si mandor itu seperti sindiran kepada mereka yang mencemooh Udin.

Tiba-tiba terdengar suara beberapa orang, "Benar ya Bos!"

"Aku tidak berbohong!" balas si mandor dengan berteriak pula.

Orang-orang yang berkata demikian segera bergegas keluar dari kelompok yang mencemooh Udin, dan bergegas melanjutkan pekerjaan mereka.

Si mandor yang melihat itu berkata lagi kepada yang sekelompok orang memberikan cemooh itu dengan nada sindiran lagi.

"Sepertinya kalian memang tidak butuh uang."

Selesai memberikan sindiran kepada orang-orang itu, si mandor pun segera pergi meninggalkan mereka semua.

Baru beberapa langkah meninggalkan mereka, si mandor menoleh lagi ke arah mereka. "Saya begini karena bos besar pemilik proyek ini akan segera tiba. Dan kalian tahu sendiri kan, bos besar kita itu baik hati dan tidak suka melihat orang duduk-duduk saja seperti kalian."

Sesudah berkata demikian si mandor kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan mereka semua yang kelihatannya tidak peduli apa yang di katakan si mandor barusan.

Justru mereka sengaja tidur-tiduran. Dan di antara mereka ada yang tidur sungguhan.

****

Setengah jam kemudian, terdengar suara klatson mobil yang begitu keras. Seperti klatson yang di gunakan bus-bus malam.

Mendengar itu si mandor segera berlari keluar. Sedangkan yang sedang kerja menoleh ke arah si mandor yang berlarian untuk menyambut kedatangan kendaraan yang membunyikan klatson tersebut, dan yang sedang tidur-tiduran baru saja hendak lelat segera melompat bangun.

Dan yang tertidur pulas sedikit pun tidak terganggu dengan bunyi klatson yang keras itu.

Tak malam kemudian tampak sebuah kendaraan roda empat yang biasa di pakai untuk lomba di tanah-tanah yang terjal memasuki halaman proyek tersebut, dan langsung berhenti di dekat si mandor yang sudah menunggu.

Pintu kendaraan itu terbuka dan tampak seseorang yang berpakaian santai dengan topi koboi melompat keluar. Ia langsung berhadapan dengan si mandor.

"Bagaimana dengan proyekku?" tanya si orang yang baru saja turun dari kendaraan besar itu kepada mandornya. Dan ia pun langsung menoleh ke pekerjanya.

Melihat sebagian pekerjaannya sedang bekerja ia pun segera memberikan ibu jarinya. Tiba-tiba matanya melihat ke arah Udin.

Si bos besar itu menoleh ke arah si mandor lagi, "Kamu menerima anak kecil di tempat kerjaku? Jika ketahuan kamu yang tanggung akibatnya." Kata si bos besar dengan nada ancaman kepada si mandor.

Udin yang mendengar itu merasa tidak enak hati. Lalu ia bergegas mendekati si bos besar itu dengan berkata, "Maaf bos besar. Saya yang minta sendiri pekerjaan ini kepada mandor. Karena saya baru saja kehilangan bapak saya. Dan saya masih memiliki dua adik yang masih kecil, jadi tolong jangan di marahi pak mandornya. Dan saya mohon, saya jangan di pecat, karena saya sungguh-sungguh membutuhkan pekerjaan."

Mendengar pengakuan si Udin, bos besar itu tidak terlihat simpatik. Karena dari tadi matanya terus mengawasi pekerjaannya yang masih tidur.

Bos besar itu hanya mengangguk-angguk saja ketika mendengar pengakuan Udin.

Selesai Udin bercerita, si bos itu berkata kepada Udin, "Kamu tunggu di sini sebentar. Saya akan mendatangi pekerja saya yang masih tidur itu!" katanya sambil menunjuk ke arah orang-orang yang belum lama mencemooh Udin yang sekarang sedang tertidur lelap.

Setelah mendekati pekerjanya yang sedang tertidur lelap itu, si bos besar segera mengeluarkan sebuah klatson. Lalu di bunyikan sekeras-kerasnya di dekat mereka.

Mau tidak mau mereka yang sedang tertidur lelap itu, langsung melompat bangun dan beberapa dari mereka segera mengeluarkan kata-kata jorok dan sumpah serapah.

Begitu mereka sadar dan melihat siapa yang datang, mereka semua langsung berkata, "Maaf bos besar."

"Bagus, sudah beberapa kali aku datang kemari melihat di antara kalian jam segini selalu tidur. Sepertinya kalian sudah tidak membutuhkan pekerjaan di sini lagi." Setelah berkata demikian ia menoleh ke arah si mandor dan memanggilnya agar mendekatinya.

Si bos besar itu segera berkata kepada mandornya begitu sudah berdiri di sampingnya, "Kamu dengar baik-baik ya. Bagi yang kerja pada saat saya datang, kamu naikkan gajinya menjadi seratus ribu per hari. Sedangkan yang tidur-tidur ini, sebaiknya kamu pecat saja. Dan terima orang baru. Dan bayar mereka setengah dari yang ini, tetapi jika kerja mereka bagus naiknya menjadi tujuh puluh lima ribu pula. Nanti di lihat lagi kerjanya."

Para pekerja yang tidur itu terkejut ketika mendengar si bos besar pemilik proyek itu memecat mereka. Semua segera mengejar si bos besar itu yang sudah berjalan meninggalkan mereka semua menuju ke mobilnya.