webnovel

Titik Sebuah Garis

Garis merupakan sebuah kumpulan titik yang saling menyambungkan satu sama lain, sama seperti kehidupan yang selalu terhubung pada satu hari dengan hari yang lainnya.

Di sebuah pagi yang berkabut di kota kecil yang bernama Deralisia, seseorang berjalan sambil menarik kereta barang melewati jembatan penyeberangan menuju pusat kota. Namanya adalah Gio, dia merupakan seorang yang berasal dari desa kecil di dekat kota. Hampir setiap pagi Gio menarik keretanya menuju pasar yang berada di tengah kota untuk menjual hasil pertanian dari desanya, sebagaimana tugasnya sebagai orang yang di percaya oleh penduduk desa.

Mereka sangat percaya dan mencintai Gio karena mendiang ayahnya merupakan orang yang sering membantu desa semasa hidupnya, ayah Gio adalah seorang kesatria kerajaan yang mati di medan perang saat usia Gio masih 6 tahun, tidak berselang lama Ibu Gio meninggalkannya dan menikahi seorang pedagang yang tinggal di kota yang jauh dari desa. Gio muda saat itu yang tidak punya arah dan tujuan terus berdiri di depan makam ayahnya dengan tatapan kosong, dari belakangnya tiba - tiba kepala desa memeluknya dan berkata "Gio jangan khawatir, kami semua adalah keluargamu", seluruh penduduk desa pun satu persatu mendatanginya dan memeluknya hingga air mata yang selama ini Gio tahan keluar dengan sendirinya.

Setelah semua kejadian buruk itu terjadi, Gio muda mulai kembali pulih dari lukanya, dia kemudian sering membantu penduduk desa. Di umur 8 tahun, Gio muda mulai bersekolah, Setiap hari dia berjalan bersama seorang penduduk yang bertugas menjual hasil pertanian desa, Gio berangkat sebelum matahari terbit dan pulang saat matahari berada di puncaknya.

Setelah lulus sekolah, Gio yang berusia 20 tahun menawarkan diri untuk mengantarkan hasil pertanian desa ke pasar karena dia melihat orang yang sering bersamanya sudah mulai tua, seluruh penduduk desa menerima usulan tersebut dan mempercayakan penjualannya kepada Gio.

Kembali masa sekarang, Gio telah merapikan barang bawaannya di sebuah kios kecil, tidak lama setelah Gio selesai, para pedagang lainnya pun berdatangan satu per satu. Matahari perlahan muncul, para pembeli mulai berdatangan untuk mencari kebutuhan mereka. Hari ini barang yang di bawa Gio cepat habis terjual, Gio yang melihat barang bawaannya habis langsung bergegas merapihkan tempatnya dan pulang untuk mempersiapkan festival tahunan kerajaan yang di hari esok.

Saat Gio mulai menarik kereta kudanya, seorang wanita menghampirinya dan berkata "apakah barang dagangan mu telah habis?" tanyanya yang kemudian dibalas Gio "maaf nona, semua dagangan ku telah habis terjual", wanita itu mulai terlihat sedikit lesu dan sepertinya sangat gelisah, "ada apa nona, mengapa anda terlihat gelisah?" tanya Gio yang menatap wanita itu dengan heran, wanita itupun langsung menatap Gio dan berkata "saya mencari sebuah labu untuk dibuat cake yang akan di serahkan ke keluarga kerajaan, tapi tadi pagi semua pelayan istana sibuk untuk mempersiapkan festival besok hingga lupa membeli labu, saya sudah mencarinya di seluruh pasar dan semuanya sudah terjual habis, saya tidak tahu lagi harus apa, ini kesalahanku yang lupa hal penting itu, raja pasti akan menghukum ku jika cake itu tidak ada". Saat setelah Gio mendengarkan kata wanita itu Gio langsung berkata "nona, sepertinya desa saya masih memiliki labu yang baru akan di petik pagi ini", wajah wanita itupun berubah menjadi lega "apakah kamu bisa mengantarkannya ke kerajaan hari ini?" tanyanya, "jika saya berangkat sekarang mungkin siang nanti saya dapat sampai ke istana, berapa buah yang nona butuhkan" jawab Gio yang dibalas oleh wanita itu " sekitar 30 buah, apakah bisa kamu hantarkan siang ini, aku akan membayarnya lebih" tanya wanita itu dengan penuh pengharapan di matanya yang di sambut dengan senyuman Gio sambil mengangguk dan berkata "baik nona, saya akan hantarkan siang ini".

Setelah itu Gio langsung menuju desa perjalanannya memakan waktu 1 jam menggunakan kereta kuda, sesampainya di desa Gio langsung menghampiri kepala desa untuk menyampaikan permintaan wanita tadi, kepala desa yang mendengar berita itu terlihat senang dan kemudian memerintahkan beberapa penduduk untuk menaikkan labu tersebut kedalam kereta kuda Gio. Setelah semua labu di naikkan ke dalam kereta Gio, diapun berpamitan kepada penduduk desa dan meminta maaf karena tidak bisa membantu mempersiapkan festival, para penduduk pun mengatakan tidak perlu khawatir dan menyuruh Gio agar cepat mengantarkan labu itu.

Setelah perjalanan Gio selama 2 jam, Gio sampai di pintu masuk kota yang kemudian turun dan menuntun kudanya ke tempat penitipan kuda dan kemudian menarik keretanya menuju istana kerajaan, sepanjang perjalanan Gio menuju istana, banyak orang yang mulai mempersiapkan festival yang tujuan dari festival ini untuk memperingati hari lahirnya putri pertama raja, seorang calon pemegang tahta selanjutnya.

Gio yang terus mendorong keretanya pun telah sampai di depan istana, saat Gio mengatakan tujuannya ke istana tiba - tiba terdengar suara keras yang marah "apa - apaan ini, mengapa kereta busuk ini ada di depan istana", Gio pun langsung berbalik dan kemudian menarik keretanya ke pinggir. "Oh, ternyata kereta rakyat jelata, harusnya kereta itu tidak bisa berada di sekitar lingkungan istana, penjaga hancurkan saja itu, toh dia cuma rakyat jelata" sambung kata seseorang yang berada di atas kuda," baik tuan muda" kata salah satu pengawalnya yang kemudian mencoba mendekati kereta Gio, "maaf tuan kereta saya tidak menghalangi jalan anda, mengapa harus anda hancurkan" tanya Gio yang sedang mencoba menahan pengawal tersebut, "berani sekali kau membantah perintah seorang duke, penjaga bunuh dia sekalian" kata pria yang berkuda itu dan sambil para pengawalnya mendatangi Gio.

Gio yang tidak punya pilihan harus melawan 4 pengawal pria berkuda itu untuk melindungi keretanya, Gio yang merupakan lulusan sekolah kesatria dapat mengalahkan ke 4 pengawal tersebut membuat pria berkuda itu marah dan menghunuskan pedang kearah Gio. "Berani - beraninya rakyat jelata menentang perintah seorang Duke" kata pria berkuda itu yang kemudian turun dari kudanya, Gio yang kelelahan setelah melawan pengawalnya pun tidak bisa melakukan apa - apa, pria berkuda itu kemudian mengangkat pedangnya dan mencoba menebas Gio, Gio yang tidak mampu untuk menghindar kemudian pasrah dan siap untuk mati. Sebelum pedang itu menebas Gio, dari dalam istana muncul seseorang yang berjalan ke arah pintu istana, "tahan pedangmu Sir Bistk, jangan mencoba menurunkan derajat mu dengan menghukum orang yang tidak salah" kata seorang yang berpakaian berkacamata dan di ikuti oleh beberapa pelayan di belakangnya, salah seorang dari pelayan itu adalah wanita yang di temui Gio di pasar tadi pagi.

"mengapa anda menahan saya Sir Nicholas, orang ini telah memukul penjaga saya dan telah mempermalukan saya, orang ini pantas untuk mati" kata pria berkuda yang tetap memaksa ingin membunuh Gio, "saya bukan orang buta atau tuli Sir Bistk, saya melihat dan mendengar anda yang bertindak seenaknya kepada pemuda ini, pemuda inipun melawan untuk melindungi pesanan saya" kata pria berpakaian berkacamata yang kemudian langsung berbicara kepada Gio "apakah kamu pemuda yang menerima pesanan Lea tadi pagi?" tanyanya kepada Gio yang dibalas "iya tuan, saya yang bertemu dengan nona itu tadi pagi, di kereta saya ada 45 buah labu yang saya bawa langsung dari desa saya". "ini tidak bisa dimaafkan, seorang rakyat jelata mempermalukan seorang Duke" kata pria berkuda itu yang mengembalikan pedangnya dan menaiki kudanya, "Sir Bistk, lebih baik anda pergi sekarang atau kukatakan bahwa keluargamu telah melawan perintahku" kata pria berkacamata yang membuat pria berkuda menelan ludah dan berkata "aku akan mengingat hari ini, jika bukan permintaan Sir Nicholas aku pasti akan membunuhmu, pengawal aku tidak jadi bertemu putri mahkota, sekarang kita pulang" kata pria berkuda yang kemudian membalikkan kudanya dan berjalan menjauhi istana.

"maaf tuan, 30 pesanan nona itu saya letakkan dimana?" tanya Gio yang dijawab pria berkacamata "apakah 15 buah yang lainnya sudah ada yang punya, sepertinya 30 buah saja tidak cukup" dan di jawab Gio "Belum ada tuan, tujuan saya setelah membawa pesanan ini akan langsung kembali ke pasar untuk menjual sisanya", kemudian pria berkacama tersenyum kearah Gio dan berkata "kalau begitu semua buah labu itu biar kami saja yang beli, Lea tolong hantarkan pemuda ini menuju ke dapur kerajaan dan bayarkan labu itu sesuai dengan perjanjian yang kalian buat" yang kemudian dibalas oleh wanita itu "baik tuan kalau begitu saya permisi dulu".

Saat mendorong keretanya masuk, Gio sangat kagum dengan istana tersebut, untuk pertama kalinya dia masuk kedalam, biasanya dia hanya mengingat cerita dari ayahnya tentang istana tersebut namun sekarang dia dapat melihatnya secara langsung. sesampainya di pintu dapur kerajaan, Gio mulai menurunkan dan meletakkan labu itu satu per satu ke dalam dapur kerajaan. saat Gio sedang fokus memindahkan labu itu, seseorang bertanya kepadanya "apakah labu itu manis? bolehkah kau membukakan 1 untukku", sontak Gio kaget dan melihat kearah sumber suara tersebut dan ternyata orang yang berbicara itu adalah putri mahkota kerajaan yang menyamar menggunakan pakaian pelayannya. Gio yang kaget melihatnya langsung menundukkan kepalanya dan memberi hormat kepada putri mahkota "maafkan hamba yang mulia, saya tidak tahu kau itu anda, maafkan hamba" kata Gio yang sedikit takut, Tuan Putri pun menunjukkan wajah yang sedikit kesal dikarenakan penyamarannya ternyata terbongkar, "jangan beri tahu siapapun jika aku menyamar, kalau tidak aku akan memasukkan mu ke penjara bawah tanah" kata putri yang langsung di jawab oleh Gio "maafkan hamba, hamba tidak akan mengatakan sepatah katapun tentang yang mulia", tuan putri pun tertawa melihat Gio berkata "jangan memanggilku yang mulia, aku sekarang sedang menyamar panggil aku dengan namaku, Leona", "maafkan hamba yang mulia, hamba tidak bisa" kata Gio yang tetap tertunduk dan membuat tuan putri sedikit kesal pada Gio kemudian berkata "apa kau tidak mau mematuhi perintahku wahai kesatria" yang kemudian Gio mengatakan "maafkan saya yang mulia, saya akan mematuhi perintah" dan kata itu membuat tuan putri senang dan berkata "kalau begitu siapa namamu?" yang dijawab Gio "nama saya Gio yang mulia, maksud saya Putri Leona".

Putri Leona pun menyuruh Gio untuk berdiri dan melanjutkan pekerjaannya untuk tidak menjadi pusat perhatian, Putri Leona yang meminta untuk membantu Gio agar penyamarannya lebih natural namun Gio tidak bisa menerima permintaan putri Leona dan menyuruhnya untuk duduk dan melihat saja, "kau belum menjawab pertanyaan ku yang tadi apakah labu itu manis" tanya putri Leona yang penasaran, "labu ini manis putri Leona, labu ini di tanam di tempat yang sempurna untuk labu tumbuh sehingga labu dari desa kami itu manis" jawab Gio yang kemudian disambung oleh putri Leona "bisakah kamu memberikan ku potongan kecil agar aku bisa merasakan apakah katamu benar ataukah cuma bohong.

Gio kemudian memotong satu labu dan menjadikannya potongan kecil untuk diberikan kepada putri Leona, saat putri Leona memakan potongan labu tersebut wajahnya berubah menjadi sangat bahagia dan berkata "ini benar - benar manis, tolong berikan aku beberapa potong lagi", Gio yang mendengar pujian dari putri Leona menjadi senang dan memberikan beberapa potongan labu kepada putri Leona.

Setelah putri Leona memakan semua potongan labunya, dia kemudian diketahui oleh pelayannya yang meminta untuk tidak melakukan hal ini lagi karena dia putri mahkota yang harus tetap menjaga wibawanya dan tidak boleh berpenampilan lusuh di depan rakyatnya, mendengar celotehan pelayannya putri Leona langsung melompat dari kursinya dan melarikan diri sambil melambaikan tangan kepada Gio. Gio yang tersenyum kepada putri Leona kemudian dihampiri Lea yang mengatakan "totalnya semua 45 buah berarti 23 koin emaskan sesuai perjanjian kita" yang di jawab "maaf nona, buahnya cuma 44 karena yang mulia meminta 1 buah untuk dia makan", "itu tetap 45 karena buah ini memang akan di jadikan sebagai cake untuk yang mulia Leona" jawab Lea yang kemudian memberikan kantong berisi emas.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Gio kemudian berjalan ke pintu masuk kota untuk mengambil kudanya, dia pun kembali menuju desanya, di tengah perjalanan dia bertemu dengan seseorang yang sedang di hadang oleh kawanan perampok, tanpa pikir panjang Gio langsung menolong pria tersebut dan melawan 7 orang perampok, perkelahian yang cukup sengit namun di menangkan oleh Gio tanpa luka yang berarti. Setelah selesai Gio langsung mendatangi orang tersebut, pria yang memiliki janggut panjang berwarna putih, "terima kasih nak sudah menolongku, jika tidak ada kamu aku pasti sudah mati" kata pria berjanggut putih yang di balas Gio dengan "tidak masalah, sudah seharusnya aku membantu tuan" yang kemudian pria berjanggut putih itu menanyakan nama dan tempat tinggal Gio dan Gio menjawab "Nama saya Giovanna Westrea, saya tinggal di desa Fuinsia", setelah mendengar nama Gio pria berjanggut putih pun diam membatu yang kemudian langsung memegang kedua bahu Gio dan berkata "apakah kamu anak dari Harrington Westrea?" tanyanya yang di jawab Gio "benar ayah saya Harrington Westrea, apakah tuan mengenal ayah saya" tanya Gio kepada pria berjanggut putih, "Harri merupakan teman saya saat masih berada di militer kerajaan, maafkan saya Gio tidak dapat melindungi ayahmu, malah dia yang melindungi saya sehingga dia meninggalkan mu di usiamu yang masih sangat muda, bagaimana kabar ibumu apakah dia sehat?" tanya pria berjanggut putih, Gio menjawab "terima kasih tuan, saya merasa senang karena tahu ayah saya adalah seorang yang hebat dan saya tidak punya ibu lagi, dia meninggalkanku dan memilih pedangan dari kota Xyurisia" kemudian pria berjanggut putih mengatakan "aku tidak tahu ternyata kamu mengalami masa sulit seperti itu, maafkan aku" dan di jawab oleh Gio "tidak apa - apa tuan, semua penduduk desa sangat menyayangiku sehingga aku masih dapat hidup sampai hari ini. Setelah berbincang - bincang cukup panjang pria berjanggut putih kemudian memberikan alamatnya kepada Gio dan memintanya datang kerumahnya minggu depan, Gio pun mengiyakan dan kemudian beberapa kesatria kerajaan datang dan menjemput pria berjanggut putih dan membawa para perampok, saat pria berjanggut putih sudah menjauh dia berteriak dan mengatakan "Gio kamu harus datang ke tempatku aku akan menunggumu" dan kemudian menghilang.