3 Dia datang

Sinar mentari pagi menerobos masuk menembus kaca dan mengenai wajahku. Aku terbangun karnanya dan mendapati aku sudah berada di kamar. Mungkin ayah yang memindahkanku ke sini.

Ku-buka jendela kamar dan menghirup udara segar. Suasananya masih Asri, tidak seperti kota J yang penuh sesak dengan bangunan.

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku.

"Iya.. masuk" Aku mempersilahkan

Saat suara pintu terbuka terdengar suara kaki melangkah ke arahku yang sedang berdiri menghadap keluar jendela.

Aku tau itu pasti yandra.

Ku balikan badan dan mendapati seseorang yang tidak asing dimataku. Tapi bukan yandra, melaikan Danar teman ķecilku.

"Danar...?" Suaraku memastikan

Dia meletakan sarapan yang ia bawa buatku di meja, di samping tempat tidurku lalu menghampiriku dan tiba-tiba saja memelukku.

"Aku sudah mendengar semuanya dari Ibumu, aku khawatir Shel. Mau itu yandra mau itu Danar aku gak peduli asal perasaanmu masih sama buatku Shel" Suaranya seperti menahan tangis.

Dengan sigap aku menjauh darinya.

"Maksut kamu apa?, kamu Danar kan? iyakan?" tanyaku panik

"Aku Bagas Shel, aku Bagas... pacar kamu. 2 taun lalu kita mulai bersama Shel, tolong ingat aku" Suaranya khawatir.

"Gak, aku gak kenal Bagas. Kamu danar dan pacarku Yandra bukan kamu !, keluar !. Ibu... tolong.." Suaraku berteriak dan panik kebingungan.

Ibu menghampiri kami dan menenangkanku.

"Ibu, yandra mana bu? yandra bu?" Aku menangis kembali merindukan yandra.

Ibu hanya menatap sedih melihatku seperti itu.

"Nak Bagas, tolong mengerti dulu keadaan Mishel ya, hari ini kami mau bawa mishel ke dokter. Nak Bagas banyak-banyak berdoa buat Mishel ya. Ibu tau Nak bagas sangat cinta dengan Mishel"

Bagas hanya terdiam dan mencoba tersenyum menjawab apa yang ibu bicarakan.

Ibu memintaku bersiap-siap ke rumah sakit tak jauh dari rumah.

Dengan masih terisak aku mengikuti permintaan ibu.

Tidak lama akupun selesai dan keluar dari kamar, aku melihat danar duduk di Ruang Tamu.

"Danar gak ikut kan bu?" tanyaku

"Memangnya kenapa kalo nak Bagas ikut nak?" Suara ibu bingung

"Aku gak mau bu"

Ibu hanya tersenyum dan mengangguk.

Ayah membawaku masuk ke mobil sementara ibu berbica sebentar dengan Danar.

"Nak Bagas, Nak bagas pulang saja dulu. Keadaan Mishel sedang seperti ini. Ibu hanya tidak ingin keadaan Mishel makin menjadi nak"

"Tidak bu, Bagas gak bisa pulang sedangkan Mishel masih seperti ini. Bagas mohon bu, biarin Bagas disini beberapa hari sampai mishel ingat lagi sama Bagas. Bagas Bakal ambil Cuti kerja bu" Pintanya.

"Baik kalo itu mau kamu nak, yang sabar ya"

Ibu berpamitan denganya lalu ikut pergi ke Rumah Sakit bersamaku.

Setibanya dirumah sakit, aku langsung dibawa ke ruang Dokter yang merupakan teman Ayahku.

Aku diperiksa selama 2 jam lamanya dan hasilnya harus menunggu 5 jam lagi katanya.

Selama menunggu, aku memainkan salah satu Sosial Media yang disebut Instagram.

Aku melihat foto-fotoku dengan Yandra yang pernah ku unggah ke Media sosial tersebut.

Ku kirim pesan padanya.

"Dear my beloved Yandra..

Aku rindu padamu, Sangat Rindu. Tolong kembali"

Namun pesan di instagram itu hanya terkirim saja, tidak ada tanda-tanda terbaca olehnya.

Ibu melihatku dengan aneh.

"Kenapa bu?"

"Itu foto kamu nak?, kok bukan sama Nak Bagas?"

"Maksut ibu Danar ?"

"Nak, dia itu Bagas nak bukan Danar. Ibu gak kenal Danar nak, dia siapa?"

"Aduh bu, masa ibu lupa sih. Danar itu loh anaknya bu Ana, tetangga kita bu, temen kecil aku. Masa Ibu gak inget, ada-ada aja Ibu ini"

Ibu hanya menatap aneh padaku.

Kamipun menunggu kembali sampai akhirnya hasilnya-pun sudah keluar.

Aku, Ibu dan Ayah dipanggil ke ruang dokter.

Dokter membacakan hasil pemeriksaanku, katanya..

Hasil pemeriksaan Mishel semua normal Pak Dama, Semua normal. Saya juga bingung kenapa Mishel sampai kehilangan beberapa memorinya. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Mendengar itu, ayah dan Ibuku lega namun juga bingung harus bagaimana denganku.

Setelah mendengar dan menerima hasil pemeriksaan kami langsung pulang ke rumah.

Sepanjang perjalan Ayah dan Ibu menanyakan tentang Yandra, tentang Danar dan semua, apapun yang aku tau.

"Nak, apapun yang kamu kasih tau ke ibu, ibu sangat asing nak. Ibu gak tau"

"Ayah juga Mishel, ayah gak kenal Yandra, gak kenal Danar dan Pacar kamu itu ya Bagas setau Ayah"

Aku hanya terdiam mendengarkan Ucapan Ayah dan Ibu.

Tiba-tiba ayah menghentikan mobilnya mendadak, membuat aku dan ibu terkejut.

"Anak muda jaman sekarang memang suka cari penyakit" grutu ayah.

Ku lihat sesorang jatuh dari motornya, sepertinya motor itu berusaha menyalip mobil ayah namun naas karna motornya justru mengenai badan mobil ayah dan oleng lalu terjatuh.

"Heh, kamu gakpapa?, ini bukan jalanan nenek moyangmu, jangan ngebut-ngebut" Grutu ayah sambil membantu pemuda itu berdiri.

"Maaf om" Katanya lalu membuka helm-nya.

Aku melihat dari dalam mobil.

"Yandra..??, ibu.. itu yandra" Aku segera keluar dari mobil.

"Ayah, ini yandra yah"Kataku sambil menghampiri Yandra.

"Yandra, kamu gapapa?, kamu kemana aja ? jangan ngilang lagi aku mohon" tanganku memegang erat tanganya.

Dengan cepat dia lepaskan tanganku. Dengan kasar dia mendorongku menjauh darinya.

"Yandra siapa sih, saya gak kenal sama situ" Suaranya ketus

"Ndra, ini aku Mishel ndra" Aku menangis.

Yandra hanya kebingungan lalu menaiki motornya lagi. Ayah dan Ibu berusaha menahanku agar aku tidak mengejar Yandra.

"Yandraaaa !!!!! ini aku ndra" Kakiku lemas seperti tak bertulang, aku terduduk dijalanan melihat motor Yandra yang semakin menghilang.

Kali ini aku benar-benar kehilangan Yandra. Kali ini aku benar-benar yakin duniaku sudah berubah.

avataravatar
ตอนถัดไป