4 Satu Kata

"Aku mendapatkan apa yang layak kudapatkan

Lebih dalam setiap hari, hanya dadaku ya sakit

Maaf...."

***

Rumah Farhan

"Cie anak kesayangannya papah lagi sibuk." Sindir kakaknya Farhan dengan nada yang sinis.

Farhan tetap diam menyelesaikan sedikit tugas kantor yang diberikan papahnya. Kakak Farhan hanya lebih tua 2 tahun darinya. Seharusnya kakaknya lah yang mengurus ini semua karena papahnya yang sudah semakin tua.

Tapi kakaknya Farhan pernah satu kali tidak naik kelas karena saking bodohnya. Kepribadiannya berbeda dengan Farhan yang jenius dan bisa melakukan apa saja di segala bidang dengan sempurna.

Sekarang kakaknya hanya dirumah dan pengangguran. Ia hanya bisa meminta dan menghabiskan uang yang diberikan oleh orang tua nya.

"Kok diem, kerasa ya?"

"Enak ya jadi anak yang disayang.."

"Dasar,,,adik ngga tau diri!!" Sindir kakaknya Farhan semakin kelewatan.

Karena sudah tak terima dengan ocehan receh kakaknya itu, Farhan pun berdiri dan memandang kedua mata kakaknya itu yang bernama Akas.

"Mau lo apa sih kak?" Tegas Farhan.

"Wowowo adek kakak marah, mau digantiin popok ya sama bunda apa mau ngadu?" Ejek Akas.

"KELUARRR!!!!" Teriak Farhan tepat di depan Akas.

Suara Farhan yang terdengar sampai lantai satu membuat orang tuanya mendengar teriakan Farhan itu. Mereka khawatir dengan apa yang sedang terjadi di atas, diruang kerja Farhan.

Mereka pun memutuskan untuk naik ke lantai 2 tepat dimana ruang kerja Farhan. Dan orang tua Farhan pun kaget dengan kelakuan kedua putranya yang bertengkar hebat seperti anak-anak.

"Oh jadi gini nih kelakuan anak manja nya papah sama bunda bisanya cuma marah-marah."

"Lo mau bikin kisah baru adek manja yang durhaka sama kakaknya hah?" Ucap kakak Farhan tanpa rasa berdosa sedikitpun.

Tanpa basa-basi Farhan mengambil beberapa berkas pekerjaannya dan hanya memandang kakaknya dengan tatapan yang sinis dan pergi begitu saja.

Ketika Farhan didepan pintu Farhan mendapati kedua orang tuanya yang berdiri dengan raut wajah yang sedih. Farhan hanya menunduk dan melewati mereka sambil mengatakan satu kata yaitu maaf.

"Heh anak manja mau kemana lo, mau kabur dasar penge..."

Kata Akas terpotong dengan perkataan papahnya.

"AKAS!!!" Sentak papahnya dengan membuka lebar matanya seperti akan lepas dari kantongnya.

"Apa sih pah, selalu aja mbelain Farhan emang anak papah itu cuma satu apa?"

"Oh Akas tau pasti karena Akas ngga bisa apa-apa seperti Farhan, karena Akas bodoh kan, Akas sekarang semakin ragu apa Akas ini memang anak kandung papah sama bunda?"

"Astaghfirullahal'azim....apa kamu tidak bosan selalu membuat orang tua kamu bingung denagn kelakuanmj sendiri Akas?" Jelas bundanya dengan suara serak karena menangis.

"Pah minta uang dong buat party.." Pinta Akas tanpa rasa bersalah.

"Bener-bener anak ngga tau diri!!" Tegas papah nya dengan melemparkan uang yang diminta Akas sampai berceceran di lantai.

"Tangks pah, tapi papah bisa kan ngasihnya lebih baik daripada kaya tadi." Balas Akas dengan nada yang diturunkan.

Tanpa mengucapkan satu patah kata papah dan bunda nya pun meninggalkan Akas sendiri. Rasa pedih yang dirasakan kedua orang tua Farhan yang diakibatkan oleh kelakuan kakaknya itu.

Di kamar Farhan.

Dasar adik ngga tau diri...

Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di telinga Farhan, dirinya tidak terima disebut seperti itu. Akhirnya Farhan hanya mengambil gadget yang ada dimeja belajarnya dan bermain game.

Setelah bosan bermain game Farhan pun membuka grup whatsapp yang berisikan 4 orang termasuk dirinya juga.

AnggiPurnama:"wei ada tugas ngga?"

AnggiPurnama:"gwe males buka buku nih."

BagasSuryadi:"i dont know."

AnggiPurnama:"gwe ngga tanya lo nyet, kan lu emang ngga berangkat tadi pagi."

FarhanRazin:"ada tuh tugasnya pak Sarjan, Fisika."

DoniAnggara:"punya lu udah kelar kan @farhan?

FarhanRazin:"udah"

AnggiPurnama:"asyiikk ngepek dong besok boleh ya nanti gwe kasih emot lope lope dah."

FarhanRazin:"hmm... iya besok."

AnggiPurnama:"makin sayang sama Farhan"

DoniAnggara:"eh kabur HOMO KELUARRR!!"

BagasSuryadi:"negara kita terancam gaesss, tanda-tanda kiamat udah datang perbanyak amal ibadah kalian..."

AnggiPurnama:"kampret gwe dibilang homo."

DoniAnggara:"wkwkwkwkwk"

BagasSuryadi:"ada Aqua tengtengtengtengtengteng."

AnggiPurnama:"dibayar berapa lu?"

DoniAnggara:"kemaren Baygon suruh diminum sekarang Aqua ku bisnis apaan sih, jangan-jangan lu juan narkoba lagi...wkwkwk."

....

...

...

Sementara grup yang semakin ngga jelas pemikiran nya itu Farhan mematikan ponselnya dan berusaha untuk tidur.

Saat Farhan memejamkan matanya hanya satu wajah yang tak pernah dilupakan di pikirannya itu.

"Akhirnya aku sudah menemukanmu....Lia Anggraeni." Gumam Farhan sambil menarik sudut bibirnya.

Pagi itu si lab. biologi

"Li lo sekelompok ma gwe ya."

"Iya gwe mah ngikut lu aja Si."

"Ok" jawab Sia yang diisyaratkan dengan jari telunjuk dan ibu jari yang disatukan.

Saat praktek selesai para murid kelas Lia pun kembali ke kelas, tapi ya itu sebagian anak laki-laki dikelas nya malah nylonong ke kantin.

Saat Lia sedang sibuk memperhatikan teman-temannya yang sedang asyik di kantin Lia lupa melihat ke depan.

Bruukkk

Semua buku yang sedang dibawa Lia jatuh berceceran di lantai. Suara yang tak asing bagi Lia pun terdengar.

"Eh sory gwe kira ngga ada orang dibelakang."

"Lo ngga papa?"

Saat Lia mendongakkan kepalanya ternyata pria triplek itu, Farhan.

"Eh lu swasta." Ejek Farhan.

"Apa lo!, bukannya bantuin malah ngejek mulu kerjaannya, nih bantuin adiknya Selena Gomez yang cetar membahana ini." Jawab Lia tanpa malu

"Cih! Adiknya Selena Gomez kaleng Kong guan ada bapaknya!"

"Ngga usah ngarep."

Bukannya Farhan membantu Lia, Farhan malah meninggalkan nya begitu saja dengan buku sebanyak itu.

"Ngga punya hati lo!!!"

Saat Lia mengucapkan kata itu tidak ada yang menyangka bahwa pak Surya pas-pas an sedang lewat dan mendengar apa yang diucapkan Lia.

Pak Surya pun berjalan menuju Lia dan disertai dengan sorotan matanya yang khas.

"Eh ada pak Surya..lagi ngapain pak?"

"Lagi jalan-jalan ya, memang disini itu suasananya enak pa bikin kepala dingin."

"Jadi bisa bikin kita ngga marah-marah terus hehehe." Tanya Lia yang disertai tawaan canggung.

"Ngapain kamu...bukannya masuk kelas malah enak-enakan diluar kelas, kamu bukannya yang telat kemarin kan!!"

"Eh bapak emmm ituu anuuu."

"Anu apa!"

"Anu tadi ngga sengaja bilang pas ada pak Surya, sebenernya dia mau bilang itu ke saya pak tapi bapak keburu dengar jadi salah paham."

"Oiya kebetulan bapak disini, itu banyak anak-anak yang ngga masuk kelas malah ke kantin pak."

Tiba-tiba seorang pria menyambung kata-kata pak Surya dan dilanjutkan dengan memberi tahu pak Surya jika ada anak kelas ada yang bolos ke kantin. Orang itu Farhan.

"Udah kn."

"Fyuhh selamat." Lega hati Lia

"Jadi lo punya utang 2 kali lipat sama gwe." Sambung Farhan.

"Hmm iya-iya gwe paham." Jawabku terpaksa.

Dalam hitungan detik Farhan mengambil buku yang ada di lantai dan merapikannya. Kemudian Farhan memberikan satu bagian tumpukan buku yang berisi 5 buku pada Lia dan selebihnya langsung diangkat nya sendiri.

"Yuk kelas." ajak Farhan.

Lia mengerut kan kening tanda masing belum konek dengan ucapan Farhan.

"Yang ini bukan hutang yuk keburu ganti jam pelajaran."

"Hehehe nah gitu jadi orang jangan perhitungan, gwe doain semoga lo tiap hari kya gini terus, kn lu jadi tambah ganteng meskipun muka lu masih kaya triplek tapi bukan BS an gwe ganti dengan triplek yang baru impor dari luar pulau."

"Trusss"

Ternyata Farhan sudah cukup jauh jaraknya dengan Lia yang masih ada di tempat awal yang mengoceh tak henti-henti.

"Farhannnnn,,,triplekkkk tungguin."

Dengan langkah kecilnya Lia mencoba mengejar Farhan yang semakin jauh darinya.

Dikelas

"Si emm gwe mau jujur ma lo" Lia membulatkan tekad.

"Masalah apa?" Tanya Sia yang masih bingung.

"Yang masalah kemaren muka gwe pucet abis denger saran tugas b. Indonesia lo."

"Iya jadi?"

"Sebenernya gwe itu ada hubungannya sama be..." ucapan Lia terpotong

"Heh mulut swasta!!"

avataravatar
ตอนถัดไป