Mo Liancheng bertanya dengan lembut, "Tan'er, apa yang terjadi? Kenapa dia berani memukulmu?"
"Aku, tidak berani mengatakannya," jawab Qu Tan'er dengan suara pelan.
"Aku akan memutuskan untukmu." Tatapan dingin Kaisar agak mirip dengan tatapan dingin Mo Liancheng.
Mo Liancheng dengan lembut menepuk-nepuk punggung Qu Tan'er untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia dapat yakin masalah telah diselesaikan dengan sempurna. Baru saja sang Kaisar, ayahnya, telah melihat beberapa peristiwa dengan nyata. Sebelumnya, dia telah mendengar banyak hal mengenai Qu Xinning. Biasanya gadis itu tampil dengan kecantikan yang lembut, namun di balik layar ternyata bisa menjadi sangat kejam dan ganas. Kaisar telah mengetahui bahwa sebagian besar wanita yang tinggal di istana saling memfitnah satu sama lain, tetapi ketika dia melihat perilaku mereka dengan mata kepalanya sendiri, dia akan langsung bersikap berbeda.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com