Qu Tan'er tiba-tiba merasa bersyukur karena Mo Liancheng masih punya hati nurani, tidak memutuskan kakinya dan mengolesi obat dengan lembut. Kalau tahu dari awal, dia tidak perlu repot-repot menolak dan mencari masalah. Gerakan suaminya yang sangat hati-hati membuatnya tidak merasa sakit sama sekali, hatinya juga sedikit bergetar meski dirinya tidak menyadarinya.
"Beristirahatlah yang baik. Aku akan datang menjengukmu nanti," ucap Mo Liancheng. Sesudah mengoleskan obatnya, dia beranjak dari ranjang dengan perlahan dan tanpa banyak berbicara lagi melangkah keluar.
Qu Tan'er memandang bayangan punggung yang semakin menjauh itu seolah-olah masih ada yang ingin diucapkannya, namun pada akhirnya dia mengurungkan niatnya dan melamun di ranjang.
Beberapa saat kemudian, Jingxin pun masuk. Dari penuturan pelayannya itu, Mo Liancheng telah mengusir orang-orang yang tidak berkepentingan. Lalu, Qu Tan'er tidur sejenak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com