webnovel

cara ke masa lalu dengan benar

ประวัติ
Ongoing · 35.3K Views
  • 6 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

seorang pria bernama tio abraham seorang anggota militer dan ahli dalam merakit senjata. terkena ledakan yang berasal dari gudang senjata,bertepatan saat dia bertugas dalam mengecek gudang senjata, dan berpikir dia akan mati, tetapi tiba tiba tio merasa aneh karena tidak merasakan sakit sedikitpun dan akhirnya membuka mata. ketika tio membuka matanya dia melihat dirinya tidak lagi gudang,tetapi di masa lalu. warning:disini tio dan author beragama islam jadi mungkin tio akan menyebarkan keyakinannya yaitu agama islam dan ya akan ada juga agama lain seperti hindu buddha kristen dll nya di sana tersebar bersamaan dengan agama yg disebar tio jadi jika ada yg merasa tersinggung nantinya,saya meminta maaf dan tidak bermaksud begitu. tambahan:mc akan mempunyai satu wanita saja tag:militer,sejarah,perang,romance

Tags
2 tags
Chapter 11.tio abraham

[normal pove]

disuatu tempat di gudang persenjataan dimana ada banyak jenis bermacam-macam senjata,terlihat seorang pria berumur 30 tahun yang saat ini sedang mengecek gudang persenjataan.

"sip semuanya sudah beres dan tidak ada yg hilang jadi tinggal mengunci pintu-nya saja"gumam seorang pria yang bernama tio abraham yang saat ini akan menuju ke pintu keluar.

ketika tio mendekati pintu keluar tersebut,tiba tiba tio mendengar suara ledakan besar yang berasal dari belakangnya,sontak mendengar suara ledakan tersebut tio dengan sigap dan tanpa menoleh berlari sekencang-kencangnya

akan tetapi tio terlalu dekat dengan ledakan tersebut sehingga menbuatnya terpental ke tembok dari salah satu gudang tersebut.

"urgghh...apa...kah ini akhirnya"kata tio dan memulai mengingat masa lalunya yg penuh dengan pelatihan demi meraih cita-citanya menjadi tentara,akan tetapi dia merasa menyesal karena terlalu fokus sampai dia tidak sempat untuk memiliki seorang kekasih,menikah,dan mempunyai seorang anak sampai pada akhirnya dia terlalu gk kuat dan pingsan

.

.

.

.

[tio abraham pove]

"dimana aku,seingatku,aku berada digudang senjata dan terkena ledakan,ah seharusnya tubuhku merasabkesakitan tadi,tapi kenapa sekarang...."kataku kaget untuk sementara sampai pada akhirnya mulai tenang

beberapa detik berlalu akhirnya aku pub memutuskan membuka mataku secara perlahan-lahan

ketika aku membuka mataku,tiba tiba aku melihat sebuah langit malam yang diiringi dengan bulan dan bintang-bintang yang menerangi langit tersebut,cukup membuatku terkagum-kagum dan memutuskan melihat sekelilingku juga

"ah...hutan..bukannya aku seharusnya di...."tepat ketika aku akan mengatakan sesuatu,tiba-tiba sebuah ingatan aneh memasuki kepalaku,dan itu adalah ingatan tentang seorang anak berumur 10 tahun dan hal yang membuatku kaget lagi adalah bahasa dan tempat tinggal anak ini adalah lombok dan zaman ini adalah indonesia pertama kali dijajah oleh bangsa Eropa

"uh sepertinya aku tidak akan pernah bisa hidup dengan damai lagi,setelah perang dunia ketiga dimulai dan akhirnya selesai,tapi ah aku disambut lagi dengan perang ini lagi ah...."teriak kesal tio abraham yang lelah dengan perang yang dilaluinya

"baiklah kalau begitu aku akan menerima tantangan ini,tapi sebelum itu aku harus mencari makanan dan bahan mentah untuk membuat senjata"katanya dan mulai tenang lagi.

'untungnya aku mempunyai pengalaman dalam dalam membuat penyimpanan sederhana dari kayu dan juga membuat berbagai macam peralatan di mulai dari perkakas,senjata api,dan bahkan senjata tacam tapi pertama jika aku ingin membuat senjata api aku harus menyiapkan semua peralatan yg dibutuhkan'pikirku yang mulai pusing karena bahan yang terbatas di lingkungan ini

setelah beberapa lama dan sambil bersembunyi dari orang orang,terutama dari bangsa eropa tersebut sampai aku sudah siap sepenuhnya.

[normal pove]

tak sadar beberapa waktu berlalu kini haribpun sudah mulai berganti menjadi pagi dan tanpa sadar tio abraham sudah terjaga dari malam sampai pagi,cukup membuatnya mulai kelelahan dan haus sehingga menyebabkannya dehidrasi,jika itu tubuh lamanya mungkin tio bisa bertahan tapi sekarang dia hanya punya tubuh seorang anak nerumur 10 tahun dengan otot yang tidak terlalu menonjol dan tubuh yang ramping tentu membuatnya cepat kelelahan.

tentu saja tio tak tinggal diam saja dan mulai pergi ke sungai yang dimana sempat dia lihat selama mencari bahan dan buah-buahannya

tio berjalan sambil memakan buah mangga yang ada ditangannya

"uh...uh...uh akhirnya setelah berjam-jam..."kata tio sambil dengan senyum yang terlihat dengan jelas di wajahnya dan berlaru dengan sekuat tenaga kearah sungai yang jernih tersebut

setelah menggilangkan rasa hausnya,tio pun tidak menyia nyiakan kesempatan dan mengumpulkan semua pasirnya( karena disini disungai sangat dekat bisa dibilang perbatasan antara air sungai dan air laut) menggunakan kotak kayu yang dibuat oleh tio dan segera setelah selesai mengumpulkannya tio pun mulai memahat batu besar yg ditemuinya di pinggir sungai dan segera mengeluarkan sebuah batu runcing yang tajam dengan ujung lainnya lagi tidak runcing tapi di balut dengan sebuah akar

dan di tangan sebelahnya lagi dia memegang sebuah palu yang terbuat dari kayu besar dan padat sehingga tidak mudah retak ketika memukul sesuatu seperti batu dan lainnya.

......

berjam-jam berlalu tio pun selesai dan juga dia merasa agak aneh soalnya dia tidak pernah melihat atau pun mendengar suara orang lewat dari orang orang disini ,tapi tio hanya mengabaikan saja dan bersyukur tak ada orang

setelah itu dia pun menumpahkan pasirnya(tidak sembarang pasir tapi pasir kuarsa yang murni) ke ke lubang yang dipahatnya dibatu tersebut dan memulai menaruh kayu dibawah batu tersebut dan mulai menyalakan api di tempat dia menaruh kayu tersebut

setelah api itu menyala tio pun memulai mencapur bahan yang tercampur dengan natrium nitrat,bikabornat,dan kerak garam

[time skips] -time skip aja langsung soalnya agak lama untuk menjelaskan bahan bahan dan tahapan pembuatan pasirnya-

akhirnya beberapa hari atau mungkin minggu berlalu kini tio sudah berhasil membuat 1 senjata api bentuknya seperti AK-47 tapi bentuknya lebih sederhana dan lebih panjang dengan lapisan nya terbuat dari kayu dan beberapa besi yang menambahinya dan 2 senjata tajam seperti pisau dan juga pedang panjang dengan bentuk yang agak ramping sehingga lebih seimbang dengan tubuhnya dan juga dengan tubuhnya setinggi 129 cm yang dimana tubuhnya sangat cocok untuk orang indonesia dan segera melapisinya dengan kayu panjang yang dia buat agar pedangnya bisa muat dan menaruhnya di sebelah pinggang dimana dia membuat kaitan dari besi panjang dan menaruh pedangnya dan juga dengan tas yang menggantung dipunggungnya dengan

juga dia tidak lupa untuk membuat panah dengan anak panahnya yang terbuat kayu dengan ujung tajamnya terbuat dari besi yang ditaruh sebelah tasnya

dan di genggamab tangannya terlihat sebuah kertas yang menggambarkan sebuah map dimana mengambarkan sebuah jalan yg bertujuan di rumah besar (disana tempat markasnya para bangsa eropa/belanda dan bagaimana tio bisa tahu adalah karena tio sudah pernah kesana untuk mengecek ngecek daerah sekitarnya dan menggambarnya disebuah kertas besar

"baiklah waktunya untuk memulai rencana pertama-rencana A"kata tio sambil menatap kedepan dengan raut wajahnya seakan dia akan mengacaukan sesuatu dan membuat sebuah keributab besar

......

You May Also Like

PRAHARA DI KAHURIPAN

Pada saat Prabu Dharmawangsa Teguh Anantawikrama dari Kerajaan Medang Kemulan merayakan pesta pernikahan kedua puterinya yaitu Dewi Sri Anantawikrama dan Dewi Laksmi dengan Pangeran Airlangga dari kerajaan Bedahulu di Bali, tiba-tiba menyerbu prajurit raja Wura-wari dari kerajaan Lwaram Dalam penyerbuan itu Prabhu Dharmawangsa Teguh dan permaisuri serta seluruh menteri dan bangsawan kerajaan tewas. Istana Watu Galuh dihancurkan. Airlangga dan kedua isterinya didampingi pelayan setianya, Mpu Narottama dan beberapa pengawal berhasil meloloskan diri dan berlindung di Gunung Prawito. Tiga tahun hidup di hutan Prawito sebagai pertapa, tahun 931 Saka Airlangga kedatangan serombongan orang dipimpin oleh beberapa pendeta untuk menyampaikan keinginan rahayat Medang agar Airlangga kembali membangun kerajaan baru meneruskan dinasti Ishyana. Dengan bantuan para pendeta, reshi dan brahmana, Airlangga menyusun kekuatan membangun kerajaan Medang. Diantara para reshi terdapat Mpu Bharada penasehat spiritual mendiang prabu Dharmawangsa Teguh, dibantu oleh Ki Ageng Loh Gawe, pertapa di Gunung Anjasmara Pada tahun 931 Saka istana Wotan Mas selesai dibangun dan Airlangga diangkat sebagai raja dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Kerajaan yang baru bernama Kahuripan. Atas jasanya membantu pembangunan kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga menghadiahkan tanah perdikan di desa Giri Lawangan kepada Ki Ageng Loh Gawe. Dalam kunjungannya ke Wotan Mas, Ki Ageng Loh Gawe mengajak muridnya bernama Ki Puger berusia 20 tahun. Mengetahui Ki Puger murid Ki Ageng Loh Gawe yang ikut membantu membangun Wotan Mas, Prabhu Airlangga meminta agar Ki Puger bersedia dinikahkan dengan sepupu raja yang bernama Dewi Centini Luh Satiwardhani atau Ni Luh Sati. Setahun setelah perkawinan itu lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Aryosetho Jayawardhana. Tahun 954 Saka atau 1032 M Giri Lawangan diserbu gerombolan pimpinan Gagak Lodra. Sehari sebelum itu Ki Puger dan keluarganya pergi meninggalkan Giri Lawangan menuju ke pertapaan Kaliwedhi untuk menghindarkan Aryosetho Jayawardhana dari penyerbuan Gagak Lodra karena ia dipilih oleh para dewa sebagai cikal bakal yang kelak akan menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa. Di Kaliwedhi Aryosetho digembleng dengan keras oleh Reshi Sethowangi. Berkat ketekunannya ia memperoleh ilmu mahadahsyat ciptaan Sang Hyang Wishnu yang bernama Bhayu Selaksha dan menerima pedang sakti Sosronenggolo Setahun kemudian Aryosetho bersama Ki Puger turun gunung membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya yang direbut oleh Ratu Arang Ghupito. Berkat perjuangannya Aryosetho berhasil membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya. Dalam perjalanan dari kraton Dhaha kembali ke Kahuripan, ia dan prajuritnya berhasil menumpas gerombolan Gagak Lodra. Selesai menjalankan tugasnya Aryosetho mengajak sahabat masa kecilnya ke Kaliwedhi menjemput calon istrinya yang bernama Dyah Ayu Rogopadmi Aninditho Prameshwari alias Dewi Condrowulan. Beberapa waktu lamanya di Kaliwedhi, Aryosetho kembali ke Giri Lawangan memboyong Dewi Condrowulan yang telah menjadi istrinya dan hidup sebagai pertapa. Setelah 93 tahun pernikahannya Dewi Condrowulan di karuniai seorang putri. Namun kebahagiaan bersama sang putri yang dinantikan selama puluhan tahun hanya berlangsung selama 40 hari, setelah hari itu Dewi Condrowulan harus menyerahkan putrinya untuk diasuh oleh orang lain seperti dirinya dulu ditemukan Reshi Sethowangi di tengah hutan. Bayi tanpa nama itu diserahkan kepada Mpu Purwo, seorang pertapa sakti yang kemudian memberinya nama Ken Dedes. Ken Dedes kelak akan melahirkan keturunannya menjadi raja besar di kerajaan Singhasari dan Majapahit. Aryosetho dan Dewi Condrowulan telah berhasil menjalankan tugas yang diberikan oleh Dewata Agung sebagai pepunden cikal bakal raja-raja besar di tanah Jawa.

Uud_Bharata · ประวัติ
5.0
3 Chs

SUPPORT