webnovel

Blue Diamond Ring

Berawal dari kegagalan hubungan sebelumnya, Vina akhirnya tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat tangguh, mandiri dan memiliki kerajaan bisnis yang besar. keluarganya mencoba untuk membantunya melupakan masa lalunya dengan menjodohkan Vina pada beberapa eksekutif muda. tetapi, semua ditolak oleh Vina yang belum bisa melupakan pria di masa lalunya. setelah sepuluh tahun perpisahan, tanpa sengaja, Vina bertemu kembali dengan seseorang yang telah dirindukannya selama 10 tahun. akankah mereka kembali bersama? Atau dapatkah Vina menghindarinya, sehingga Ia tidak akan jatuh pada luka yang sama sepuluh tahun lalu? ikuti kisah vina dalam blue diamond ring..

Ri_Chi_Rich · สมัยใหม่
Not enough ratings
44 Chs

Takdir

TOK TOK TOK

Aku mengusap air mataku, membalikkan badanku ke arah membelakangi pintu masuk, berusaha menghilangkan semua emosi di wajahku. Aku harus bersikap profesional sekarang!

"masuk!"

"pak rangga, saya sudah melakukan briefing dengan semua tim hukum. Dan sebelum saya mempresentasikan ini diruang meeting nanti, apa bapak mau melihatnya dulu? Atau mungkin mengkoreksi apabila ada yang kurang? , dari suaranya.. Aku tahu haris yang saat ini memasuki ruanganku. Aku membalikkan badan, duduk kembali dikursiku, dan menatapnya.

"berikan padaku!"

"ini pak!", haris mendekat dan memberikan hasil kerjanya.

"duduklah!"

"terima kasih, pak!"

Aku melirik jam tanganku, kami masih ada waktu lima belas menit sebelum rapat. Aku memeriksa satu persatu catatan yang diberikan haris. Dan sandy benar! Aku tidak salah memperkerjakannya.

"aku setuju!", aku memberikan draft kembali padanya, "hanya saja, aku ingin aset yang dia miliki sekarang, termasuk rumah tinggalnya, disita semua! Aku ingin dihitung semua, dicairkan, dan dikembalikan ke dalam dana perusahaan!"

"baik, pak!"

"oh ya, satu lagi.. Ancaman ini juga harus dimasukkan ke dalam tuntutan!", aku menunjukkan handphone vina untuk dibaca oleh haris, menunjukkan pesan singkat yang dikirimkan Andika kepada vina.

"baik, pak!"

"akan kukirim screenshootnya kepadamu. Dan pikirkan pasal terberat untuk menjeratnya! termasuk kejadian hari ini diruangan ini! Ambil sofa itu sebagai bahan buktinya!", tanganku menunjukkan ke arah sofa kepada haris."Jangan sampai ada yang menyentuhnya sebelum diambil sidik jarinya! Berkoordinasilah dengan fadli, karena aku sudah memerintahkan padanya mengganti sofa itu segera!"

"baik pak rangga, saya mengerti! Saya permisi dulu!"

Aku mengangguk, dan kembali kepada bolpoint dan catatanku.

Hanya aku.. Hanya aku sendiri yang berada diruangan ini! Aku berdiri, menggeser kursiku ke belakang, menunduk, memasukkan kepalaku ke dalam meja, dan mengambil perekam suara dikolong meja, terpencil diujung sebelah kanan.

Aku menyimpannya disaku kiri jasku.

Kembali, aku duduk diatas kursiku, namun sebelumnya, aku meraih handphone disaku celanaku. Menghubungi nomor telepon yang sudah tak asing lagi bagiku

"halo!"

"bang, hari ini, hari yang kita tunggu dari tiga tahun lalu saat kau menemukan semua bukti itu!"

"apa kita meringkusnya sekarang?"

"tentu saja! Datanglah segera!"

"apa kita akan membahas kasus bunga itu juga?"

"tentu saja! Persiapkanlah!"

Klik

Aku menutup telepon dan membuka file, menuliskan catatan penting sebelum memulai rapat.

TOK TOK TOK

"masuk!"

"Pak, sofa yang baru akan sampai tiga puluh menit lagi. Ahli forensik polisi akan datang dalam sepuluh menit untuk mengambil sidik jari, dan rapat akan dimulai kurang dari dua menit lagi.",

"baiklah, fadli, saya akan segera ke ruang rapat! Sandy dan anak buahnya juga akan hadir ke dalam rapat! Tolong kau persiapkan!"

"baik, pak!"

Aku berdiri, membawa catatanku dan menuju ruang rapat.

 

Pimpinan masing-masing divisi SMC, tim hukum haris, staf khusus, andika, fani dan Bram sudah ada dalam ruang rapat saat aku dan fadli memasuki ruangan.

"Selamat siang bapak ibu! Sebelumnya, terima kasih atas kehadiran bapak ibu diruang ini. Perkenalkan, saya Fadli, sekretaris CEO Fortune Group Company!", fadli memberi jeda sejenak. ruang rapat sedikit ricuh dengan informasi yang diberikan fadli. Beberapa wajah menatapnya dengan tatapan tidak suka. Fadli kemudian melanjutkan dengan membacakan isi surat kuasa yang telah ditandatangani papa, Anwar Pranata.

"berdasarka keputusan pemilik sekaligus CEO utama sebelumnya, yaitu Anwar Pranata, rapat kali ini, juga untuk memperkenalkan CEO kita yang baru, bapak Rangga Pranata!"

Peserta rapat memberikan tepuk tangan, kecuali dua orang yang sebelum aku datang, sudah berada dikantor CEO.

"terima kasih atas dukungan bapak ibu semua! Saya harap, kita bisa bekerja sama dengan baik untuk kelangsungan perusahaan kita! Apalagi, kita sebentar lagi akan memiliki agenda besar, kerjasama pembukaan tambang emas baru! Sebelum kita membahas lebih jauh, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan!", aku membuka catatan yang tadi sudah kupersiapkan.

"Pertama

Kami sudah melakukan audit keuangan bersama staf khusus (tanganku menunjukkan arah pandangan peserta rapat kepada staf khusus yang telah aku bentuk lima tahun lalu. Termasuk didalamnya bram). Dan kondisi keuangan kita sangat mencewakan! Banyak tikus berkeliaran dalam perusahaan ini! Bukti-bukti, sudah kami serahkan kepada tim hukum FGC! (kali ini, tanganku mengarahkan kepada hasan dan timnya), untuk menindaklanjuti semua kerugian Yang dialami oleh SMC hari ini juga! (dan sekarang, tanganku menunjukkan kepada sandy dan tim kepolisian yang baru saja tiba beberapa detik lalu."

Kedua

Kami juga sudah melakukan penyelidikan bersama tim kepolisian dibawah pak Sandy, bagaimana cara pemimpin yang telah diberi kewenangan oleh CEO utama SMC mendapatkan keuntungan lebih, dengan mencederai perjanjian kerjasama menipu, memanipulasi data, serta menekan partner bisnisnya! dan disini, semua bukti sudah tersimpan! (sandy berjalan ke arahku dan mengambil rekaman suara yang ada ditanganku)

Ketiga

Pencurian emas, penjualan emas secara ilegal, serta pengambilan emas tanpa pencatatan.

Keempat

Pencurian uang asuransi karyawan

Kelima

Pergantian beberapa karyawan bermasalah.", aku menutup catatanku, dan menatap seluruh anggota rapat. Sebelum melanjutkan kalimatku.

"Kelima hal ini akan kita bahas lebih dulu, sebelum memulai pembahasan inti, yaitu pembukaan tambang emas baru!"

Beberapa wajah dalam ruangan ini mulai panik. Beberapa orang saling pandang, dan suasana semakin kaku..

BRAAAAK!

aku memukul meja dengan telapak tanganku

"tidak ada yang boleh memegang handphone!", aku menunjuk seorang wanita dari divisi keuangan yang sedang mengetik di handphonenya.

"kumpulkan semua handphone! Tidak ada yang boleh memegangnya sebelum saya mengizinkan! Fadliiii!!!!",

"baik pak!"

Fadli bergegas mengambil baki, dan keliling mengumpulkan handphone.

"Baik, kita mulai dari point pertama, silahkan bapak hasan!", aku menatapnya.

"baik, bapak Ra...!",

"Apa maumu, Rangga??? Kau pikir dengan mengantongi surat kuasa dari Anwar Pranata sekarang kau menjadi hebat dan memiliki kekuasaan untuk menindas kami?? Asal kau tahu saja, kami sudah bekerja siang dan malam untuk membangun perusahaaan orangtuamu ini, dengan darah dan keringat kami! Dan sekarang, semena-mena kau ingin membuang kami setelah kesuksesan yang telah kami buat?!", Andika memotong hasan saat ingin memulai memberikan data.

"kesuksesan apa? Menjadi garong di perusahaan ini?", aku tersenyum sinis padanya.

"aaa..aapa kau bilang????? Jangan kau sembarang menuduhku!!! Aku tidak terima dengan semua perlakuanmu!"

"sembarangan menuduh?", aku tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalaku.. "duduk kembali ditempatmu!!!! Dan kita lihat, siapa yang sembarangan menuduh!", nada suaraku masih datar, dengan sedikit penekanan.

"apa kau pikir aku akan patuh terhadapmu?? Memang kau siapa? Hah? Cuma bocah ingusan yang tanpa pernah memulai dari awal, sudah berada dipuncak mewarisi kerja orangtuanya!"

"apa kau takut?", kali ini aku tersenyum sangat lebar.

"tttt..ta..kut!", andika tertawa. "kenapa aku harus takut kepadamu?"

"kalau begitu duduklah, atau kau ingin aku menunjukkan dalam proyektor ini photo dan video satu jam lalu?"

Andika memandangku dengan tatapan marah. Tapi, dia tidak punya pilihan selain duduk. Suara ricuh keluar dari para bodyguards yang menggoda Andika.

"jaga sikap kalian!", aku menatap para bodyguards untuk tetap tenang dalam ruangan ini.

Hasan kembali membacakan datanya, dengan menunjukkan bukti melalui proyektor, sehingga semua orang dalam ruangan ini dapat melihat

"18 november 2015,

pengambilan dana perusahaan oleh bapak Andika sebesar dua ratus milyar untuk penggantian beberapa alat berat ditambang yang telah disetujui oleh CEO SMC, bapak Anwar Pranata, dan dicairkan oleh pimpinan divisi kekuangan ibu Lena. Hasan menampilkan faktur harga pembelian barang. Menampilkan barang yang dibeli. Manampilan catatan keuangan perusahaan tempat membeli barang, dan selisih yang ada disana, delapan puluh milyar! Hasan juga menampilkan,

1. 5 desember 2015, bapak andika membeli hunian mewah flores residence di bandung, seharga 22 milyar.

2. 10 desember 2015, bapak andika membeli z4 seharga 1.1 Milyar.

3. 25 desember 2015, ibu lena membeli villa dikawasan puncak, seharga 7 milyar

4. 28 desember 2015, bapak andika membawa keluarganya jalan-jalan ke Eropa, dengan pesawat terbang first class, penginapan hotel berbintang lima, dan catatan belanja dibeberapa gerai terkenal Biaya yang dikeluarkan berdasarkan catatan rekening koran bank, mencapai empat ratus ribu euro. "

5. 31 des....

"itu tidak benaaaar!!!! Saya di fitnah! Ini semua rekayasa kamu kan, untuk menjatuhkan saya!", andika mulai emosi dan semakin panik, "bagaimana dengan kalian semua? Apa kalian percaya itu?", Andika mulai mencari dukungan dari pimpinan divisi yang lain. "kk..kkenapa kalian diaaaaam!! Apa-apaan kalian? Kalian tahu, dengan ditangkapnya aku, siapa saja yang akan kubawa???", dia menatap dan menunjuk beberapa orang didalam ruangan ini yang wajahnya terlihat cemas dan ketakutan, menunduk dan tak berani menjawab. Ibu Lena, seorang wanita berusia empat puluh tahunan, bahkan sudah menangis.

"itu semua belum apa-apa! Itu baru dari satu kasus! Dan kau tahu, berapa kasus penyelewengan dana yang telah kami miliki?", aku menyenderkan badanku di senderan kursi sambil menatapnya.

"kkkk..kkkau!!!"

"kau pikiri Anwar Pranata bodoh dengan menyerahkan semua kekuasaannya kepadaku apabila aku tidak memiliki kredibilitas? Kau pikir aku akan diam saja saat nama baik perusahaan keluarga kami kau hancurkan dengan berbuat kecurangan pada partner bisnis SMC???"

"k..kecurangan? Apa maksudmu???", andika terlihat bingung.

"sandy!", cukup dengan memanggil namanya, sandy sudah tahu harus melakukan apa! dia mengeluarkan file dari tasnya, dan mulai membacakannya

"kematian bapak Sarjono, pemilik tanah tiga ratus lima puluh hektar, yang akan dibeli oleh SMC, saat peluasan wilayah tambang di timur, 3 maret 2017. Berdasarkan hasil autopsi, kami menemukan polloniun dalam tubuhnya dengan dosis 200 kali dari dosis umum! Kematiannya, terjadi sekitar tiga minggu, atau tepatnya sembilan belas hari setelah pertemuan dengan Anda! Kami sudah mengecek cctv, dan ini (sandy menunjukkan photo dan video cctv dimana fani, yang saat itu menyiapkan teh, mengambil sesuatu dari saku blazernya, memasukkan sesuatu kedalam teh tersebut). Sebagai informasi untuk seluruh peserta rapat, Pollonium akan meracuni tubuh dan dapat membunuh dalam waktu tiga minggu setelah dikonsumsi. Selanjutnya, Setelah sebulan kematian bapak sarjono, bapak Andika, berhasil menikah dengan istri beliau, ibu susi. menikahinya dengan proses pernikahan sirih (sandy juga menunjukkan photo pernikahan mereka, photo yang didapatkannya dari seorang kepercayaan andika yang Merupakan orang sandy. kami sengaja menempatkannya setelah mengetahui kecurangannya pada kasus pertama, 17 november 2015) Kemudian, setelah dua minggu pernikahan, terjadi penggantian seluruh pembantu, pekerja dirumah ibu susi dan anda mengurung ibu susi, menyiksa anak satu-satunya hasil pernikahan bapak sarjono dan ibu susi. Memaksa beliau dengan perjanjian, apabila ibu susi menandatangani akta jual beli tanah tersebut, maka anda akan membebaskan anak tersebut! Setelah beliau menandatangani, Sayangnya, anda mencuranginya. ibu susi ditemukan disalah satu klinik botox, dengan kondisi sudah keracunan botolinum toxin, dan mengakibatkannya mengalami kelumpuhan, kesulitan berbicara dan kegagalan sistem pernapasan. Sehingga, belum sempat beliau memberikan informasi kekejian Anda, beliau sudah meninggal. anda juga mencoba membunuh anaknya, dengan rekayasa kecelakaan lalu lintas, mobil melaju cepat menuju pemakaman ibu susi dan jatuh ke jurang. jasad anak tersebut, sampai saat ini tidak ditemukan. Setelah pencarian tiga minggu, akhirnya polisi dan tim sar menyatakan bahwa anak tersebut meninggal. Dengan begitu, anda menjadi satu-satunya pewaris harta keluarga almarhum sarjono. Tapi sayangnya, Anda kurang teliti, bapak andika! Kali ini sandy tersenyum. Bawa dia masuk!

Banu, seorang kepercayaan andika, membawa masuk seorang bocah laki-laki berusia empat belas tahun, dengan kondisi sehat wal afiat. Banu yang saat itu ditugaskan untuk membunuh anak itu, berhasil menipu Andika dan menyelamatkan farid, anak dari sarjono dan susi.

"kk..kau.. Kamu mengkhianatiku!!", andika terduduk lemas dikursinya.

"bukan hanya itu, kau juga berusaha mencoba menjebak istriku, vina ariescha direktur utama V-Company, dengan ini!", aku menunjukkan foto bunga yang diberikannya kepada vina.

"a..apaaa maksudmu??"

"bunga ini.. Apa kau berpura-pura lupa?", kali ini wajah Andika sudah sangat ketakutan.

"dimethylmercury telah ditemukan dalam bunga itu. Sehingga, apabila ibu vina menerima bunga tersebut, dan menghirupnya, dia akan keracunan dan meninggal dalam waktu 10 bulan.. Anda sudah merencanakan ini, dengan membuat lamaran untuknya satu hari setelah memberikan bunga itu!", sandy menjelaskan. Info ini tidak sengaja kami dapatkan, karena Banu lah yang memberikan racun pada bunga itu, sebelum fani mengantarnya ke kantor vina fani bahkan melarang semua orang mendekati bunga itu, dan menaruhnya sendiri diruang kerja vina. Bukti cctv bagaimana fani menaruh bunga itu dalam ruang kerja vina ditunjukkan dalam ruang rapat ini oleh sandy.

Aku beruntung sandy menginformasikan penemuan ini, tepat sehari sebelum rapat ini digelar. Melalui pesan singkat, saat dia mengirimkan email hasan kepadaku.

Kondisi ruang rapat kali ini sangat mencekam. Tak ada satupun yang berani berkata apapun. andika bahkan sudah tidak bisa melakukan perlawanan apapun lagi. Tapi ini semua belum selesai. Berbagai kasus dibuka, dan semua orang yang terlibat, tak ada harapan bagi mereka untuk bebas. Mereka hanya menangis dan memohon padaku untuk keringanan hukuman. Beberapa nama lain telah tertangkap.

Harry - Lena - Tono - Indra - Wulan

Mereka semua diamankan, karen telah membantu Andika dalam melakukan kecurangan pada perusahaan, pengambilan dan penjualan hasil tambang tanpa pencatatan dalam data perusahaan, juga mencuri dana asuransi karyawan yang mengalami kecelakaan ditambang. memberikan kurang dari lima puluh persen dari dana yang seharusnya mereka terima dengan beralasan administrasi dan berbagai alasan lain untuk menutup kelicikan mereka.

Sandy dan timnya membawa mereka semua, termasuk andika dan fani ke kantor polisi untuk menerima hukuman.

Rapat ini berjalan cukup lama. Enam jam kami akhirnya menyelesaikan rapat yang berat ini. Aku juga melakukan perubahan dalam tatanan struktur perusahaan. Dan ini, merupakan perubahan terbesar yang dilakukan SMC sejak awal perusahaan ini berdiri.

Bram menggantikan posisi Andika. Dan aku mengganti pimpinan divisi yang lain, berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dalam lima tahun terakhir.

"terima kasih, kepada seluruh anggota rapat yang telah bekerja sama dalam rapat kali ini. Semoga dengan tatanan baru perusahaan, kita dapat berkarya lebih baik dalam lingkungan yang lebih nyaman, dengan tetap mengutamakan kejujuran dan menjaga etika dalam bekerja. Selamat malam", Fadli menutup rapat, disambut tepuk tangan seluruh peserta rapat yang tersisa dan kemudian, satu persatu peserta rapat membubarkan diri setelah menjabat tanganku, tentunya.

Diruang rapat, hanya menyisakan aku yang masih duduk diatas kursiku dan Fadli. Aku meremas rambutku dengan kedua tanganku, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali. Menaruh kedua tanganku diatas sandaran tangan pada kursi dan menyenderkan tulang belakangku.

"agenda rapat hari ini sudah selesai, pak rangga. Apa destinasi selanjutnya?", fadli bertanya kepadaku.

"rumah sakit!"

"baik pak, akan saya persiapkan mobil!"

Aku berdiri, melangkah keluar ruangan rapat dengan fadli mengikutiku dari belakang sambil menelepon untuk menyiapkan mobil di lobby.

(satu jam kemudian)

Aku telah sampai dirumah sakit tempat airin bekerja, dan meminta Fadli untuk pulang dan beristirahat. Karena besok, adalah hari yang panjang untuknya!

Aku juga memerintahkan tiga bodyguards untuk tetap tinggal dirumah sakit, sepuluh bodyguards yang tinggal dirumah sakit sebelumnya untuk pulang, kecuali dua bodyguards wanita yang tetap menjaga istriku dan tujuh bodyguards sisanya, juga pulang. Aku meminta Fadli membuat shift kerja untuk mereka yang mulai dilaksanakan besok.

Aku duduk, menunggu diluar ruangan operasi vina. Cukup lama aku terdiam, sebelum akhirnya aku mengambil handphone vina dari saku celanaku. Dan mengeceknya seperti yang selalu aku lakukan beberapa hari terakhir ini.

 

(Sementara itu, didalam penjara)

Seorang sipir penjara. Membuka sel yang ditempati cindy. Dia terlihat sangat ketakutan. Depresi dan matanya sembab karena terus menangis dalam dua hari ini

"silahkan keluar, dan kemasi barang-barang Anda!", cindy mengikuti arahan dan keluar. Sipir itu menggiringnya untuk bertemu dengan seseorang, disebuah ruangan, yang hanya terdapat tiga buah kursi dan satu meja. Lalu dia keluar. Meninggalkan cindy dengan pria dalam ruangan tersebut.

"ssssi..apa anda?", tanyanya sedikit takut.

Pria itu tersenyum.

"jangan takut, aku penjaminmu! Dan kamu akan segera ikut denganku, keluar dari penjara ini! Ada pekerjaan yang harus kau lakukan."