"Halllo, iya betul dengan perusahaan Garuda Persada Riset dan Teknologi ... oke, nanti saya sampaikan !" seorang perempuan cantik menutup telpon dan melirik seorang pemuda tampan berkaca mata yang sedang asyik dengan laptopnya.
"Maaf pak, rapat hari ini segera dimulai !" perempuan itu sudah berdiri didepan bosnya. Lelaki tampan itu menatap perempuan cantik di hadapannya. Ternyata di telinganya sudah ada alat canggih komunikasi nirkabel seperti handsfree.
"Terima kasih Indah, kamu boleh pergi !" jawab lelaki itu sambil tersenyum.
"Iya pak saya permisi dulu !" perempuan bernama Indah itu membalikan tubuhnya dan pergi keluar.
"Pak Andre, selamat siang ! terima kasih telah hadir di studio kami !" sapa seorang penyiar perempuan. "Begini, saya mendengar baru-baru ini anda terpilih menjadi salah satu orang terkaya dan termuda di dunia ! dengan kekayaan hampir 40 milyar dolar menurut majalah Forbes Internasional ! tanggapan anda ?"
"Terima kasih sebelumnya, saya memang merintis usaha sejak masih kuliah, kebetulan saya mengambil jurusan teknologi komputer, waktu itu saya dan beberapa teman membuat kelompok kerja dengan nama projek X yang merancang beberapa perangkat lunak untuk aplikasi smartphone dan itu berhasil ! dari sanalah kami memutuskan membuat perusahaan awal ! 2 tahun kemudian perusahaan itu di beli oleh salah satu perusahaan besar teknologi ... !" Pemuda itu mematikan televisi yang berada di ruangan kerjanya di salah satu pencakar langit ibu kota, ia berdiri dan mengambil jas berwarna abu-abu kemudian merapikannya.
Lelaki itu membereskan laptopnya dan sempat melirik beberapa foto yang terpajang di meja kerjanya dia tersenyum dan menyentuh salah satunya, di foto itu ada seorang anak kecil dipangku oleh seorang perempuan dan seorang lelaki gagah yang berdiri disampingnya sambil merangkul pundak perempuan.
"Ayah ... jangan khawatir ! tak lama lagi impian ayah akan terwujud !" ujarnya sambil tersenyum, Dan mengusapnya kemudian menaruhnya kembali ke meja.
"Yudha ! ... iya ini gue ... iya gue udah mau kesana !" dia memegang benda di telinganya dan kemudian beranjak pergi. Dia menatap jam tangannya waktu, hari, keadaan cuaca hari ini tersaji di jam pintarnya,
----------
Rapat pun selesai dengan keputusan yang sangat memuaskan, terlihat dua orang pemuda sedang berbincang.
"Yudha, elo urus untuk tugas berikutnya ya ! gue mau bertemu nyokap gue dulu !" perintah si pemuda tampan yang berkaca mata itu kepada rekannya, yang juga sama gantengnya dan berambut ikal.
"Beres bos !" jawab Yudha,
"Oh ya, gue setelah itu mau langsung ke pusat Riset ya !"
"Oke bos !" Pemuda itu tersenyum dan pergi.
Pemuda itu kemudian menuju mobil sedan yang sedang terparkir di basement gedung kantornya. Lelaki itu mendekatkan jamnya.
"Hallo Airin, buka pintu mobil !" perintahnya.
"Baik tuan !" suara seorang perempuan terdengar dari smartwatchnya. Dan tak lama pintu mobil depan terbuka sendiri, lelaki itu pun kemudian duduk di depan kemudi, pintu mobil kembali menutup.
"Selamat datang tuan Andre Pratama ! apa yang bisa saya bantu ?" tanya AI yang bernama Airin terdapat di mobil, smartwatch atau pun alat di telinga itu yang digunakan Andre dan perangkat teknologi lainnya berfungsi sebagai asisten pribadinya. Semuanya berkat teknologi ciptaannya sendiri karya anak bangsa Indonesia yang sudah diakui oleh dunia internasional.
Airin adalah teknologi robot yang tak berwujud bisa membantu apapun yang dibutuhkan, dia bisa menyerap informasi dalam sekejap apapun itu.
"Airin aku mau pulang ke rumah untuk bertemu ibuku !" jawab Andre kepada asisten AI nya.
"Baik tuan !" jawab suara Airin, dan secara otomatis semua perangkat di dalam mobil menyala. Sabuk pengaman secara langsung bergerak. Mesin mobil yang menggunakan tenaga surya tanpa suara mulai dihidupkan.
"Tuan mau secara manual atau otomatis ?" tanya Airin kepada tuannya.
"Manual otomatis saja Airin ! aku mau menyetir tapi kamu beritahu semua kondisinya !" jawab Andre.
"Baik tuan ! kondisi sekarang di sekitaran jalan Jendral Sudirman ramai lancar, suhu udara sekitar 35 sampai 36 derajat celcius, cuaca berawan !" informasi pun meluncur dari suara dan gambar di layar televisi kecil di depan kemudi.
"Terima kasih Airin kita berangkat !" ujar Andre tersenyum.
"Baik tuan !" dan mobil pun mundur dan keluar menuju tempat tujuan.
"Apa ingin mendengarkan musik dan berapa suhu yang diinginkan tuan ?" tanya Airin kepada tuannya.
"Boleh, yang ringan saja ya ! suhunya sejuk saja !" jawab Andre yang menyupir dengan santai walau menyetir sendiri tapi tetap aman dan otomatis.
"Baik tuan ! mencari lagu slow ... suhu dengan kondisi sejuk !" tak lama musik pun mengalun lembut.
"Tuan ada beberapa pesan masuk, 2 dari tuan Yudha Prayoga dan satu dari seorang perempuan bernama Paramitha !" Airin membaca pesan atau telpon yang masuk dari hp yang terhubung dengannya.
"Abaikan dari perempuan ! dari Yudha tampilkan ke layar tv Airin !" perintahnya.
"Baik tuan !" wajah Yudha pun berada di layar televisi kecil di depannya.
"Ada apa ?" tanya Andre.
"Sorry bos, gue denger dari pihak keamanan ada penyusup masuk ke gedung riset !" jawabnya. Andre terkejut.
"Serius ? lalu bagaimana keadaannya ? Airin tolong infokan apa yang terjadi !" wajah Andre berubah menjadi merah karena marah.
"Serius ! tapi untungnya tidak bisa masuk ke dalam sih !" jawab Yudha, yang terlihat dilayar tv.
"Baik tuan ! menurut pantauan cctv di sekitaran kompleks, terlihat sebuah mini van terparkir dengan nomor B 145 S ! sekitar pukul 23.50 malam tadi ! diketahui seorang lelaki memakai topeng memasuki gedung, di pastikan dilakukan dengan sangat profesional karena ada alat keamanan yang berhasil di rusak ! tapi mereka tidak tahu ada beberapa alat keamanan yang tak terlihat sehingga hanya sampai di luar saja !" jelas Airin dengan memperlihatkan beberapa gambar, video lokasi tempat riset.
"Aneh, ini untuk ketiga kalinya ada yang mau menyusup ke dalam ruangan riset !" Andre heran.
"Gue juga aneh bos ! tapi setelah melihat beberapa kali kejadian mereka orang suruhan tapi tidak mengenal situasi ! seperti yang di jelaskan Airin !" jawab Yudha mengenai pandangannya.
"Betul juga sih ! oke lu tetap di situ dan bawa si pelaku ke pihak berwajib ! terus pantau siapa dalang dibalik insiden ini !" perintah Andre.
"Oke bos !" jawab Yudha dan menghilang dari layar televisi mini mobil yang dikendarai Andre.
-----------
Tak terasa, ia kini tiba di sebuah rumah mewah berlatai 2 di sebuah kompleks perumahan. Andre kembali memerintahkan AI lain yang khusus di rumah dengan kode Aron. Aron pun mendeteksi bahwa itu adalah tuannya, secara otomatis pintu gerbang dan garasi rumah pun terbuka dengan sendirinya.
Mobil pun masuk ke garasi rumah, pintu pun menutup sendiri. Andre turun dari mobil dan masuk kedalam rumah yang berkonsep minimalis moderen. Di dalam rumah terlihat wanita 60 tahunan sedang berada di dapur.
Diusianya yang seperti itu, perempuan itu masih cantik dan sehat bugar. Tiba-tiba ada memeluknya dengan lembut dan mencium pipinya. Ia tersenyum dan tahu itu putra tercintanya Andre Pratama.
"Kamu ini !" dia melirik kearah pemuda tampan berkaca mata mirip suaminya yang sudah lama meninggal yang tersenyum.
"Siang bu !" sapa Andre kepada Sumarni ibunda tercinta.
"Siang anaku ! bagaimana dengan pekerjaanmu ?" tanyanya, ia sangat bangga di usia putranya yang ke 27 tahun sudah menjadi seorang pengusaha muda serta sukses bahkan menjadi milyarder dan menjadi orang terkaya di Indonesia.
"Baik bu ! bagaimana keadaan mu ibu ?" tanya Andre kepada ibunda tercinta padahal mereka masih tinggal serumah dan baru berangkat ke kantor pagi-pagi tadi, tapi terasa lama tidak bertemu bagi keduanya. Andre sejak berumur 10 tahun ditinggalkan ayah tercinta karena penyakit jantung. Sejak saat itulah ibunda tercinta Sumarni yang membesarkannya.
Andre tumbuh menjadi seorang yang pintar, cerdas mewarisi bakat ayahnya tapi ia tidak mau menjadi ilmuwan seperti dirinya. Andre memilih menggeluti bidang teknologi serta bisnis manajemen. Di bidang teknologi dia menjadi peraih gelar Doktor termuda dari universitas terbaik di Jerman, setelah itu kembali ke Indonesia setelah sukses mirintis usaha di bidang IT di Jerman bersama teman-temannya yang kemudian ada yang tertarik dan membelinya dengan harga yang cukup besar.
Uang itu kemudian dibagikan ke beberapa teman-temannya yang ikut merintis, kini semuanya sudah bekerja di perusahaan besar di luar negeri. Tapi bagi Andre walau mendapat tawaran serupa lebih memilih pulang ke Indonesia dan merintis usaha baru, tampa di duga perusahaannya kini berkembang pesat serta bisa bersaing dengan perusahaan sejenis yang sudah ada di asia bahkan dunia. Perusahaannya bergerak di bidang riset dan teknologi komputer, robot serta teknologi lainnya.
Semua produknya mendapat sertifikat dari luar negeri dan diakui, sehingga nama Indonesia harum bisa disandingkan dengan negara maju lainnya yang sudah lebih dahulu mengembangkan teknologi canggih. Salah satunya teknologi ciptaannya robot tapi tidak berwujud atau dikenal AI, sebagai asisten pribadi dari seseorang. Tapi sayang untuk yang satu ini banyak ditentang karena bisa berbahaya tapi juga banyak diburu oleh perusahaan lain untuk dicuri idenya.
Bersambung ....