webnovel

Pulang Kembali

Editor: Atlas Studios

Ketika Roland sedang berjongkok di tanah untuk memasang bagian bawah mesin bor, tiga sosok tiba-tiba muncul entah dari mana, terhuyung-huyung ketika mendarat, dan mereka jatuh ke tanah bersama-sama.

Anna terkejut. Segumpal api berwarna hijau muncul dan berubah menjadi dinding api, memblokir ketiga sosok itu.

Roland mendongak dan menyadari bahwa salah satu dari wanita itu adalah Nightingale. Penampilannya tampak berantakan dan pipinya berwarna merah. Sementara angin dingin bertiup di luar, kening Nightingale dipenuhi dengan butiran keringat yang mengalir.

"Yang Mulia, tolong minta Nana untuk datang ke istana sekarang. Cepatlah!"

Nightingale mendongak saat ia berseru dengan panik.

Roland menyadari ada seorang wanita di punggung Nightingale yang berwajah pucat dengan mata tertutup, separuh tangannya terputus dan darah berwarna merah merembes melalui kain yang membungkus lukanya.

"Cardin, pergilah ke rumah sakit dan segera bawa Nana ke istana!" Roland berteriak pada seorang penjaga yang berjaga di dekat pintu, jantungnya berdebar dengan kencang.

"Baik, Yang Mulia!"

Selain kedua orang itu, ada seorang gadis kecil yang bersembunyi di bawah ketiak Nightingale. Gadis itu tampaknya tidak dalam keadaan panik, dan matanya memandang sekelilingnya dengan tatapan penasaran.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Roland bergegas dan membuka ikatan kain dari punggung Nightingale, dan membaringkan wanita yang tangannya terluka itu ke tanah.

"Aku baik-baik saja, Yang Mulia, … Maaf. Aku tidak berhasil membawa saudari-saudariku dari Asosiasi Persatuan Penyihir ke istana," Nafas Nightingale tersengal-sengal, dan suaranya terdengar lemah. Sepertinya ia telah mengalami perjalanan panjang yang membuatnya sangat kelelahan.

"Jangan katakan apa-apa dulu. Pertama-tama, kamu harus beristirahat dengan baik," kata Roland sambil mengendong wanita yang tidak sadarkan diri dan terluka parah itu dan membiarkan Anna membopong Nightingale. Kelima orang itu kembali ke istana. Kamar Nightingale berada di sebelah kamar Anna. Roland memerintahkan pelayan untuk menyalakan perapian dan menyiapkan sebuah bak berisi air panas di dalam kamar. Setelah Nana tiba, Roland menjelaskan apa yang sedang terjadi kepada Nana sebelum Nana menyembuhkan luka Wendy, dan melangkah keluar dari ruangan itu.

Selama Wendy belum mati, Nana masih bisa memulihkan lukanya seperti biasa. Untuk menjaganya agar Wendy tetap hidup, masalahnya bukan hal itu saja. Nightingale membawa kembali tangan wanita itu yang terputus untuk menyambungkannya kembali. Namun, tangannya telah kehilangan darah untuk waktu yang lama. Roland tidak yakin apakah mungkin masih bisa menghubungkan tangannya kembali. Langkah selanjutnya adalah membuka baju Wendy untuk melakukan pembersihan dan perawatan. Dan sebagai pria yang berpendidikan di kehidupan Roland yang sebelumnya, ia secara sadar memilih untuk menghindari hal ini dan meninggalkan ruangan.

"Tapi bagaimana semuanya bisa terjadi seperti ini?" Roland berpikir, "Apakah perkemahan Asosiasi Persatuan Penyihir diserang oleh binatang iblis, dan hanya tiga orang itu yang berhasil melarikan diri? Jika itu masalahnya, ini adalah sebuah bencana besar."

Roland berjalan dengan perasaan tidak tenang di luar pintu. Sekitar setengah jam kemudian, pintu itu terbuka. Yang pertama keluar dari ruangan itu adalah gadis kecil yang bersama Nightingale. Gadis itu mengangguk ke arah Roland, "Kamu persis seperti yang diceritakan oleh Nightingale."

"..." Roland merasa sedikit bingung, "Apa yang Nightingale katakan mengenai diriku?"

"Seorang Pangeran yang peduli dengan para penyihir". Gadis itu menutup pintu dengan perlahan, "Sayangnya, kabar ini terlalu sulit untuk dipercaya. Kebanyakan orang dari Asosiasi Persatuan Penyihir tidak mempercayai apa yang disampaikan Nightingale. Bahkan, aku juga tidak mempercayainya. Tapi ayahku mengatakan bahwa dunia ini terlalu luas dengan berbagai macam karakter orang di dalamnya. Namaku Kilat, Yang Mulia. Senang bertemu denganmu,"katanya sambil menundukkan kepala, dengan tangan kanannya yang berada di bahu kirinya — itu mungkin cara gadis ini untuk memberi salam.

Namun Roland tidak khawatir tentang hal itu. Ia menyadari kalimat "kebanyakan orang tidak percaya pada Nightingale". "Apakah anggota Asosiasi Persatuan Penyihir telah diserang oleh binatang-binatang iblis?" tanya Roland.

"Diserang? Tidak… Kenapa kamu menanyakan pertanyaan ini?" Gadis ini menyentuh keningnya dengan jari telunjuknya, dan kemudian berkata dengan tiba-tiba, "Ah, aku mengerti! Kamu pasti berbicara mengenai saudariku yang terluka itu. Wanita itu bernama Wendy. Ia diserang oleh Cara, sang pemimpin Asosiasi Persatuan Penyihir," Lalu, Kilat dengan gamblang menceritakan keseluruhan ceritanya.

Roland terdiam setelah mendengar semua cerita ini. Itu sangat… tidak bisa dipercaya, pikirnya. Roland benar-benar tidak menyangka penindasan brutal terhadap para penyihir benar-benar berdampak besar. "Penindasan secara akumulatif selama bertahun-tahun, membuat rasa tidak percaya para penyihir terhadap Gereja dan kaum bangsawan telah mencapai puncaknya. Menurut cerita yang disampaikan Kilat, prioritas pemimpin Asosiasi Persatuan Penyihir, setelah mendapatkan kekuatan yang cukup, kekuatan para penyihir itu bisa saja digunakan untuk melenyapkan orang-orang seperti diriku."

Tapi untungnya, Nightingale telah kembali dengan selamat.

Tidak hanya itu, tetapi bahkan Nightingale membawa dua penyihir lain ke Kota Perbatasan. Sedangkan untuk proyek pembangunan rumah bagi para penyihir, Roland memikirkannya kembali dan ia memutuskan untuk membiarkan Karl tetap melanjutkan pekerjaannya." Kita mungkin tidak membutuhkan rumah-rumah itu sekarang, tetapi kami bisa mendapatkan lebih banyak penyihir lagi di masa yang akan datang," pikir Roland.

"Apakah kamu adalah anggota dari Asosiasi Persatuan Penyihir?"

"Tidak lagi," jawabnya, "Seperti Wendy dan Nightingale, kami sudah meninggalkan perkumpulan itu. Tidak mungkin bagi kami untuk kembali lagi ke perkumpulan itu. Cara pasti sangat murka kepada kami."

"Mungkinkah Cara masih bisa bertahan setelah tubuhnya ditikam oleh Nightingale?" Roland bertanya, sambil mengernyit.

"Bisa saja. Di Asosiasi ada seorang penyihir yang bernama Daun, ia memiliki kekuatan yang dapat meningkatkan efektivitas ramuan secara berlipat ganda," sahut Kilat, "Semakin banyak rumput hemostatik [1. semacam proses pembekuan darah] dan antigen darah [2. senyawa kimia dalam darah], yang digunakan, seharusnya tidak menjadi masalah untuk menyelamatkan nyawa Cara. Tapi jika penyihir Anda yang terluka, akibatnya akan jauh lebih fatal."

"Ini benar-benar kacau," Roland berkata dalam hati, "Aku tidak khawatir jika menjadi sasaran Gereja, tetapi akan sangat ironis jika kita menjadi sasaran para penyihir. Untungnya, tujuan para penyihir itu adalah untuk menemukan Gunung Suci, dan sekarang seharusnya mereka sudah tidak punya banyak waktu untuk mengejar Nightingale."

"Sebelumnya kamu mengatakan bahwa kamu tidak benar-benar percaya kepada Nightingale. Lalu kenapa kamu mau melarikan diri dengannya dari Asosiasi Persatuan Penyihir?"

"Karena ada cerita mengenai sebuah mesin berwarna hitam yang bisa mengeluarkan gas berwarna putih, dan bubuk abu-abu yang bisa berubah menjadi batu jika terkena air, dan salju yang bisa meledak dengan suara bergemuruh!" Kilat mengulang cerita yang disampaikan oleh Nightingale, "Seorang Pangeran yang bersikap baik kepada para penyihir bisa saja tidak benar. Tapi Nightingale tidak mungkin berbohong tentang semua hal ini padaku. Jika tidak, ceritanya tidak mungkin bisa terdengar begitu nyata — ini adalah naluri seorang penjelajah. Bicara soal mesin, kotak besar yang kulihat di halaman tadi, apakah itu adalah mesin hitam yang dapat menghasilkan gas berwarna putih? Seingatku Nightingale menyebutnya sebagai….. mesin uap?"

"Seorang penjelajah?" Roland mengabaikan pertanyaan yang Kilat sampaikan.

"Benar, seorang penjelajah," Kilat mengulangi kata itu dengan tegas, "Itulah sebabnya aku memilih ikut bersama Nightingale ke tempat ini, dan seorang penjelajah ingin tahu mengenai semua hal yang belum diketahui."

"..." Roland diam-diam menghela nafas, "Apakah ini karena tingkah laku anak muda? Di zaman ini, orang-orang yang mengejar hal lain selain urusan bertahan hidup pasti terlahir dalam keluarga kaya. Lihatlah pakaiannya yang tomboi dan rambut pendeknya yang berwarna keemasan." "Apakah kamu yakin dirimu tidak dipanggil dengan nama Ezreal [3. Nama yang memiliki makna Putri dari Dewa]?"

"Siapa EZreal itu? Aku dipanggil dengan nama Kilat," kata gadis kecil itu.

Setelah itu, Anna dan Nana membuka pintu dan melangkah keluar.

"Bagaimana?" tanya Roland, "Apakah proses penyembuhannya berjalan dengan lancar?"

Ketika Nana mengangguk, Roland menghela nafas lega. "Secara teori, anggota tubuh yang terputus harus disambung kembali dalam waktu enam hingga delapan jam. Di luar waktu tersebut, tingkat keberhasilan operasi akan sangat berkurang. Kilat mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan waktu hampir satu hari lamanya dengan bergegas ke sini dari tempat mereka semula. Selama rentang waktu ini, luka yang terbuka sudah berada dalam keadaan atrofi [4. Proses terhentinya pertumbuhan saraf]. Pembedahan secara konvensional hampir tidak mungkin untuk menyambung saraf yang terputus. Aku hanya bisa mengatakan bahwa kekuatan penyembuhan yang dimiliki Nana benar-benar sangat luar biasa."

Nana juga terlihat sedikit kelelahan. Proses pemulihan Wendy sepertinya juga telah menguras banyak energinya. Roland memberi Nana semangat, "Kamu telah bekerja dengan keras. Setelah makan malam hari ini, kamu boleh tidur bersama Anna."

"Tentu saja, Tigui Pine juga akan ikut bersama Nana," pikir Roland.