Istvan berdiri di tengah hujan deras dan petir yang menyambar-nyambar dengan tatapan dingin menusuk pada Abigail yang saat ini membentangkan sayap merahnya dan terbang di antara angin yang berputar-putar.
Abigail marah dan ia tidak lagi berusaha menutupi emosinya.
"Kau lebih mementingkan dua idiot itu dibandingkan aku?"
Istvan memiringkan kepalanya, tersenyum meremehkan pada Abigail.
"Aku memang selalu mementingkan mereka dibandingkan dirimu."
Istvan sudah terlalu banyak kecewa dengan perlakuan Abigail yang tidak pernah lembut padanya.
Bagi Istvan, tidak apa-apa sedikit bodoh atau pemarah, tapi memiliki rasa peduli pada saudara-saudarinya dan melindungi mereka semua.
Dan Abigail tidak memiliki rasa itu sedikit pun, kalau ditanya apakah Istvan menginginkan Abigail untuk berada di sisinya dan melindunginya, maka jawabannya adalah tidak.
Abigal tertawa terbahak-bahak, seolah hal yang diucapkah oleh Istvan adalah hal yang paling lucu yang pernah ia dengar.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com