Hari yang telah ditunggu-tunggu telah tiba.
Luna mengusir Aodan seminggu yang lalu dari rumahnya, agar laki-laki itu tidak melihatnya. Aodan hampir menangis di teras sebelum diseret Istvan untuk masuk ke dalam mobil bersama Larson dan Liu.
Alhasil, kini Luna tinggal di rumahnya bersama dengan Istvan dan Ellen, tiga laki-laki itu terusir dan mereka tinggal di rumah Istvan sampai hari pernikahan tiba.
"Apakah kau gugup?" Ellen menatap Luna yang sedang dirias meminum sodanya sampai pipi menggembung. "Perlu ke toilet? Atau perlu kantung plastik untuk muntah?"
Istvan menyentak pundak Ellen, tidak kasar, tapi cukup membuat Ellen yang minum soda itu tersedak sampai soda itu menembus hidungnya.
"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Ellen mendecih, menyapu hidungnya dengan tisu.
"Aku hanya membantumu lebih cepat pergi ke toilet." Istvan tersenyum tipis, Ellen yang masih menyapu hidungnya itu menyipitkan matanya, lari ke toilet.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com