87 "Apa kau lupa kata-kata terakhirku waktu itu?"

Pria yang membuka pintu lantas keluar dari ruangan yang akan dituju Devan itu. Seakan mengetahui gelagat dari pria mungil yang mencurigakan, ia kemudian menutup akses pandang. Percobaan Devan yang mencoba mengintip keadaan di dalam seketika terkejut, pria tinggi besar itu berjalan mendekat padanya. Meniti langkah kecil untuk memperlebar jarak, tak bisa dipungkiri jika keberadaannya saat ini terdesak oleh dominasi pria di hadapannya itu.

"Bukankah Nathan sudah membebaskan mu? Apa kau sebegitu inginnya terlibat dengan Nathan sampai-sampai menghampirinya seperti ini?" ucapan Marco membuat Devan mencermati lagi bait demi bait yang terlontar dari mulut Marco.

Kelopak mata Devan berkedip-kedip, lengannya terangkat untuk menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

avataravatar
ตอนถัดไป