"Pembunuhan itu hanya akan mengantarkanmu ke gerbang perang selanjutnya, mungkin yang terburuk yang pernah kau saksikan," ungkap Rulid.
Pria paruh baya itu tidak segan-segan untuk menasihati Evan karena rasa kepeduliannya yang besar kepada pemuda itu. Hubungan keduanya cukup dekat karena beberapa alasan, seperti hal pemberontakan, kerusuhan, hingga perang saudara kali ini.
Jika boleh dikatakan, Rulid semakin dekat dengan Evan di setiap kekacauan yang muncul. Evan sendiri tidak pernah menyalahkan Rulid atas apa yang terjadi, ia sadar kalau dirinya tidak sepenuhnya dicintai oleh seluruh rakyat Liviel.
"Aku pernah mengalami yang terburuk dan kau menyaksikannya bersamaku, bukan?" tanya Evan, Rulid terdiam tatkala pemuda itu kembali mengingatkannya tentang perang besar dengan iblis.
"Itu memang yang terburuk, hampir setengah pasukan Liviel tewas," ungkap Rulid.
"Tapi kau akan mengalaminya juga, semua wilayah di kerajaan akan bergerak menentang ketidakadilanmu," sambung Rulid.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com