webnovel

Prolog

Alarm berbunyi begitu nyaring membangunkan seorang gadis berambut keriting sepunggung dengan poni yang masih acak-acakan. Matanya melirik kearah jam yang menunjukkan pukul 4 pagi waktu setempat. Dengan gerakan lambat gadis itu bangkit dari kasurnya dan berjalan keluat dari kamarnya yang memiliki penerangan minim.

Gadis itu mencuci muka dan menggosok gigi di kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Wajar saja jika gadis itu tidak memiliki kamar mandi yang di kamarnya sendiri dikarenakan rumah yang ditempatinya itu terbilang cukup kecil.

Gadis itu mengikat tinggi rambutnya kemudian ia mengambil sapu dan juga pel. Gadis itu langsung membersihkan seluruh rumah, sepertinya itu sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi. Setelah selesai membersihkan seluruh isi rumah, gadis itu kemudian memasak sarapan untuk ibu dan saudaranya.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Milena, nama gadis itu. Milena telah selesai menyiapkan sarapan ketika seorang gadis yang kira-kira seumuran dengan Milena, keluar dari kamarnya.

"Mil, udah selesai bikinin sarapan buat gue dan mama?" tanya gadis yang baru bangun itu, Fio.

"Iya," jawab Milena singkat kemudian berlalu begitu saja melewati Fio.

Milena memiliki saudara yang seumuran dengannya, tetapi mengapa hanya Milena sendiri yang melakukan pekerjaan rumah? Hal itu dikarenakan Milena dan Fio hanyalah sebatas saudara tiri. Fio adalah anak dari istri baru almarhum ayahnya Milena.

Jangan kira setelah kepergian ayahnya Milena, ibu tirinya dan juga Fio memperlakukan Milena dengan baik. Mereka justru memperlakukan Milena layaknya babu di rumahnya sendiri. Milena bahkan harus melepas impiannya untuk menjadi seorang dokter dikarenakan ia harus fokus bekerja dan membiayai kuliah Fio di jurusan managemen. Sungguh menyedihkan!

Setelah selesai melakukan tugas rumahnya, Milena langsung mandi dan bersiap untuk berangkat kerja. Milena bekerja di AHAR Company sebagai Office Girl. Milena sudah bekerja di sana selama 3 bulan, tetapi ia belum pernah bertemu dengan bossnya sendiri. Wajar saja karena posisi Milena yang hanya sebatas office girl.

Setelah tiba di kantor, Milena langsung menyapu lantai kantor. Milena mendapat bagian membersihkan lantai 1 dari 7 lantai gedung ini. Setelah selesai menyapu seluruh lantai, Milena kemudian mengepel lantainya. Disaat lantai masih basah dan licin, seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan berlari menginjak lantai yang masih basah dan licin itu. Milena langsung berlari menghampiri anak kecil itu yang hampir saja terjatuh.

"Aaaa!!!" Anak itu menjerit sambil memejamkan matanya.

Milena yang berhasil menangkap tubuh anak kecil itu agar tidak terjatuh.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Milena pada anak kecil yang kira-kira berusia 4 tahun itu.

"Eh?" Anak kecil itu menatap Milena dengan mata bulat dan bulu matanya yang begitu panjang dan lentik.

"Zera??"

Terdengar sebuah suara berat dari seseorang tepat di belakang Milena. Mendengar namanya disebut, anak kecil itu langsung meloncat dari gendongan Milena.

"Uncle!!" teriak anak itu dengan suara cemprengnya.

Milena berbalik ketika mendengar suara anak itu. Matanya membulat sempurna melihat sosok yang sedang berdiri dihadapannya ini. Sosok pria dengan mata biru dan bulu mata yang begitu lentik. Jangan lupakan juga pria itu memiliki alis yang tebal serta hidung mancung. Bahkan pria ini memakai setelan jas yang begitu mahal dan rapi. Milena meneguk ludahnya menatap pria dihadapannya itu.

"Kamu baik-baik saja, Zera?" tanya pria itu kemudian menggendong anak kecil itu.

"Ziya baik, uncle!" jawab anak itu dengan cadel.

"Terima kasih," kata Pria itu kepada Milena yang masih tertegun.

"E-eh?" kaget Milena. "Sama-sama, Pak."

"Kamu pegawai disini?" tanya pria itu. Milena mengangguk cepat.

"Siapa namamu?" tanya Pria itu lagi.

"Milena, Pak."

"Ok."

Pria itu kemudian membawa anak kecil digendongannya pergi bersamanya menuju lift meninggalkan Milena yang masih setengah sadar.

"Bye, Aunty Milena!!" teriak anak itu sebelum akhirnya ia dan pria tampan itu memasuki lift.

*

Gimana prolognya nih???