webnovel

Aku Ingin Nona Ini

บรรณาธิการ: Wave Literature

Kali ini, Tong Lele terlihat sedang berkata dengan sungguh-sungguh, "Mami, aku hanya ingin memberitahu mami, kalau mami tidak boleh membiarkan anak mami kecolongan. Mami paham?" Setelah sampai dapur dan mengeluarkan makanan yang baru saja dipanasi, dia pun berkata lagi, "Mami, menunggu mami pulang membuatku sangat lapar."

"Sayang, kamu belum makan malam? Bukankah mami sudah memberitahumu, jika mami ada urusan, jadi mami akan menyuruhmu untuk makan dulu? Apakah anak mami ini tidak takut kelaparan?" Kata Tong Jiumo sambil berjalan dengan terburu-buru.

Tong Lele lalu mendengus dan berkata dengan marah, "Ckckck, Mami ini! Tiba-tiba menghilang, lalu dengan tidak peduli meninggalkan anak dan pergi berkencan. Apakah mami khawatir aku akan menjadi penganggu kecil? Jadi mami tidak mengajakku?"

Tong Jiumo saat ini sedang terlihat memindahkan sup ke dalam wadah, sambil berkata pada anaknya, "Sekarang mami sedang mempertimbangkan, apakah sebaiknya mami mengirimmu ke industri hiburan? Mungkin saja anak mami ini bisa menjadi bintang kecil yang populer."

"Aihh, Mami tidak khawatir jika anak mami yang paling lucu ini akan di foto, lalu di culik secara diam-diam?" Tanya Tong Lele, kemudian dia meminum sup enak masakan ibunya.

"Talentamu sangat besar, kemampuan aktingmu juga sangat bagus. Akan sangat disayangkan, jika mami tidak mengirimmu ke industri hiburan." kata Tong Jiumo sambil mengambil sayur, lalu dia melanjutkan kata-katanya, "Mami in bekerja. Bukan berkencan."

"Serius hanya bekerja? Ada seorang Bos tampan yang secara pribadi mengantar mami pulang, Apakah mami benar-benar tidak ada kepentingan lain?" Kata Tong Lele sambil mengangkat alis ke arah ibunya.

"Sudah, ayo makan dulu." Kata Tong Jiumo pada Tong Lele

"Baik mami." jawab Tong Lele, lalu dia makan dengan serius, tapi juga masih terus memperhatikan ibunya dari waktu ke waktu. Dia yang begitu peka, tahu bahwa ada yang berbeda dari ibunya, seperti ada sesuatu di hatinya. Jadi, ketika ibunya masuk ke dalam rumah, dan dia merasakan hal tersebut. Kemudian, dia terus mencoba menggoda ibunya untuk memancingnya, tapi sepertinya itu tak berguna.

"Lele, mami sudah kenyang." Kata Tong Jiumo lalu meminum sup, dia kelihatan tidak nafsu makan.

Tong Lele yang melihat ibunya makan begitu sedikit, sayuran pun tidak terlalu dimakan, hal itu membuatnya langsung berkata, "Mami baru makan begitu sedikit. Mami mau diet?"

Setelah Tong Jiumo kembali ke kamar, dia langsung berdiri didepan jendela, memandang keluar, dan melihat pemandangan bangunan yang tinggi. Tong Xinyuan, Gong Shaochen! batinnya kemudian. Entah mengapa dia mengingat dua nama ini, ditambah lagi masalah masa lalu seperti datang satu persatu.

Ketika Mo Qijue kembali ke rumah besarnya, dia melihat Mo Lisi sedang makan. Dia terlihat makan dengan suapan yang besar, seperti orang yang tidak punya etika makan. Mo Qijue lalu mengerutkan kening dan berjalan mendekatinya. Kemudian, ketika pengurus Feng melihat tuannya datang, dia langsung membungkuk untuk memberi hormat, "Tuan, anda sudah kembali." katanya.

"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya Mo Qijue dengan acuh tak acuh.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Tuan Muda. Ketika saya membawanya kembali kerumah untuk makan, begitu mencium aroma makanannya, dia ingin saya segera memberikan makanan itu untuknya. Saya belum pernah melihat Tuan Muda makan dengan begitu bahagia." Kata pengurus Feng. Karena, untuk pertama kalinya dia melihat Tuan Mudanya makan dengan begitu bahagia.

"Papi, bukankah papi sebelumnya mengatakan ingin mencarikanku seorang koki? Ini dia, aku sangat menyukai masakannya." kata Mo Lisi tiba-tiba. Ketika pengurus Feng membawa makanan, begitu mencium aromanya dia langsung tahu bahwa itu adalah masakan ibunya.

"Sudah begitu banyak koki di rumah. Apakah masih belum cukup bagimu?" tanya Mo Qijue.

"Papi, aku ingin Nona ini menjadi koki pribadiku." Kata Mo Lisi dengan tegas. Mo Qijue yang mencuci tangannya pun segera keluar, dan pengurus Feng segera menarik kursi untuknya. Mendengar kata-kata anaknya itu, kemudian dia duduk dan berkata dengan tatapan dingin, "Bagaimana kamu bisa tau bahwa dia adalah wanita." tanyanya...