webnovel

Am okay

นักเขียน: Tomisin_Fadare
Contemporary Romance
กำลังดำเนินการ · 383 จำนวนคนดู
  • 1 ตอน
    เนื้อหา
  • เรตติ้ง
  • N/A
    สนับสนุน

What is Am okay

อ่านนิยาย Am okay โดย ผู้เขียน Tomisin_Fadare ที่เผยแพร่บน WebNovel.Am okay i really am...

เรื่องย่อ

Am okay i really am

คุณอาจชอบ

Pejuang cinta, penderita kanker

Aku mau kasih tahu bahwa cerita aku yang "pejuang cinta penderita kanker" pindah ke akun ini, karena akun aku yang lama tidak bisa dibuka. Jadi aku buat di akun ini ceritanya sama ko gak aku ubah. Ini murni dari pikiran saya sendiri. Semoga kalian suka..... Ayo dukung ceritanya dengan simpan ke koleksi, vote, komen, follow akun ku agar tidak ketinggalan dan beri hadiah setiap harinya dan beri gife juga. Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian, jadi dukung terus ya....... Sebelum baca follow dulu Budayakan vote and commen Apa aku bisa seperti anak lainnya yang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya? Namun, itu mustahil bagiku. Aku hanya seorang gadis sederhana yang selalu diperlakukan kasar oleh keluargaku hanya karena kesalah pahaman. Tapi, aku tidak akan menyerah, aku akan berusaha. Meskipun aku menderita penyakit yang ku alami saat ini, aku harus tetap semangat untuk melawannya. Hati ini sakit selalu mendapatkan perlakuan yang tidak terduga, sakit rasanya tapi hanya di pendam tidak di ungkapkan. Bersabar untuk saat ini. Sekuat tenaga untuk tidak tumbang dan tersenyumlah meskipun terluka. "Tuhan aku hanya ingin seperti dulu lagi dan berkumpul kembali." "Tuhan engkau boleh cabut nyawaku. Tapi, izinkalah aku untuk merasakan kebahagiaan." "Aku rela." Plagiat menjauh! selanjutnya langsung baca saja Ig : @inefitrianingsih08 Ini bagian pertamanya : Seorang anak kecil yang begitu menggemaskan dengan memakai baju dress selutut berwarna pink dengan rambut yang diikat dua. Anak kecil itu berlari-lari ke sana-kemari dengan tawa yang begitu lucu. "Sayang jangan lari-lari, nanti kamu jatuh!" teriak seorang wanita paruh baya yang terlihat begitu awet muda meskipun sudah mempunyai anak tiga. Anak kecil itu berhenti berlari kerena mendengar teriakan dari sang mamah. Lalu ia berbalik dan menghampiri dan langsung memeluknya. "Mamah, jangan teliak-teliak belisik tau"ucapnya dengan bicara cadelnya. "Iyah sayang, tapi mamah khawatir takut kamu kenapa-kenapa" khawatir sang mamah. "Aku nggak kenapa-napa ko mah" ujar nya untuk menyakinkan bahwa ia tidak akan kenapa-napa. "Amel" Teriak seorang pria paruh baya, dengan membawa dua orang anak kecil. Yang satu laki-laki tampan yang begitu mirip dengan paruh baya tadi, anak laki-laki itu sekitaran umur 8 tahun dan yang satu lagi perempuan yang begitu mirip dengannya. Amel langsung berbalik dan tersenyum sambil menghampiri orang yang tadi memanggil namanya. "Papah" heboh Amel dengan begitu bahagia. "Iyah sayang" ucap papah Amel sambil mengecupnya dengan sayang. Lalu Amel menghampiri dua anak tadi yang datang bersama papah. "Ka Andre, Mala" sambil memeluk mereka erat karena sudah lama sekali kami tidak bertemu. "Ko kalian gak bilang-bilang mau datang. kan bisa aku jemput di bandara" cemberut Amel. "Kan biar supraes" ucap ka Andre dan Mala bersamaan. Lalu Amel berkumpul dan bahagia bersama keluarganya, canda tawa yang begitu bahagia. Gedeprukkk "Aduh... badanku, sakit banget" kesakitan seorang perempuan cantik dengan kulit putih susu, rambut sebahu berwarna hitam pekat, terjatuh dari atas kasur. "Huft..huft...huft.. hanya mimpi dikira itu nyata." perempuan tersebut memeluk dirinya sendiri dengan kaki di tekuk dan kepala ditundukkan. Butiran bening membasahi pipi karena mengingat kenangan yang begitu dirindukan olehnya, kapan semuanya akan seperti dulu lagi? "Pah, Mah, ka Andre, Mala. Aku kangen kalian, kapan kita seperti dulu lagi, aku sakit Pah Mah selalu sendiri hiks...hiks...kapan kalian bisa memaafkan ku" tangisannya semakin pecah karena mengingat betapa kejamnya mereka terhadapnya. Aku sedih banget akun aku gak bisa di buka aku bikin akun ulang dan aku bikin ceritanya ulang, padahal akun ku yang lama baca ceritanya udah 2k huaaaaa jadi harus mulai dari awal lagi, semoga ini cerita aku berkembang dan banyak yang suka amin..... tetap semangat semoga ke depannya ceritanya jauh lebih baik lagi dari sebelumnya......

Ine_Fitrianingsih · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
8 Chs

Letters for my Mother

"Letters for my Mother" is a collection of thoughts, emotions, and socioeconomic factors that have hindered my mother and me until her passing in 2007. At that time, I was away from home, moving from place to place, bunking on my sister's house one year and moving on to the other like clockwork. It was traumatic for me since I grew up knowing that I come from a large family of twelve and now living with different people all together or sometimes coming home to find my big sister hasn't arrived from work, so it was books and TV to keep me company. Most of the time, they were trying times as distance kept my two brothers and me from bonding fully. I am glad that I found an outlet for my part where everything seems to be going and coming. What was constantly being right was I thank them fully for taking me to high school, where I found my calling. Art, for me, was a constant where everything is a variable. I never knew I was artistically gifted in all areas of art. I found myself doing drama and musical at form one barely one month into the school. Next year, I found myself in Environment and Science Congress. I had hoped initially that I would blossom to be a scientist. There was this character, Dexter's lab, where he was a boy genius living in a suburban home and having a secret lab in the basement; it was an eye-opening factor for me, and I had to exercise to the fullest. Form three and four were full of music and festival of arts; that was where I grew my art to visual, and poetry came to me as a second language. You probably have figured out that school for me was not for learning, rather for making friends and trying my foot in various forms of art. After high school and pre-youth and college year (I studied computer graphic design for three months, and I dropped out for one reason I will share in my latter works), I found my calling in theatre and performing arts. I loved being on stage, acting, and bringing characters to life with costumes and lights. Telling narratives to the audience and watching them move with awe and splendor. Some hated me from curtain raise to curtain call, booing me for being the antagonist, and applauded wildly when I played the hero. After a while, I felt sick and stagnant for doing the same thing and staging in the same theatre. I saw different cultures and people around Kenya, my country, and settled for drawing and writing poetry and books. To be honest, I was a bit skeptical about my works and would write and draw sketches, and if they don't work out, I would tear them out and flush them. I know I was my worst critic, but I had my first break at 2017 under Storymoja and mentorship of Muthoni Garland, Samira Mathews, and Monity Odera. I published a children's book, "Monsters Who Disobeyed," translated to Swahili, also known as "Malipo ya Ukaidi." It was a milestone for me. I really appreciate my efforts, and three years later, I compiled this book for myself and also the whole world as a reminder that you can be yourself and be the greatest version; you just have to believe. My shortcoming is that my mother, may her soul rest in peace, would be proud of the young man I have become, being that I have never had the chance to show her how talented I am. To all the dreamers and the creatives out there, I would like to give a nugget of wisdom to all that the first step is the hardest, but you will get there eventually. After a while, I must say I am well-versed with various art forms, and I speak the language fluently. As a reader and a fan of my work, I must acknowledge that it is a pleasure giving you access to my world, and I hope to share a room in your library as a favorite.

ODUOR_ISADIAH · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

Kampung Janda

Anne Clarissa yang sering disebut-sebut di kampungnya karena dengan umurnya yang masih 17 tahun tapi sudah ditinggal oleh suaminya dari hamil satu bulan hingga saat sudah tujuh bulan tapi belum ada kabar hingga dipaksa oleh ibunya untuk menjadi janda atau menikah lagi agar terhindar dari mulut janda lainnya di kampung itu tapi Anne menolak untuk ke pengadilan karena ia juga sedang hamil. “Masih muda, hamil muda, tapi ditinggal suami begitu saja?” Ia tinggal di kampung, di mana penghuninya rata-rata wanita janda yang sudah ditinggal suami karena kematian. Itulah kenapa bagi para janda di sana mengganggap Anne wanita pembawa sial untuk ke depannya karena sudah hamil duluan dan sekarang malah ditinggal pergi oleh suaminya. Anne selalu menunggu kedatangan suaminya dan berharap suaminya kembali. Hingga waktunya tiba, datang seorang dokter pria ke kampung janda untuk mengobati pasien yang berada di kampung tersebut. Dokter pria begitu sangat tampan, dermawan, dan baik itu membuat janda-janda dan para gadis mencoba merebut hati dokter untuk menjadi pasangan. Namun, lama kelamaan Anne merasakan hal yang berbeda kepada dokter yang selalu perhatian kepadanya maupun ibunya yang sakit parah. Tapi, mulut janda di kampung itu membuat Anne tidak semudah itu untuk bisa mendapatkan dokter pria yang masih muda belum menikah apalagi dokter itu direbut oleh warga di kampung janda baik janda ataupun gadis. Apakah Anne setia menunggu suaminya dengan alasan mulut-mulut di kampung janda? Dan apakah bisa mendapatkan dokter yang belum menikah itu untuk bersama dirinya?

dessy_zulmii · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ

เรตติ้ง

  • เรตติ้งเฉลี่ย
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความสม่ำเสมอในการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • โลก
รีวิว

สนับสนุน

empty img

พบกันเร็วๆ นี้

ข้อมูลเพิ่มเติมเกี่ยวกับหนังสือเล่มนี้

รายงาน