webnovel

(10) : Nikah

1 bulan kemudian, acara pertunangan dilaksanakan dan Arya berencana menikahi Rasti setelah 3 bulan, Arya sangat senang karena ibunya tak lagi mengganggu cintanya dengan Rasti, Arya semakin bekerja keras untuk mahar yang ia janjikan kepada Rasti.

Disisi lainnya, Rasti merasa sangat jahat karena sudah memanfaatkan Arya untuk menghancurkan ibunya sendiri, namun dendam Rasti sangat kuat, dirinya menginginkan lebih dari yang ia dapat.

><

3 bulan kemudian, Arya dan Rasti pun melaksanakan pernikahan mereka dengan sangat mewah, semua teman teman Rasti dan Arya di undang ke acara pernikahan mereka, pernikahan mereka dilaksanakan dalam adat Bali asri.

Diam diam Arya menemui Rasti di ruang rias Rasti,

"Rasti," Arya

"Arya," Rasti

"Kamu cantik sekali, tapi sanggulmu pasti sangat berat," Arya

"Hn, tapi mau dimanain lagi, ini kan adat agung," Rasti

"Bertahanlah, setelah kita menikah, kamu akan ringan lagi. Kamu juga harus jaga staminamu untuk resepsi dan kegiatan malam pertama kita," Arya

"Kamu membuatku malu Ar," Rasti

"Oh ya, Omku sudah datang, pernikahan kita sangat mewah tau, Presiden saja datang, alumni SMA juga udah datang," Arya

"Benarkah? Aku jadi mau tau reaksi mereka melihat aku berdandan seperti ini," Rasti

"Kalau begitu bersiaplah cepat sayang, aku sudah tak sabar mengikatmu dalam pernikahan ini, aku juga tak ingin membuang waktu untuk memiliki momongan," Arya

Arya mencium Rasti lalu pergi,

"Aku sudah akan menikah saja, tak kusangka, aku mendapatkan apa yang kuinginkan selama ini," lirih Rasti.

><

Acara pernikahan berlangsung dengan adat Bali, teman teman Arya yang dari Jakarta sengaja datang untuk melihat teman mereka menikah, setelah semua ritual selesai dan mereka dinyatakan sudah menjadi sepasang suami istri.

Arya yang melihat teman temannya datang merasa senang, Arya pun bergabung bersama teman temannya sambil menunggu Rasti berganti pakaian,

"Wah Ar, aku gak menyangka kau yang pertama menikah," ujar temannya yang bernama Andre

"Iya, aku juga gak sangka, apalagi kau menikah dengan orang Bali," ujar temannya yang bernama Zein

"Aku juga gak menyangka, aku bisa cinta sama orang Bali dan menikahinya," Arya

"Padahalkan kau dan Vivi dulu berpacaran, dan juga kau kan yang mengambil vi-"

Arya membekap temannya yang bernama Adam,

"Ssttt itu akan menjadi rahasia terbesarku, awas kalau kalian berani membahas itu lagi," Arya

"Ya ya ya, sorry aku gak sengaja," Adam

"Lupakan saja, oh ya bagaimana kabar kalian?" Arya

"Kami semua baik," Zein

"Tapi Ar, aku mau tau, bagaimana kau bisa mau sama cewek itu, menurutku dia gak sexy gak kayak Vivi yang gitar spanyol, dia tergolong gendutkan," Adam

"Aku menyukainya, dia beda dari yang lain, mau dia kurus atau gendut, sexy atau gak, aku sudah terlanjur mencintainya," Arya

"Ya itu terserahmu, kami akan selalu mendukungmu sobat," Andre

"Thanks Ndre, aku cari istriku dulu ya, nanti aku kenalkan ke kalian," Arya

"Oke brother," Zein

Arya pergi.

.

Disisi lain, Rasti sudah mengganti pakaiannya dengan kebaya biasa, dirinya mencari Arya namun Rasti malah bertemu dengan Arick yang sedang kerepotan mengurus anaknya,

"Arick, kamu Arick kan?" Rasti

"Iya," Arick

"Wah kamu udah punya anak aja, udah kayak Warani, tapi mana Artini?" Rasti

"Dia meninggal saat melahirkan putra kami ini," Arick

"Ah aku turut berduka ya," Rasti

"Tak apa. Ras, selamat atas pernikahan kamu, maaf aku tak bisa memberikan hadia yang mewah," Arick

"Rawat anakmu dengan baik adalah hadia paling istimewa untukku, Artini sahabatku, anaknya keponakanku, aku tak mau melihat keponakanku menderita, jadi jaga dia dengan baik," Rasti

"Andai aku lebih cepat, anakku pasti akan mendapatkan ibu tiri yang baik sepertimu," Arick

"Aku percaya kamu akan mendapat yang lebih baik dariku Arick. Dia lucu sekali, boleh aku menggendongnya," Rasti

"Tentu," Arick

Arick memberikan putranya ke Rasti,

"Siapa namanya Rick?" Rasti

"Ricki," Arick

"Dia sangat lucu," Rasti

Rasti mencium pipi bayi itu,

"Andai Ricki memiliki ibu yang baik seperti Rasti. Andai kamu belum menikah dengan Arya, aku akan menikahimu Rasti," bathin Arick

Tanpa sadar Arick mendekat ke Rasti dan saat mereka hampir bersentuhan, tiba tiba...

"Rasti,"

Arya datang dan mendekat ke mereka berdua, Arick pun memilih menjauh sedikit,

"Arya, coba liat anaknya Arick, dia lucu dan tampan kan," Rasti

"Anak kita nanti yang akan paling tampan, sekarang ayo ikut aku, aku akan mengenalkanmu pada teman temanku,"Arya

"Baiklah, bentar dulu. Arick, ini anakmu, inget pesenku ya, kamu harus rawat anakmu dengan baik, jika kamu membutuhkan bantuan untuk merawat Ricki, kamu bisa ke rumah ortuku, aku akan tinggal sana," Rasti

Rasti menyerahkan Ricki ke Arick,

"Baiklah, terima kasih," Arick

"Sampai jumpa Ricki, thaa Arick," Rasti

Arya dan Rasti pergi,

"Ras sudah kubilang jangan deketin Arick lagi, kamu tau sendiri dia itu saingan aku dari SMA," Arya

"Katamu kamu itu tak tersaingi, maza sekarang kamu takut dengan Arick," Rasti

"Aku tak takut pada Arick, aku takut kehilanganmu, waktu itu aku sudah hampir kehilanganmu karena kesalahanku, aku tak mau mengulanginya lagi," Arya

Rasti terdiam, saat mereka sudah sampai di tempat teman temannya Arya berkumpul,

"Hai guys, perkenalkan ini Rasti, istriku," Arya

"Wih Kakak Ipar kita ternyata cantik juga dilihat dari dekat," Adam

"Adam, kau jangan coba coba merayunya ya. Oh ya Ras, kenalin mereka teman temanku yang ada di Jakarta, aku sengaja mengundang mereka semua," Arya

"Hai semuanya. Ar, aku pergi dulu ya," Rasti

Rasti pergi,

"Rasti memang begitu, terlalu pemalu," Arya

"Dan kau tak tau malu," Zein

"Diam kau Zein. Kita nikmati saja pestanya," Arya

"Aku setuju," Andre

Mereka melanjutkan pesta mereka.

><

Disisi lain, Arin sedang berbisik dengan seorang perempuan,

"Tante ngak mau tau, kamu harus rebut Arya dari gadis desa itu Vivi," Arin

"Aku mengerti Tan, tapi Tante akan selalu mendukungku kan," Vivi

"Tentu cantik, hanya kamu yang cocok untuk menjadi menantuku, bukannya si Rasti itu, dia sama sekali gak selevel sama Tante," Arin

"Aku tau Tan, baiklah aku akan mulai mengejar Arya, aku yakin aku masih melekat dihati Arya walau itu sedikit, aku akan membuat Arya menjadi milikku lagi," Vivi

Mereka berdua tersenyum jahat.

><

Di lain tempat, Rasti sudah tertidur karena kelelahan, Arya yang baru datang melihat Rasti tertidur di sofa,

"Rasti Rasti, dia sangat kelelahan ternyata, mungkin aku harus menunggu sampai besok," Arya

Arya mengambil selimut dan menyelimuti Rasti, Arya berjongkok dibawah Rasti, dan ikut tertidur dengan tangan Rasti sebagai bantalannya.

Mereka tertidur dengan nyenyaknya, semua orang yang melihat mereka tak tega untuk sekedar membangunkan mereka.