Pagi hari Adelia bangun dengan muka bingung. Begitu membuka mata, dia mendapati dirinya sudah ada di kamarnya, seingatnya semalam ia tertidur di sofa dikantor Nathan. Adelia melihat sekelilingnya, ada yang berbeda. Rupanya sudah ada tempat tidur bayi di samping tempat tidurnya.
"Pasti mama yang beli ini karena dia tau aku akan lama menginap di sini", ujarnya pelan.
"Kamu ngga suka modelnya ? Nanti bisa suruh Jason tukar", oceh Nathan pelan sementara matanya masih terpejam.
"Oh kamu yang beli? Kan Baby Xavier sudah punya di rumah kok kamu beli lagi?", tanya Adelia tak mengerti.
"Itu kan buat di rumah. Ini biar ditaruh di sini. Kamu mau menginap lama kan di sini. Jadi aku juga baby Xavier akan ikut denganmu", ujar Nathan mulai membuka matanya.
Mata coklatnya amat menawan. Tiba-tiba Adelia merasa dadanya tidak terlalu sakit padahal semalaman dia belum menyusui baby Xavier.
"Kok dadaku ngga ngebet ya? Kan aku belum susui baby Xavier", ujarnya tak mengerti.
"Baby Xavier sudah kenyang minum susu kamu. Aku yang berikan semalam ke baby Xavier. Kamu benar-benar tidur pulas banget sampai baby Xavier menyusupun kamu ngga tau. Tuh kamu ngga lihat ekspresi senang anakmu", ujar Nathan tersenyum.
"Jadi maksud kamu, semalam kamu berikan dadaku pada baby Xavier tapi aku ngga bangun dari tidur?", tanya Adelia dan diangguki oleh Nathan.
Nathan lalu bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah tempat tidur baby Xavier. Dia membuka kelambunya dan melihat anaknya sudah bangun dan mengeluarkan suara bayi nya.
"Anak Daddy sudah bangun rupanya. Selamat Pagi pangeran kecil. Apa kamu mau berjumpa dengan paman Andika pagi ini? Ayo kita menjenguk nya sama-sama", ujar Nathan tersenyum dan mencium pipi gembul bayinya.
Semakin hari sepertinya berat baby Xavier makin bertambah dikarenakan dia hanya meminum ASI eksklusif dari mommy nya. Walaupun Adelia kemaren seharian keluar rumah, baby Xavier tidak kekurangan susu karena Adelia telah menaruh beberapa botol ASI yang sudah ia pompa di dalam kulkas dan mamanya tinggal memanaskan saja.
Adelia gembira mendengar perkataan Nathan dan saat Nathan memberikan baby Xavier kepadanya buru-buru Adelia membasuh puting susunya dengan air hangat yang selalu tersedia di kamarnya, kemudian memberikan dadanya untuk dihisap baby Xavier.
Setelah memberikan baby Xavier kepada Adelia, Nathan hendak berjalan ke kamar mandi tapi tangan Adelia menahan bajunya.
"Terima kasih sayang kamu membuatku bahagia", ujar Adelia polos.
"Kenapa? Karena kamu akan bertemu dengan Andika?", tanya Nathan sambil menaikkan satu alisnya.
"Bukan. Kamu mau menjaga baby Xavier semalaman. Aku tau baby Xavier kalau malam suka bangun dan itu benar-benar membuat lelah tapi kamu malah tidak membangunkan aku. Aku mencintaimu Daddy", ujar Adelia manja.
Nathan mencium kening istrinya lalu berbalik menuju ke kamar mandi untuk melakukan aktivitas paginya.
Pandangan Adelia teralihkan ke arah baby Xavier yang menyusu padanya. Dia berbicara dengan putranya sementara putranya sambil menyusu tangannya bermain-main di dada Adelia.
"Dasar buah tak jauh dari pohon. Cepat lah besar nak, kasihan Daddy mu kalau terlalu lama puasa", ujar Adelia tersenyum.
Ini sudah bulan ketiga lebih usia baby Xavier, sebentar lagi dalam beberapa hari akan memasuki bulan ke empat. Baby Xavier bertumbuh sangat baik, kesehatan nya selalu terpantau. Sementara untuk Nathan harus ber"puasa" selama ini karena ia benar-benar menjaga Kesehatan istrinya dengan baik.
Setelah baby Xavier menyusu, dia tetap tidak tertidur malah bermain dengan kaki-kaki mungilnya dan mengoceh dengan suara bayinya.
"Mandilah, aku akan temani kamu ke rumah Andika. Kita bawa baby Xavier siapa tahu bisa menghibur nya", ujar Nathan dan dijawab dengan ciuman di bibirnya oleh Adelia.
Kemudian Adelia mengambil handuk dan segera mandi. Ia makin mencintai Nathan yang sedikit demi sedikit mulai mempercayai nya.
Setelah sarapan pagi, Adelia dan Nathan berkendara menuju ke rumah Andika. Sebelum ke tempat Andika, Adelia sempat mampir ke mini market membeli beberapa barang.
Andika tinggal di Apartemen dekat dengan kantor PT.AN Entertainment, sebentar saja mereka sudah tiba di sana karena jarak rumah keluarga Henry Wijaya dengan Apartemen Andika tidak terlalu jauh.
Adelia menaruh putranya di stroller baby sementara anaknya masih bangun bermain-main dengan tangan dan kakinya. Tiba di Lobby, security yang sudah mengenal Adelia menyapanya.
"Selamat pagi Bu Adel. Mau bertemu dengan pak Andika ya Bu. Loh ibu sudah punya anak dan dengan siapa ibu datang kali ini?", tanya security berbasa-basi.
"Iya pak Herman, ini suami saya Nathan dan putra kami baby Xavier", ujar Adelia tersenyum.
"Oh saya kira ibu itu kekasihnya pak Andika abisnya pak Andika begitu perhatian banget sama ibu sampai kami pikir kalian bersama. Maaf ya kalau kami salah mengira", ujar pak Herman lagi.
Lalu ia mempersilakan mereka naik ke lift dan menuju ke lantai apartemen Andika.
"Hmm. Sampai security aja bisa berpikir begitu ya", sindir Nathan.
"Sayang kan itu dulu. Sama aja kok kaya kamu ke Lia", bela diri Adelia.
"Tapikan itu lain", protes Nathan tidak terima.
"Sama aja kale. Uda akh jangan dibahas", ujar Adelia lalu keluar lift dan menuju ke Apartemen Andika di nomor 0926.
Setelah memperhatikan angka apartemen itu Nathan langsung nyeletuk, "Itu bukannya angka ulang tahun kamu ya? 26 September?", ujar Nathan sambil menaruh jari telunjuknya di depan mulutnya.
"Iya, memang aku yang pesan. Kenapa?", ujar Adelia lalu membuka password pintu apartemen. Lalu dia mengklik dan membuka pintu utama apartemen.
"Jadi beralasan dong aku curiga, kamu aja tau kunci apartemen nya, bahkan kamu punya aplikasi GPS untuk mengetahui dia ada dimana saja. Sedangkan aku ...", belum selesai dia protes, Adelia sudah masuk ke apartemen membawa stroller baby Xavier.
Dia kemudian membuka semua tirai di apartemen Andika lalu membuka pintu ke teras untuk menggantikan udara di dalam ruangan yang sepertinya pengap. Adelia menyalakan AC di ruang tamu sementara Nathan setelah menutup pintu apartemen kemudian duduk di sofa sambil berbicara dengan baby Xavier yang kemudian terdengar suara bayinya.
Adelia membersihkan sampah sisa kaleng bir yang berserakan dan memasukkannya ke kantong sampah dan sedikit membersihkan dapur. Lalu ia memasukkan belanjaan yang tadi sempat ia beli di mini market sebelum ke apartemen ke dalam kulkas Andika.
"Sayang tolong bangunkan Andika dong. Pasti dia mabuk semalam dan ada di kamarnya. Lebih baik kamu aja yang bangunkan", pinta Adelia yang disambut cemberut Nathan.
"Tolong sayang. Sekalian buka tirai di kamarnya, dia suka tidur dalam gelap", kata Adelia lagi sementara dia membuat kopi untuk Nathan dan Andika.
Benar saja, ketika Nathan membuka kamar Andika, kamar itu agak bau alkohol dan sangat gelap. Nathan menyalakan tombol lampu dan membuka tirai jendela apartemen Andika. Disinari cahaya matahari yang masuk lewat Jendela, Andika membuka matanya dan kaget melihat Nathan yang berdiri tak jauh darinya yang menyilangkan tangannya di depan dadanya.
"Kenapa? Mengharapkan Adel yang bangunkan Lo? Jangan harap ya. Dia uda di monopoli baby Xavier. Bangunlah. Kami datang mau minta makan", ujar Nathan.
Andika lalu duduk di sisi tempat tidurnya dan ternyata dia tidur bertelanjang dada.
"Hmm bagusnya bukan bini gw yang masuk ke sini, kalo ngga bisa kecolongan gw", celetuk Nathan sambil berjalan keluar kamar.
Andika hanya bengong, kemudian setelah menyadari maksud omongan Nathan buru-buru dia berjalan ke kamar mandi dan melakukan aktivitas mandinya dan berganti pakaian rapi. Setelah rapi, Andika membuka pintu dan mendapati Adelia sedang di meja makan menyiapkan makanan dan Nathan yang sedang bercengkrama dengan baby Xavier. Andika mendekati Nathan lalu melihat ke arah baby Xavier.
"Akh bagusnya baby Xavier lebih mirip Adel bukan mirip Nathan. Apalagi kalo mirip sifat posesif nya, waduh tambah repot aja hidupmu Adel", sindir Andika.
Nathan hanya diam mendengar sindiran Andika lalu mengangkat baby Xavier dan memberikannya ke Andika.
"Gendong ne, biar cepet ketularan nikah. Cape gw ngawasin loe berdua molo", ujar Nathan cuek bebek.
Andika mau protes tapi setelah melihat mata lembut baby Xavier yang mirip dengan mata Adelia, dia malah mendekap erat baby Xavier dan mengajaknya berbicara. Nathan kemudian berjalan mendekati Adelia dan membantunya menyiapkan makan siang untuk mereka bertiga. Lebih cocoknya mengganggu Adelia karena justru dia memeluk Adelia dari belakang dan membuat Adelia susah bergerak.
"Aku masih ngantuk sayang. Aku ngga ke kantor ya hari ini. Aku mau tidur lagi nanti pulang", ujar Nathan sambil membenamkan mukanya di ceruk leher Adelia.
"Ya sudah nanti aku yang setir pulang ya", ujar Adelia lembut sambil mengusap lembut kepala Nathan.
"Hei suami istri, pintar sekali ya, anak kalian diberikan ke gw sementara kalian bermesraan disitu", jerit Andika protes.
Tak lama baby Xavier yang kaget mendengar suara keras langsung menangis kencang. Adelia buru-buru melepaskan pelukan Nathan lalu mengambil baby Xavier dari tangan Andika sebelumnya memukul lengan Andika agak keras.
"Rasain loe, mommynya ngamuk", ujar Nathan kemudian dia duduk di meja makan mulai mau makan makan siang dan Andika langsung ikutan duduk juga menemani Nathan.
Sementara Adelia masuk ke kamar tamu disamping kamar Andika untuk menyusui baby Xavier. Mereka semua akhirnya bercengkrama dengan akrab membuat hati Andika mulai damai setelah apa yang ia alami kemarin yang membuatnya sempat depresi. Andika sangat berterima kasih kepada kedua sahabatnya yang benar-benar mendukung dan mendampingi nya disaat ia terpuruk.