Setelah makhluk purba itu mundur, hutan kembali hening. Namun, ketenangan itu tidak lama. Lian Chen merasakan perbedaan besar dalam dirinya. Batu Pusaka Langit yang berada di dalam tubuhnya terus memancarkan energi yang luar biasa, seolah memandu setiap langkahnya menuju pemahaman yang lebih dalam. Energi itu semakin terfokus, membentuk bayangan-bayangan yang berputar di hadapan matanya, seperti potongan-potongan cahaya yang terpecah dari dunia yang jauh lebih kuno.
"Apa ini...? Apa yang sedang terjadi?" Lian Chen terdiam, matanya mengikuti bayangan-bayangan yang berputar di udara. Setiap bayangan tampak seperti gambaran dari dunia yang lebih purba, sesuatu yang jauh lebih besar dan kuat dari yang pernah ia kenal.
Bayangan-bayangan itu bergerak dengan cepat, membentuk pola yang teratur, dan Lian Chen bisa merasakannya—mereka bukan sekadar ilusi. Setiap bayangan adalah sebuah jurus, sebuah teknik kuno yang disalurkan oleh Batu Pusaka Langit. Jurus-jurus yang dipancarkan oleh bayangan itu begitu kuat, dan terasa sangat berbeda dari teknik-teknik biasa yang pernah dia pelajari.
"Ini adalah jurus-jurus kuno… berasal dari zaman yang sangat jauh. Batu Pusaka Langit… apakah kamu menginginkan aku untuk mempelajari ini?" Lian Chen berbicara pada dirinya sendiri, merasakan sebuah dorongan untuk menyelami lebih dalam dan memahami makna dari setiap bayangan yang berputar di hadapannya.
Lian Chen memusatkan perhatian penuh pada bayangan-bayangan itu, matanya mengikuti gerakan setiap pola yang terbentuk. Setiap gerakan terasa begitu dalam, seperti ada energi yang mengalir melalui tubuhnya, memandu gerakan-gerakan itu tanpa perlu usaha sadar.
"Ini... Ini bukan hanya jurus biasa. Ini adalah bagian dari warisan yang lebih besar," bisik Lian Chen, perlahan mulai menyadari apa yang sedang terjadi. Bayangan-bayangan itu seperti serpihan-serpihan dari dimensi lain, memberikan wawasan lebih dalam tentang dunia kuno yang hanya bisa dijangkau melalui Batu Pusaka Langit.
Ia mulai memfokuskan pikirannya, mengikuti gerakan pertama yang muncul dari bayangan itu. Sebuah gerakan yang begitu halus, namun penuh kekuatan. Tubuhnya secara alami bergerak mengikuti pola tersebut, mengalirkan energi dalam gerakan yang sempurna. Setiap serangan, setiap langkah terasa sangat seimbang—seolah dunia ini sendiri yang mengarahkan tubuhnya.
"Jurus yang pertama… 'Langkah Tanpa Jejak'. Gerakan yang sempurna, tanpa ada penundaan atau cacat." Lian Chen terdiam sejenak, merasakan energi mengalir melalui tubuhnya. Ia mencoba mengulang gerakan itu dalam pikirannya, dan segera tubuhnya mengikuti tanpa perlawanan, seolah mengikuti arus alam semesta itu sendiri.
Gerakan itu mengalir dengan sangat lancar, seolah tubuhnya sudah terlatih dalam jurus itu sejak lama. Setiap gerakan yang ia lakukan terasa lebih alami, lebih kuat. Energi di tubuhnya meningkat, dan Lian Chen merasakan peningkatan yang nyata dalam kekuatan spiritualnya.
"Jurus ini… bukan sekadar teknik belaka. Ini adalah pemahaman tentang keseimbangan alam, tentang kesempurnaan yang tercapai melalui keharmonisan. Aku harus melatihnya lebih dalam."
Namun, seiring dengan pemahamannya terhadap jurus pertama, bayangan-bayangan itu terus berputar, memperkenalkan gerakan-gerakan lain yang semakin kompleks. Lian Chen merasa seolah-olah Batu Pusaka Langit ingin dia memahami lebih banyak, mengajari lebih banyak jurus dan teknik dari zaman yang tak terbayangkan.
"Ada banyak lagi…" Lian Chen berpikir, hatinya dipenuhi oleh semangat baru. "Aku harus memperdalam penguasaanku, menyatu dengan energi ini."
Ia mulai mengikuti setiap jurus berikutnya, memahami prinsip-prinsip dasar dari setiap teknik yang muncul. Satu demi satu, jurus-jurus kuno yang dipancarkan oleh bayangan-bayangan itu mulai mengalir ke dalam tubuhnya, memperkuat pemahamannya tentang kultivasi dan teknik bertarung. Setiap jurus tampaknya memiliki kekuatan sendiri, menyatu dengan aliran energi dalam dirinya.
"Jurus kedua… 'Pukulan Energi Tanpa Batas.' Pukulan yang melampaui batas-batas fisik. Ini bukan hanya pukulan, ini adalah manifestasi dari energi alam." Lian Chen merasa tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan luar biasa saat dia melakukannya, energi murni mengalir keluar melalui tangannya, menghancurkan batu-batu di sekelilingnya. "Aku bisa merasakannya… Energi ini jauh lebih kuat dari yang aku bayangkan. Setiap jurus ini seperti mengalirkan kekuatan semesta ke dalam tubuhku."
Lian Chen melanjutkan pelatihan dengan penuh ketekunan. Dengan setiap jurus yang dipelajari, ia merasakan dirinya semakin terhubung dengan Batu Pusaka Langit. Setiap teknik yang muncul membawa pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana mengendalikan energi, bagaimana mengatur tubuh dan jiwa untuk mencapai kesempurnaan dalam bertarung dan dalam kultivasi.
Setelah beberapa waktu, Lian Chen duduk kembali untuk merenung, menilai perkembangan dirinya. Energi dalam tubuhnya telah terpompa ke level yang lebih tinggi, meskipun ia masih berada pada tahap awal kultivasi, ia merasa ada perbedaan besar dalam dirinya.
"Aku masih berada pada level awal… namun jurus-jurus ini telah membantuku meningkatkan fondasi kekuatanku." Lian Chen berpikir sambil menatap Batu Pusaka Langit yang berkilau di dalam tubuhnya, memberi pancaran cahaya yang menenangkan. "Aku harus memanfaatkan setiap kemampuan ini, memperkuat diriku dan menguasai lebih banyak lagi."
Di saat yang sama, ia merasa ada kekuatan yang semakin matang di dalam dirinya—kekuatan yang berasal dari energi purba yang kini mengalir melalui tubuhnya, menyatu dengan seluruh tubuh dan jiwanya.
Dengan senyum tipis di wajahnya, Lian Chen berdiri, siap untuk melanjutkan perjalanan kultivasinya. Setiap gerakan, setiap langkah terasa lebih yakin, seolah dunia ini berada dalam kendalinya. "Aku telah memulai perjalanan ini, dan aku akan melangkah lebih jauh lagi. Batu Pusaka Langit, berikan aku kekuatan untuk menghadapinya."