Erick mengamati Ella yang mengernyitkan hidungnya, menemukan ekspresi aslinya itu menggelikan. Inilah Ella yang sejati, yang jarang ia lihat.
Di pesta peralihan usia Ella, dia begitu terkumpul dan waspada terhadapnya, kehilangan kepolosan seorang remaja pada umumnya, malah mirip seorang wanita yang dihajar badai kehidupan.
Ella melepas sepatunya dan membuka almari, hanya untuk menemukan isinya penuh dengan pakaian pria.
"Tidak ada pakaian wanita. Apakah kamu mengharapkan aku memakai milikmu?"
Ella mengerutkan keningnya, nadanya tiba-tiba lebih santai dari biasanya, seolah-olah dia sudah lama mengenal Erik.
"Pakai saja piyama saya untuk sekarang. Dalam setengah jam, seseorang akan membawakanmu pakaian wanita," kata Erik dengan tawa ringan. Dia berjalan ke depan, menarik kembali tirai, dan dengan santainya duduk sambil menuangkan dirinya segelas anggur merah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com