Ella dipenuhi rasa ingin tahu tentang Erik. Mengapa dia mendekatinya? Mengapa dia memberinya lukisan berharga itu?
Dia tidak percaya sedetik pun bahwa Erik langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, mengingat dia selalu dikelilingi oleh wanita.
"Halo, Pak. Nelson." Ella ragu sebelum menerima telepon, menyapanya dengan sopan.
"Masih terjaga, gadis kecil?" suara Erik, rendah dan menggoda, seolah berbisik di malam hari.
"Belum. Ada yang bisa saya bantu, Pak. Nelson?" Ella menjaga jarak sopan, meskipun ada nada keintiman dalam suara Erik.
"Formalitas Anda membuat saya ragu untuk mengatakan sesuatu yang terlalu intim." Erik tertawa, dan Ella hampir bisa melihat senyum memikatnya.
Pria seperti itu bisa membuat hati wanita mana pun berdegup kencang.
"Kalau begitu, jangan katakan apapun yang intim." Ella berhenti, merasakan wajahnya memerah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com