webnovel

Cinta yang tak Tersampaikan

Ada sebuah sekolah menengah pertama di jepang, tepatnya di Tokyo. Sekolah itu menempati peringkat terbaik ke-2 dan juga memenangkan banyak prestasi unggulan, nasional, serta berkarya membuat kreatifitas dari para pelajar.

"Aku pergi sekolah dulu, ibu!."

Suara seorang gadis cantik berambut panjang berwarna ungu dengan pakaian sekolah berwarna biru tua yang sangat indah itu. Namanya adalah Karine. Dia siswi pelajar yang paling pintar. Ia sering dipanggil oleh guru untuk terpilih menjadi ketua ekstrakulikuler. Ia dari kelas 9-A, serta dia menjadi sekretaris pada jabatan kelas.

"Semoga saja aku tidak telat hari ini karena aku ada kepentingan yang sangat harus di datangi, astagaa- kenapa aku bisa bangun lebih siang dari sebelumnya..."

Ujar Karine yang sedang terburu buru pergi ke sekolah karena dia bangun terlalu siang sehingga membuatnya terlambat. Setelah itu, Karine sesampainya dikelas dia sangat kelelahan dan langsung duduk di bangkunya lalu membungkukkan badannya.

Teman temannya menghampirinya..

"Karine, tumben hari ini kau datang terlambat? Biasanya juga kamu yang paling awal datang ke kelas. Apa ada masalah?." Ujar salah satu temannya Karine yaitu Indira.

"Ahh- tidak, mungkin aku terlalu banyak begadang kemarin sehingga membuatku bangun lebih siang dari biasanya." Jawab Karine.

"Ohhh begitu- hmm ohh iya kemarin ibu guru bahasa Mandarin memberitahukan ku untuk menyuruhmu datang ke ruang lab, tetapi kamu sudah pulang duluan." Ucap Hyuna.

"Ohh begitukah? Baiklah... Aku akan pergi-.." jawab Karine yang masih kelelahan.

Ia berusaha untuk pergi ke ruang lab dan menemui gurunya. "Akhirnya kamu datang juga Karine, Kamu kemarin mau saya minta untuk mengikuti tes bahasa kanji. Tetapi, kamu malah pulang duluan." Ucap guru Mandarin itu.

Karine hanya tertawa kecil dan dia menjawab dengan santai. "Ahahahahaaa... Maafkan aku ibu guru, aku kemarin mengikuti les privat."

Lalu, guru Mandarin hanya tersenyum dan mengangguk. "Yasudah, mulai besok kamu akan mengikuti tes bahasa kanji, tidak perlu khawatir tentang biaya tes nya, saya sudah membiayai kamu."

Karine merasa gembira sekali, lalu dia kembali ke kelas.

"Ada apa Karine?." Tanya Achika.

"Tidak ada, tadi hanya disuruh untuk mengikuti tes bahasa kanji oleh guru Mandarin." Jawab Karine Dnegan senang hati.

"Pantas saja kau tersenyum senyum begitu, kau juga menyukai bahasa kanji juga bukan?." Tanya Hyuna.

"Benar, aku sudah tidak sabar untuk besok, semoga saja aku bisa!." Gumam Karine.

"Kami akan mendukungmu Karine! Semoga sukses!." Ucap teman temannya dengan gembira.

Waktu istirahat, Karine melihat Devlynn temannya waktu ekstrakulikuler keberatan membawa barang- barang. Karine berniat untuk membantu Devlynn membawakan barang-barang itu.

"Ahh- apakah kau keberatan Devlynn? Sini biar aku bantu." Ujar Karine, dan dia langsung membantu mengangkat kan sebagian barang tersebut untuk dibawa ke ruang prakarya.

"Terimakasih sudah membantuku, Karine." Jawab Devlynn.

"Sama sama, lain kali kalau membawa barang seperti ini harus dua orang minimal. Karena sangat banyak." Jawab Karine.

"I-iya, sekali lagi terimakasih banyak ya." Jawab Devlynn.

Sebenarnya, Devlynn suka dengan Karine sejak awal ikut ekstrakurikuler. Dia sangat kagum dengan perilaku Karine yang baik hati itu.

"Kenapa jantungku berdetak kencang saat menatap Karine." Gumam Devlynn dalam hatinya, dia sampai berkeringat dan memegang dadanya.

"Haii? Devlynn?!kau tidak apa apa kan? Kenapa kau memegang dadamu terus?." Tanya Karine yang keheranan.

"T-tidak aku tidak apa apa". Jawab Devlynn.

"Aku pergi dulu ya, sampai jumpa!." Karine pergi dari situ dengan melambaikan tangannya ke arah Devlynn.

Teman temannya mencari keberadaan Karine.

"Karine! Dimana kamu! Karine!." Teman temannya memanggil nama Karine sambil mencari ke suatu arah.

"Yaah, aku disini teman teman. Ada apa memanggilku?." Jawab Karine.

"Aku kira kamu pergi kemana, kami mencari cari dari kantin sampai ke depan ruang perpustakaan ini." Jawab Indira.

"Sebegitu nya, aku tadi habis membantu Devlynn membawakan barang ke ruang prakarya. Maaf ya aku meninggalkan kalian tadi.." ujar Karine yang sedih.

"Santai saja, membantu kan baik." Jawab Achika.

"Aku akan mentraktir kalian ke kantin, mari!." Karine mengajak teman temannya ke kantin dan di traktir olehnya. Teman temannya bahagia.

Di kantin pula, Achika melihat Devlynn yang sedang bermain telepon genggam dan tersenyum senyum. Sebenarnya, Devlynn sedang melihat video Karine membuat beberapa konten sebelumnya, Devlynn berharap supaya dia bisa mendapatkan hati Karine.

"Andai saja aku bisa berdekatan dengan Karine, aku akan senang dan setiap hari akan melayaninya dengan baik dan penuh ketulusan." Ucap Devlynn dalam hatinya. Dia melirik diam diam kearah Karine sambil curi curi pandang.

"Teman teman, lihat.. itu Devlynn bukan? Kenapa dia tersenyum senyum sendiri? Dan dia seperti curi curi pandang ke kau Karine." Tanya Achika dengan rasa penasaran.

"Ehh? Apa?." Tanya Karine balik, Karine menoleh ke belakang dan melihat Devlynn sedang memakai earphone dan memutar lagu di telepon genggam itu.

"Tidak ada teman teman, sepertinya dia mendengarkan musik kesukannya, kalian pasti bercanda." Jawab Karine.

"Tapi sepertinya pandangannya agak beda sebelumnya, cobalah kau lihat baik baik." Achika terus keras kepala, dia menghentak tangannya di meja dan menyuruh Karine untuk pergi ke tempat Devlynn untuk memastikannya.

"Baiklah, aku akan kesana!." Ujar Karine dengan sangat kesal.

"K-Karine ada apa?." Tanya Devlynn yang langsung melepas earphonenya.

"Kau melihat apa sampai sampai kata teman temanku melihatmu seperti curi curi pandang denganku." Tanya Karine.

"Apa maksudmu? Aku mendengarkan musik pop di teleponku ini dan menikmati lagunya." Devlynn berusaha bersikap santai dan biasa saat berbicara dengan Karine, padahal didalam hatinya sudah berantakan dan pikiran sudah kemana mana.

Karine merasa malu dan kembali ke mejanya dan dia mengajak teman temannya pergi kembali ke kelas segera.

"Kenapa kau langsung pergi?." Tanya Hyuna.

"Devlynn bilang dia sedang menikmati lagu pop favoritenya, Achika keras kepala... Nyatanya Devlynn hanya nyaman dengan lagunya itu." Jawab Karine.

"Tapi aku benar benar melihat Devlynn curi curi pandang.." Ucap Achika, dia masih tidak percaya dengan jawaban Devlynn.

"Kemarin aku juga melihat dia pergi ke perpustakaan dan di tangan kirinya ada nama mu Karine." Ucap Achika.

"Kalau begitu kita tunggu nanti waktunya apakah dia benar benar mencintai Karine atau dia biasa saja." Jawab Indira dengan kesal karena keributan.

Saat di lapangan, Devlynn terlihat sedang memegang bunga buket dengan coklat berbentuk hati dan sedang mempraktikkan sesuatu.

"Karine, maukah kau menjadi pacarku? Ahh- tidak itu terlalu klasik.. ahh begini saja.. Karine, will you marri me?. Ahh- tidak juga, itu bahasa untuk orang menikah.. Karine, kau sangat cantik.. ahh itu modus yang sangat umum... Shhh- bagaimana yaa.." Devlynn terlihat bingung bagaimana cara menyatakan perasaannya kepada Karine yang selama ini dia pendam.

Temannya Devlynn pun datang, namanya Yachiko. Yachiko menyapa dan menepuk pundak Devlynn.

"Hello, ada apa! Kenapa seperti kebingungan? Ada masalah?." Tanya Yachiko.

"Begini, aku ingin menyatakan perasaanku kepada orang yang kuduka, namanya Karine dari kelas 9-A. Dia sangat pintar dan aku kagum padanya, tapi aku takut tertolak, tapi aku mencari kata yang pas untuk menyatakannya." Jawab Devlynn kesusahan.

"Begini saja kalau begitu brother, "Karine, kau sangat pintar dan rajin sehingga membuatku jatuh cinta padamu, jadi hari ini aku menyatakan perasaanku yang sebenarnya. Maukah kau menjadi pacar sejati ku?." Jawab Yachiko.

"Maaf tapi itu saran yang banyak orang gunakan. Adakah yang lain?." Jawab Devlynn.

Dikelas, Karine terus memikirkan Devlynn. Karine juga tidak yakin dengan jawaban itu karena gerka gerik dari awal juga sepertinya bukan yang jujur.

"HEYY! Karine, ada apa kau melamun terus?." Tanya Hyuna.

"Aku jadi tidak yakin dengan jawaban Devlynn yang tadi, sepertinya dia tidak mau jujur." Jawab Karine yang murung. Dia menadahkan tangannya ke pipinya dan memanyunkan bibirnya, dia cemberut.

"Artinya kamu merindukannya, hihihihiiii..." Ucap Hyuna bergurau.

"Tidak sampai seperti itu lah." Jawab Karine dengan tertawa kecil

Sepulang sekolah, Devlynn menghampiri Karine dan mengajak Karine ke taman belakang sekolah.

"Karine, aku mau bicara empat mata denganmu sebentar saja. Tapi bicara di taman belakang." Ujar Devlynn.

"Ada apa? Kan bisa disini juga." Jawab Karine dengan tegas.

"Ini penting, perihal khusus." Devlynn mengeyel saja.

Lalu Karine menolak omongan Devlynn dan dia bilang besok saja bertemunya. Di perjalanan pulang hampir dekat rumahnya dia tertabrak oleh mobil yang rem nya blong, sehingga membuat pengendara tidak fokus untuk mengendarainya. Malam harinya, Karine video call dengan teman temannya di laptop.

"Teman teman, aku sepertinya tidak masuk sekolah. Aku sedang tidak enak badan..." Ucap Karine dengan rasa murung.

" Kenapa Karine? Bukannya kau besok mengikuti bahasa Mandarin sesi 2?." Jawab Indira.

"Aku cedera tertabrak mobil di jalan saat pulang sekolah." Jawab Karine yang masih sempat tersenyum.

"Semoga cepat sembuh Karine, kamu merindukanmu" jawab teman temannya.

"Baru sakit sehari sudah merindukanku, bagaimana besok? Hahaha..." Karine tertawa kecil.

Keesokan harinya, Karine pergi ke rumah tetangganya yang ada diseberang jalan, dia disuruh ibunya untuk mengantarkan kue ke tokoh tetangganya, tetapi kakinya sedang tidak baik baik saja.

"Maaf, ibu.. tetapi kakiku sedang sakit. Akan susah untuk berjalan." Jawab Karine, dia menolak karena susah berjalan nantinya.

"Itu cedera ringan, hanya sebentar saja kok diseberang itu, tidak jauh dari sini." Jawab ibu nya.

"B-baiklah.." Karine mau mengantarkan karena tertekan oleh ibunya.

Devlynn yang menunggu didepan tokoh kue tetangga Karine. Dia bersiap siap untuk menyatakan perasaannya hari itu.

"Terimakasih kue nya bibi.. huhh- hari ini aku akan menyatakan perasaanku.. semoga saja dia terima." Gumam Devlynn, jantungnya berdetak kencang.

Karine mulai terlihat dan dia menyebrang dijalan.

"Iya ibu, nanti anak kita akan di sekolahkan di sekolah nasional saja, kantor ayah juga dekat dari situ.. iyaa.."

Di tengah perjalanan dia tertabrak mobil yang mengendarainya sedang menelpon didalam mobil.

"AWASSSSS!!"

JEDRIAKKK!!

Karine terjatuh dan tergeletak disana. Devlynn terkejut, dari kejauhan dia segera menolong Karine.

"KARINE!!!! BANGUN KARINE!." Devlynn yang memaksa untuk membangunkan Karine, tetapi Karine tidak sadar juga.

"Ahh- biar saya bantu juga... Mari!". Jawab Bibi yang jualan kue, tetangga Karine.

Bibi segera memanggil kedokteran dari rumah sakit.

Sementara itu, Devlynn pergi kerumah Karine dan memanggil ibunya.

"Bibi, Karine kecelakaan!." Ucap Devlynn panik.

"A-APA?!! OH TIDAK KARINE!!!." Ibu Karine ketakutan dan menangis, mereka menuju ke tempat kejadian tersebut.

"KARINEE!! SAYANG BANGUN NAK!..HIKSS-.." Ibu Karine menangis dan menyesal telah menyuruh Karine bertepatan kakinya sakit cedera.

Dokter datang dan segera menggotong Karine ke rumah sakit sejahtera menggunakan ambulans.

Bibi, ibu Karine, dan Devlynn ikut pergi ke puskesmas untuk menunggu Karine. Saat di ruang, para suster dan dokter segera menyadarkan Karine tetapi masih saja tidak bisa.

Devlynn ikut sedih dan terkejut dia tidak bisa menyatakan perasaannya, padahal itu waktu yang tepat.

"Kalau boleh tau, dia mau kemana ya Bibi? Maaf bertanya saat waktunya seperti ini..." Tanya Devlynn.

"Tadi saya suruh untuk memberikan kue untuk di taruh ke tokoh bibi ini. Tetapi saya menyesal, dia juga cedera pada bagian kakinya..." Jawab ibu Karine, ia menyesal sekali.

"Aku juga baru sadar saat anak anda kecelakaan." Jawab Bibi penjaga toko kue.

Semuanya menunggu kesadaran Karine yang sedang berada di ruang UGD.

"Ini tidak bisa dokter, lukanya terlalu berat." Ucap suster yang berusaha membangunkan Karine.

"Coba lagi, mungkin ini bisa ayo teruslah!." Jawab dokter memaksa.

Suster mencoba untuk beberapa kalinya sampai di akhir percobaan..

"Maaf dokter, tetapi anak ini sepertinya sudah tidak tertolong." Jawab suster.

Saat beberapa waktu kemudian, dokter keluar dari ruangan UGD.

"Dokter, bagaimanakah dengan keadaan anak saya Karine?." Tanya ibu Karine.

"Mohon maaf, pasien ananda Karine nyawanya tidak bisa diselamatkan." Jawab Dokter.

Ibu Karine dan kerabat dekatnya terkejut dan menangis bersedih sedih. Ibu Karine masih tidak percaya Karine sudah tiada.

"Tidak mungkin, anakku... Karine! Huhuhuu-..."

"Bolehlah kami masuk dan melihatnya dokter?." Ujar Devlynn.

"Silakan, sambil menenangkan hati ibu ini." Jawab dokter.

Ibu Karine menyesal dan tidak percaya..

Setelah penjengukan di rumah sakit itu, Karine segera dimakamkan ke kuburan. Ibu Karine terus meratapi dan masih menyesali perbuatannya.

"Sudah bibi sudah, ini juga bukan salah bibi sepenuhnya." Ucap tetangganya.

"Karine... Maafkan ibu nak...." Ibu Karine terus menerus meminta maaf.

Saat disitulah Karine mengeluarkan arwahnya. Dan melihat ibunya yang sedang menangis menyesali perbuatan.

"Ibu, ibu tidak perlu meminta maaf lagi.. ibu tidak salah. Karine lah yang tidak berhati hati. Ibu, jangan menangis lagi... Nanti Karine akan ikut menangis HIKSS-." Gumam Karine.

Karine ingin menyampaikan pesan kepada ibu dan semua orang yang pernah ia sayangi. Tetapi tidak bisa.

Datanglah peri yang menghampiri Karine.

"Hai Karine Makuchia, aku adalah peri hati mu. Aku akan membawamu ke tempat yang indah sekali, sebelum itu kamu akan aku berikan waktu satu jam untuk menemui orang yang kamu sayangi." Ucap Peri itu dengan senyum lebarnya.

"P-peri.... A-K-U ingin menyampaikan pesan kepada ibu ku dahulu..." Karine memohon dan berharap peri itu dapat membantu menyampaikan pesannya.

"Oke, ini dia..." CLINGGG...

Munculah sebuah kertas dan bulpen pada tangan Karine. Karine pun menulis pesan untuk ibunya dan orang yang tersayang.

Setelah menulis, kertas itu ditaruh pada sebelah tangan ibunya dan juga Devlynn.

"Devlynn aku tahu kamu menyukaiku, tetapi maaf aku tidak bisa menerima perasaanmu waktu itu.. sekarang kita sudah beda.. maafkan aku Devlynn, tetapi aku akan menerima kalung ini... Terimakasih" gumam Karine.

"Karine, masih ada sisa 15 menit lagi untuk menemui orang orang itu." Ucap Peri dengan menepuk pundak Karine perlahan.

Karine dan Peri pergi ke tempat biasa mereka berkumpul. Juga membuat cerita bersama sama.

"Teman temanku, hari ini adalah hari terakhir ku, aku ingin kalian bahagia tanpaku sekarang. Kalian harus mandiri dan mengembangkan bakat kalian. Kalian juga berharga dalam hidupku.. teman teman, Hyuna, Indira, Achika, dan lainnya aku menyayangi kalian semua." Karine menulis di kertas dan menaruh depan meja.

"O-ohh... Waktunya sudah habis Karine, mari!." Ajak peri.

Karine menyerah dan melambaikan tangan, dia tersenyum.

Di tempat kuburan pula, Devlynn setelah pulang dari ziarah. Dia dirumah berteriak dan membanting barang barang yang ada disana. Tidak peduli itu dari kaca atau plastik.

"AKHHH-!!!"

"KENAPA KAU PERGI SECEPAT INI KARINE! AKU BAHKAN BELUM SEMPAT MENYATAKAN PERASAANKU!!" Devlynn marah dan menangis, dia sampai bersujud.

Lalu, dia sampingnya munculah sebuah kertas, ternyata itu pemberian Karine sebelum meninggalkan dunia.

Kepada Devlynn Yaphaz Xandere...

Terimakasih telah menemani hari hariku, aku tahu kau menyukaiku.. tapi maaf, kita sudah beda. Aku akan tetap menerima perasaanmu meski kita sudah berakhir. Devlynn, semoga kau bahagia tanpaku. Aku mengambil kalungnya dan mengenakan dileherku, sangat cantik dan menawan. Terimakasih untuk kalungnya dan perbuatan yang selama ini kau buat, semoga kau tidak berubah sampai waktu nanti yaa.

Hormat kami.. Karine Makuchia...

ตอนถัดไป