"Saya hanya berkomentar saja," kata Tang Zhijun, terkejut dengan teguran kakaknya. Dia mengusap keringat di dahinya. Untungnya, dia hanya menyebutkannya secara sambil lalu. Kalau dia secara langsung menyatakan ingin menambahkan tanah pada sayuran, dengan satu pon sayur dan satu pon tanah, dia yakin kakaknya pasti akan memukulinya sampai mati.
Tang Yuxin melihat yang ini, lalu yang itu, benar-benar tidak mengerti bagaimana dua anak kakek neneknya bisa sangat berbeda.
Ayahnya sudah jujur sepanjang hidupnya, tapi pamannya yang kedua sangat licik, lebih cocok menjadi seorang pengusaha.
Baru sekarang dia mengerti mengapa penduduk desa dulu bilang kalau pamannya yang kedua ada di sekitar, ayahnya tidak akan dibuli oleh Sang Zhilan terlepas dari keadaan apapun.
Jika menjadi jujur berarti ditakdirkan untuk dibuli, maka dia lebih memilih ayahnya tidak terlalu jujur.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com