webnovel

06. Jasad love

Setelah kemarin melewati hari yang panjang dan juga merelakan, hari ini fajar telah menyingsing. Setelah mereka melaksanakan salat berjamaah dan sarapan pagi bersama.

"Ini enak. Siapa yang membuatnya?" Tanya kaidan memasukkan nasgor kedalam mulutnya

"Iya, benar yang dibilang dia ini sangat enak." Tambah tara yang mencicipi nasgor tersebut

"Brina yang membuat makanan ini." Balas cicil

"Waw, ternyata lo pintar masak gue kira lo ngak bisa masak." Ujar kaidan dengan santainya sambil menghabiskan makanannya

"Gue juga cuman bisa masak ini aja." Balas brina yang ingin terlihat sombong karena memang nasgor saja yang bisa buatnya selain mie instan

"Jangan rendah diri ini lebih baik daripada om yang ngak bisa masak." Ujar cicil yang menatap kaidan sinis

"Lo juga ngak bisa masak, bocil." Balas kaidan menatap kembali cicil

"Gue bisa masak yah." Ujar cicil tidak mau kalah

"Iya lo bisa masak air biar matang." Balas kaidan mengejek cicil

"Gue bisa masak lo mungkin yang ngak bisa." Balas cicil terpancing oleh kaidan

"Hah, masak apaan lo." Ujar kaidan makin seneng mengejek cicil yang mulai marah

"Kalian berhenti, disini kita untuk makan." Ujar gamall dingin membuat keadaan menjadi sunyi

Seketika mereka makan dengan hikmat dan tidak ada suara sedikit pun. Setelah mereka makan, cicil dan brina mencuci piring sedangkan yang lain berkumpul diruang keluarga, gamall dan kaidan tim menonton tv sedangkan tara asik main ponselnya. Tidak lama kemudian brina datang bersama cicil.

"Kalian ngak pulang?" Tanya brina kepada semuanya

"Malas, ini kan hari sabtu kita main aja seharian." Balas tara yang masih melihat ponselnya

"Iya, brina benar yang dibilang tara." Balas kaidan yang masih fokus dengan film ditelevisi dan gamall hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju

"Ngak papa kan, kita main disini?" Tanya cicil melihat brina

"Boleh namun gue mau pergi hari ini gue ada janji sama ayah gue." Jawab brina

"Kalau kalian masih mau disini gue kunci dari luar, nanti tunggu gue pulang baru gue buka." Ujar brina tanpa rasa bersalah

"Jadi kita terkurung disini seperti tahanan. Wah, ternyata lo lucu juga, iya ngak gamall. Ujar kaidan merangkul bahu gamall dan dipandang gamall dengan sorot mata yang dingin dan tajam

'Apa salah gue mal, kenapa lo natap gue horor banget cok.' Batin kaidan berteriak

"Jam berapa lo pulang? " Tanya cicil mendekati brina yang duduk disofa sendirian

"Sekitar jam 03.00 sore."Jawab brina dengan santainya

"Anj!r, lama jam 03.00 sore cok." Balas tara reflek namun tatapan gamall tambah tajam dan tubuhnya seperti aura pembunuh yang kuat

'Aura lo mal, tolong kurangi sedikit.' Batin kaidan

'Anj!r, apa salah gue? Kenapa gamall sungguh menakutkan.' Batin tara

'Aura gamall mendominasi, gamall sangat menakutkan.' Batin cicil

'Apa dia salah makan kenapa dia dari tadi seperti ini.'Batin brina

"Lo ngak salah makan kan? " Tanya brina bingung dengan sikap gamall

"Ngak kok, gue makan dengan benar. Memang kenapa? " Tanya gamall santai yang telah menghilangkan aura pembunuh

"Ngak gue bingung aja hari ini lo kelihatan lebih dingin gue kira lo lupa minum obat." Balas brina tanpa merasa bersalah membuat yang lain ngakak

"Ngak kok, gue seperti biasa." Ujar gamall

"Dia memang seperti itu brina dia adalah kulkas 12 pintu yang berjalan." Ujar kaidan sifat gamall namun gamall kembali mengeluarkan aura pembunuh

'Ketika ayangnya yang ngomong aura ngak ada sama sekali. Ketika gue sama yang lain ngomong dia seperti mau membunuh kami, dasar bucin.' Batin kaidan yang ingin mengomelin gamall

"Gue mau pulang aja, bisa mati kebosenan gue nunggu lo hingga jam 03.00 sore." Ujar kaidan berjalan keluar rumah brina

"Kami juga mau pulang." Tambah tara dan cicil sedangkan gamall tidak merespon apapun

"Lo ngak mau pulang? " Tanya brina melihat gamall yang masih dengan santainya duduk disofa sambil menonton televisi

"Ngak gue disini saja." Jawab gamall semuanya tercengang dengan jawaban gamall

"Iya sudah terserah lo." Ujar brina kemudian akan mengantarkan mereka sampai depan pintu

"Kami pulang dulu, dadah gamall selamat menunggu seperti dipenjara." Ujar kaidan mengejek gamall terkekeh namun gamall terlihat tidak peduli

Setelah mengantar yang lain kedepan gerbang kecuali gamall, brina tetap membujuk gamall untuk pulang hingga mengusirnya namun gamall tidak merespon sama sekali membuat brina pasrah dan akhirnya kembali kekamarnya untuk mengganti pakaian yang digunakan dia menemui sang ayah. Beberapa menit kemudian dia keluar dan bertanya kepada gamall untuk terakhir kalinya sebelum benar-benar menguncinya dari luar.

"Lo yakin ngak mau keluar ini? " Tanya brina entah yang berapa kalinya

"Gue mau keluar kebetulan gue udah bosan, Ayo pergi." Jawab gamall mematikan televisi dan berjalan menuju pintu

'Coba dari tadi amal sedekah.' Batin brina kesal dengan sikap gamall

Setelah mengunci pintu dan berniat pergi mengendarai motor gamall menarik tangan brina menuju mobilnya

"Kenapa lo narik tangan gue, lepaskan." Ujar brina yang memberontak sedangkan gamall berjalan dengan wajah dinginnya

"Masuk." Ujar gamall yang membuka pintu mobil dengan aura pembunuh

"Gue ngak mau." Jawab brina menolak masuk mobil

"Masuk sekarang." Ujar gamall mendekati ucapannya akhirnya brina masuk dengan terpaksa kemudian gamall menghidupkan mobilnya dan pergi meninggalkan rumah brina

"Alamatnya dimana? " Tanya gamall

"Rumah sakit XXX." Jawab brina

Mobil gamall melaju dengan cepat menuju rumah sakit tersebut tidak sampai 10 menit.

"Turunlah, gue tunggu disini." Ujar gamall membuka pintu brina dan brina hanya diam

Kemudian brina berjalan dari parkiran menuju rumah sakit. Disana ayahnya telah datang terlebih dahulu dan mereka langsung melakukan tes DNA namun hal itu tidak terjadi dikala melihat berita bahwa jasad love ditemukan disungai ciliwung brina langsung pergi meninggalkan ayahnya. Sementara gamall menyusul brina untuk mengabarkan kepada brina bahwa love telah meninggal karena dia mendapatkan telpon dari tara.

"Gue baru mau menemui lo bri, gue dapat telpon dari tara kalau..." Ujar gamall namun terpotong oleh brina

"Kalau love ditemukan disungai ciliwung." Ujar brina memotong ucapan gamall

"Kita harus segera kerumah love." Ujar brina dengan air mata yang jatuh

"Iya baiklah kamu jangan menangis." Balas gamall menghapus air mata brina dengan tangannya

Mereka bergegas kerumah love dan kemudian dia menerima telpon dari ayahnya dia berkata bahwa ada hal mendadak dan akan melakukan tes tersebut lain kali.

"Lo tau alamat love? " Tanya gamall namun brina mengggelengkan kepalanya kemudian dia menelpon cicil

'Cil, lo tau ngak alamat love? '

'Tau, gue udah ditempatnya love cepat datang udah sherlok.'

'Iya makasih, gue langsung kesana.'

Setelah beberapa menit mereka pun sampai dilokasi, ternyata jasad itu memang benar-benar love kemudian dia membaca surat yasin untuk almarhum setelah itu menemui keluarga almarhum yang merupakan paman love untuk memberikan sedikit sumbangan dan meminta izin melihat kamar love.

"Ini bu, sedikit sumbangan dari saya." Ujar brina menyerahkan amplop putih

"Iya terima kasih nak. Semoga rezekimu dilipat gandakan oleh Allah." Jawab bibi love

"Bu, saya mau meminta izin melihat kamar love." Ujar brina

"Iya silakan." Jawab bibi love kemudian brina keluar dari kamar bibi love dan mencari kamar love namun dia lupa menanyakan letaknya dimana jadi dikembali lagi untuk bertanya kepada bibi love namun brina mendengar percakapan paman dan bibi love.

"Bagaimana kita dapat mengambil warisan mereka kalau ester tidak ditemukan." Ujar bibi love

"Bagaimana kalau kita berkata bahwa ester juga telah meninggal para pengacara pasti tidak akan tahu." Balas paman

"Para pengacara pasti tidak akan memberi harta warisan itu pada kita tolol. Kau harus cepat mencari ester bagaimana pun caranya namun untuk sekarang kita harus berpura-pura menjadi keluarga yang baik untuk love agar mereka tidak curiga." Ujar bibi love menjelaskan rencananya

'Entah mengapa banyak orang yang haus akan harta dan ingin menghalalkan segala cara. Kenapa tidak hidup sederhana saja. Gue saja ngak mau hidup mewah namun seperti tidak bernafas.' Batin brina setelah mendengar rencana mereka berdua kemudian mengetuk pintu

"Iya ada apa? " Ujar bibi love

'Apa dia mendengar percakapan kami? "Batinnya curiga

"Saya mau nanya letak kamar love? " Tanya brina

"Apa kamu sudah lama didepan kamar saya? " Tanya bibi love penasaran

"Tidak baru saja memang ada apa? " Ujar berpura-pura bingung

"Oh, tidak ada apa-apa. Kamar love maju dari sini dan berada paling ujung dari sini." Jawab bibi love

"Oh, iya. Terima kasih sekali lagi." Ujar brina tersenyum

"Iya tidak masalah." Jawab bibi love tersenyum

Next chapter