webnovel

Chapter 9 : Masa lalu (4)

" Paman"

" Kau ini bicara omong kosong apa?"

" Aku bukanlah orang yang serendah itu, aku memakai produk bermerek!"

" Memangnya kau tidak bisa tahu, hanya dengan melihat jam tangan ini?"

" Memangnya kalau aku jadi tentara aku bisa dapat uang?"

" Tidak bahkan jika dapat, aku tidak mau!!" Ucap remaja kemeja kuning itu dengan mengeluh.

" Paman dari pada menghabiskan waktu disini, lebih baik fokus ke misi utama kita kan?"

" Jadi serahkan saja dia kepadaku!" Ucap jong il tiba-tiba.

" ....Baiklah" Jawab jincheol setelah berpikir dalam-dalam.

Dengan begitu jincheol berlari keluar hotel, meninggalkan jong il dan remaja tersebut.

" Hah, jadi ganti lawan nih? Apakah tidak apa-apa membiarkan paman kuat tadi pergi?" Tanya remaja tersebut dengan sinis.

" Tentu saja tidak ada masalah, dan tolong panggil aku senior, aku lebih tua darimu!!"

Saat jong il baru mengucapkan setengah kalimat, dia bergegas kearah remaja tersebut dengan pukulan, tapi remaja tersebut berhasil menghindarinya.

" Yo, senior terlalu licik kan? Menyerang saat kita sedang mengobrol" Balas remaja tersebut, sambil menebas kearah jong il.

Jong il berhasil menghindarinya lalu melemparkan pukulan hook kanan, kearah sisi wajah kiri remaja tersebut.

" Hook? Boxing?" Pikir remaja tersebut sambil mengangkat lengan kirinya untuk melindungi bagian kiri wajahnya.

Tapi saat lengan mereka bersentuhan, mata remaja tersebut tiba-tiba menyusut, karena dia merasa bukan seperti terkena pukulan, melainkan tusukan.

Remaja tersebut dengan cepat mundur, membuka jarak saat merasa ada yang tidak beres.

Saat dia memeriksa lengan kirinya, terdapat bagian yang berdarah seperti ditusuk benda tajam pada bagian pergelangan tangan.

" Kau-" ucapan remaja tersebut berhenti, saat melirik lengan kanan jong il yang memegang pulpen.

" Sepertinya ada yang salah mengira aku menggunakan boxing disini?" Tanya jong il dengan senyuman.

Tanpa membalas ucapan jong il, remaja tersebut kembali melancarkan tebasannya, tapi berhasil kembali dihindari oleh jong il, lalu jong il menyerang balik dengan sangat cepat bahkan remaja tersebut hampir tidak bereaksi.

Jong il menusuk lurus dengan lengan kanannya kearah wajah remaja tersebut, walaupun sedikit telat, untungnya remaja tersebut berhasil meblokirnya dengan menggunakan telapak kirinya. (Ada contoh gambarnya, liat aja di kolom komentar.)

Tapi remaja tersebut terkejut karena tidak merasakan dampak tusukan yang datang dari tanganya.

Remaja tersebut tiba-tiba menyadari bahwa dia telah tertipu, dengan terburu-buru dia mencoba menjauh, tapi serangan lengan kiri jong il datang dan pulpen mengenai pilipis bagian kirinya meninggalkan luka baret di pelipisnya.

Untungnya dia cepat menyadarinya dan mundur untuk menghindari dampak tusukan pulpennya, kalau tidak mungkin sekarang pulpen tersebut sudah menancap dikepalanya.

Tapi dia tidak punya waktu untuk berpikir, karena serangan jong il belum selesai.

Jong il bergegas maju dan menggenggam pulpen dengan kedua tangannya lalu memisahkan tangan tersebut, dengan begitu musuh tidak tahu di tangan mana puplen berada.

Dan remaja tersebut juga memperhatikan hal ini, jadi dia siap menghindari serangan tak terduga yang mungkin terjadi lagi.

Tapi siapa sangka saat remaja tersebut fokus kearah tangan jong il, jong il tiba-tiba melompat dan melakukan tendangan lutut, yang mengenai dagu remaja tersebut hingga membuat dia mental, dan mengenai tembok.

" BOOM!!!"

Benturan ini membuat retakan yang sangat besar di tembok belakang remaja tersebut.

" Agghh!!"

" Sial!!"

" Sakit sekali!!" Ucap remaja tersebut sambil bangkit, dan mengelap darah yang keluar dari hidung dan mulutnya.

Jong il tidak melanjutkan serangan, melainkan berdiri diam dan melihat remaja tersebut bangkit kembali.

" Apa-apaan ini!"

" Aku disini bukan untuk bertarung dan dihajar begini!!"

" Aku bahkan belum melihat target misinya, kenapa malah bertarung dengan orang-orang aneh ini, sial!!"

" Jika dipikir-pikir, ini semakin membuatku kesal, bangsat!!" Keluh remaja tersebut dengan keras.

" Dan kau sebagai senior, bukankah harusnya lebih lembut kepada juniornya!" Kata remaja tersebut menunjuk jong il.

" Apa maksudmu? Aku sudah berusaha lembut lohh" Jawab jong il bercanda.

" Lembut Palamu, bangsat!"

" Kau tidak lihat, bekas luka pulpen sialanmu itu, dan juga mimisan ku terus mengalir, bangsat!!" Teriak kesal remaja tersebut.

" Lagian, kenapa kau dan paman itu, tiba-tiba menyerang ku, saat orang sedang mengobrol santai, bajingan!!"

" Eh..." Setelah mendengar pertanyaan remaja tersebut, jong il juga kaget dan mengingat kembali kejadian sebelumnya.

Tiba-tiba dia tercengang karena apa yang dikatakan remaja tersebut benar, paman jincheol tiba-tiba menyerang remaja tersebut saat baru bertemu, padahal remaja tersebut hanya berbicara santai saja.

" Yah, bukankah itu karena kamu ingin menangkap seseorang dari pihak kami?" Ucap jong il membela diri.

" Bajingan, orang yang ingin aku tangkap bahkan tidak ada disini, dan kalian harusnya menghiraukan aku, jika ingin menjaga orang tersebut, tapi paman tadi malah memukulku" Ucap remaja tersebut dengan kesal.

" Tapi ada apa dengan paman tadi dan orang ini, mereka semua sangat kuat, kenapa aku tidak pernah bertemu mereka sebelumnya di korea, aneh!" Pikir remaja tersebut.

" Dan misi ini akan menjadi hampir mustahil, jika orang ini yang menjaga target"

" Jadi apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, lanjutkan ataukah-" Tiba-tiba ide cermelang muncul di kepala remaja tersebut.

" Atau aku menawarkan diri menjaga juga, dan meminta imbalan yang setara, ide yang bagus!!" Pikir remaja tersebut.

" Hei, apa yang kau pikirkan nak?" Ucapan jong il menyela pemikiran remaja tersebut.

" Nak? Kau hanya terlihat lebih tua 2-3 tahun dariku bangsat!" Jawab remaja tersebut dengan kesal.

Saat mereka berdua sedang berbicara, kelompok pasukan bayaran dengan belati, berjumlah puluhan orang memasuki hotel dan mengepung mereka berdua.

Melihat begitu banyak orang yang datang, jong il dan remaja tersebut mengalihkan perhatiannya kearah pasukan tersebut.

" Haah, ini sangat menyebalkan"

" Karena inilah harusnya aku tadi tidak terlibat perkelahian yang lama..."

" Karena akan ada banyak lalat yang berkerumun!" Ucap remaja tersebut.

" Haah...."

" Bisa dilihat mereka juga ingin membunuh pewaris seperti diriku, sebaliknya ada orang-orang yang ingin melindungi pewaris!" Pikir remaja tersebut sambil melirik pasukan di depan dan jong il disamping.

Setelah dipikir-pikir oleh remaja tersebut, ide cermelang tadi semakin membuat dia yakin bahwa itu adalah jalan yang benar.

" Oke..." Ucap remaja tersebut, sambil memukul orang yang tiba-tiba berlari kearahnya, dan mengambil pisaunya sebagai senjata.

" ....Maaf"

" Aku ingin bertanya senior"

" Kau tadi bilang kau pelindung pewaris kan?" Tanya remaja tersebut.

" Iya, kenapa?" Jawab jong il dengan santai.

" Kalau begitu, apa dipihakmu ada banyak orang?" Tanya kembali remaja tersebut.

" Setahuku tidak banyak orang" Jawab jong il, karena yang dia tahu hanya kelompoknya dan paman-paman yang menjaga pewaris tersebut.

" Begitu ya?"

" Berarti kalian kalah jumlah kan?" Tanya remaja tersebut tersenyum.

" Jumlah tidak terlalu penting bagi kami" balas jong il cuek.

" Yah tidak masalah"

" Omong-omong apa kau...."

" Pernah membaca komik, senior?" Tanya remaja tersebut.

" Komik?" Tanya jong il dengan bingung, tidak mengerti apa yang ingin dibicarakan remaja tersebut.

" Iya, baca komik"

" Ada banyak dialog yang sering digunakan di komik!"

" Seperti..."

" Kali ini saja, kita akan beraliansi gimana?"

" Sebagai gantinya kalian hanya perlu membayarku upah yang setara dengan bantuanku, baguskan?"

" Omong-omong salam kenal senior, namaku kim joon goo" Ucap remaja tersebut dengan senyuman, sambil memegang belati di tangan kanannya menghadap pasukan musuh.