Aku merasakan tatapan seseorang di pundakku. Aku mencoba mengabaikan perasaan yang tidak nyaman itu, tapi justru semakin menggangguku. Semua mata tertuju pada kami saat Ryze mengajakku ke lantai dansa dan saat itulah aku merasa ada orang yang dengan kuat menatapku, ada sesuatu yang sangat familiar tentang tatapan itu yang tidak bisa aku mengerti, panggil saja insting atau sesuatu, tapi memang sangat familiar.
Ryze adalah yang ketiga tertua di antara delapan saudaraku dan yang paling tampan. Tidak diragukan lagi saudara-saudaraku adalah pria-pria rupawan dengan ciri-ciri menarik, tetapi Rhyze memiliki wajah mulus, malaikat yang menurutku menarik.
Matanya yang lembut seperti phoenix tampak hidup sepanjang waktu. Dikelilingi oleh bulu mata yang sempurna lengkung yang bisa membuat wanita iri, dan terkadang di sisi yang tidak beruntung, membuat saudara-saudara kami yang lebih muda sering menggoda dia.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com