ARJUNA sebagai seorang manusia biasa yang diamputasi karena sakit infeksi Tulang bertahan dan mengalami beberapa perubahan hidup yang sangat signifikan sampai dia harus keilangan keluarganya karena Perceraian, pekerjaannya hilang, dan dijualnya rumahnya. Tetapi itu merupakan awal dia melakukan perjalanan spiritual yang akhirnya menjadi seorang SALIK.
PERJALANAN SANG SALIK KAKI PALSU
CHAPTER 01.
TINDAKAN OPERASI AMPUTASI KAKI BAWAH LUTUT
Akhirnya setelah Arjuna mandi sore, datanglah Diana dan kedua anaknya, Dino dan Ambrose. Mereka cium tangan dan memeluk ayahnya dengan sayang. Arjuna memeluk mereka dan minta maafm, bila akhirnya kaki nya Arjuna terpaksa dipotong, Arjuna merasa kuatir, Bila nanti mereka akan minder karena ayahnya cacat dan menjadi bahan olok-olok an teman-teman nya.
"Bunda, tolong ambilkan Foto MRI yang diatas meja itu,”Arjuna sambil menunjuk ke meja dibawah TV.
"Nah ini lihat bun, mas dan adek Pembuluh darah di kaki kanan ayah ini sudah tidak ada dan jelek sekali jadi akan menghambat jalan nya makanan dan obat-obatan ke kaki bawah sampai ke telapak, jadi ayah berpikir lebih baik dibuang yang sakit dan diganti dengan kaki palsu tapi tidak buat sakit ayah,”sambil tersenyum mereka paham kondisi kaki ayahnya.
“Ya tidak papa yah, aku liat ayah kasihan ganti perban terus sendiri setiap hari, sering demam dan sakit terus Bila jalan, mudah-mudahan ayah bisa menemani kita jalan kemana-mana tanpa sakit, setelah pakai kaki palsu,” kata Adek Ambrose,
”Aamiinn..."serempak kita semua menyahut.
"Terus, jam berapa yah operasinya?” tanya mas Dino,
”Gak tau, jam 8 atau 9 mas...., ayah lagi puasa ini, terus kamu kalau mau makan beli di kantin bawah saja ya,.ini dah sore, tadi kamu sudah makan belum?”kata ku.
"Boleh yah, nanti aku sama adek ajah ke bawah,” kata mas Dino.
"Ayuk dek ke bawah, Bunda mau dibawakan apa?” tanya Dino.,
”Hhmm...kue-kue aja mas, jangan beli yang nggak-nggak ya dikantin!” kata Diana, akhirnya Dino dan Ambrose pergi keluar kamar untuk beli makan.
"Oh iya yah, nanti mas Ical dan mbak Putri mau kerumah malam ini, mau bantu kubur kakimu,”kata Diana.
”Iya, gak papa silahkan saja, bun...kamu gak malu nanti punya suami pakai kaki palsu? apalagi ayah sudah liat-liat kaki palsu di website kok banyak yang bagus terbuat dari besi...hehehe, kayak robot gitu bun...,” kata Arjuna dan Diana hanya diam saja, kemudian menyahut.
”Ya gak papa yah, bila itu terbaik bagi ayah,” katanya, terlihat Diana kembali diam sambil membereskan baju dan kain sarung yang dibawa dimasukkan ke dalam lemari samping ranjang.
Sekitar jam 8.05 masuklah 4 perawat membawa tempat tidur dari ruang operasi dan sebelumnya perawat itu juga menyuruh Arjuna mengganti baju dan mulai memasang infus ke dalam selang yang sudah dipasang sejak tadi pagi ditangan Arjuna sebelah kanan. Setelah ganti baju operasi, Arjuna naik ke ranjang yang disediakan dan dibawa keluar kamar, diikuti oleh Diana, Ambrose dan Dino. Mereka sebelumnya mengunci pintu kamar agar aman dan kunci dibawa ke ruang perawat.
Di dalam perjalanan ke ruang operasi, Arjuna teringat kepada sosok almarhum papahnya yang meninggal 1 tahun lalu, dia sedih sekali seandainya papah masih ada, pasti beliau ada di rumah sakit ini. Almarhum adalah sosok yang baik hati, sangat sayang kepada anak dan cucunya, perhatian dan merindukan sekali wajahnya, ingin sekali Arjuna bertemu walaupun sekali saja untuk mengucapkan terima kasih karena telah merawat dan membesarkan dirinya dan selalu sayang kepada mas Dino dan Ambrose. Mas Dino adalah cucu pertama dari Eyang atau Papahnya Arjuna yang sangat disayang sama Eyang nya, teringat mereka datang saat Diana melahirkan Dino, melalui operasi caesar setelah 1 hari 1 malam tidak ada perubahan pembukaan, walaupun sudah diinduksi. Ternyata, Dino harus dilahirkan melalui operasi caesar di rumah sakit dan lahirlah dengan berat 3.8 KG.
Kemudian Arjuna diletakkan di ruang khusus menunggu giliran untuk kesiapan ruang operasinya. 20 menit kemudian dibawa ranjang nya ke ruang operasi, ternyata Dokter Darryl sudah datang dan sedang dalam persiapan bersama dokter lain pendamping nya, seperti Dokter Anastesi dan pembantu yang lain.
Arjuna langsung menyapa dokter Darryl dan kemudian disuruh untuk duduk dan akan dibius, melalui suntik tulang belakang agar separoh badan dari perut kebawah ba'al. Setelah itu Arjuna langsung diberikan obat bius melalui infus ditangan dan langsung tidur tidak sadarkan diri.
Dalam tidurnya Arjuna seperti berada dalam tempat yang indah dan tenang, di depannya ada sungai dan airnya jernih sekali. Pemandangan pun indah dan banyak pohon dan suara burung saling bersahut-sahutan. Tidak merasa lama dia disana dan kemudian dia seperti berada di tepi lautan yang luas, ombak nya kecil sampai ke pantai dan indah sekali. Tidak pernah Arjuna ke tempat yang indah seperti ini. Tak lama kemudian tampak cahaya yang putih dan menyilaukan matanya agak lama Arjuna menatapnya dan tiba-tiba berangsur hilang kemudian dia beras matanya melek dan melihat orang di sekitarnya.
*****
Tiba-tiba Arjuna bangun dan operasi nya sudah selesai, dilihatnya Dokter Darryl dan beberapa perawat dan dokter yang membantu operasi sedang beres-beres peralatan, sedangkan ada satu perawat yang sedang membalut kaki yang sudah diamputasi.
Datang kemudian, perawat ruangan dan memindahkan badannya ke ruangan rawat inap. Disana keluarga sudah menunggu dan tampak pula kakak ipar Arjuna yaitu Mbak Gati yang tinggal di dekat situ. Tidak ada kelihatan keluarga besar dari Arjuna baik kakak maupun adeknya.
Akhirnya, mereka ijin Pulang ke rumah, karena segera istri saya mau mengubur kaki Arjuna yang sudah dipotong. Setelah mereka pamitan, Arjuna langsung tertidur karena masih ada sisa bius nya.
*******
KISAH OPERASI SEBELUM-SEBELUMNYA
Teringat waktu operasi debridement pertama yang dilakukan oleh Dokter Brandon, salah satu dokter ortopedi senior juga di rumah sakit yang sama dengan Dokter Darryl, hanya Dokter Darryl, memang abis pulang dari pendidikan di Korea mengambil spesialis engkle.
Waktu Arjuna dinyatakan positif terkena Osteomielities pada tahun 2010, pada waktu itu Arjuna mendatangi dokter ahli plastik yang dikenal sebelumnya, tetapi Dokter itu akhirnya merekomendasikan ke dokter Brandon.
Sosok Dokter Brandon, seorang dokter senior yang sudah berumur 63 tahun, perlente dan suka merokok. Waktu konsultasi dengan Dokter Brandon pertama, beliau memberikan resep obat saja dan sebelumnya Arjuna juga minta ijin ke dokter bahwa dia akan pergi ke Swiss dan Itali dalam rangka Reward dari kantornya 2 bulan lagi, dan Dokter Brandon tidak melarang hanya disuruh membawa obat dan foto rontgen kaki nya dan diberikan surat keterangan dari beliau.
Pada waktu pulang dari Italy.
Arjuna langsung besoknya ke rumah sakit bertemu dengan dokter Brandon, karena kondisi kaki nya yang sangat sakit sekali, setelah diberikan surat rekomendasi buat ke rumah sakit, Arjuna dan keluarga nya berangkat ke sana, dan rawat inap disana. Dan dilakukan operasi setelah beberapa hari, karena ternyata harus menaikkan HB nya Arjuna yang sudah drop sampai ke angka 6.5, bila operasi dilakukan akan sangat berbahaya.
Oleh karena itu harus dilakukan transfusi darah dulu beberapa kantong agar HB nya mencapai 10 atau diatasnya, agar bila ada pendarahan pada saat operasi tidak membahayakan.
Operasi dilakukan Debridement atau pembersihan nanah dari kakinya dan pemasangan pen terhadap tulang-tulang yang rapuh termakan bakteri.
******
KISAH OPERASI ARJUNA SAMPAI KE AMPUTASI...
Operasi awal berhasil tetapi harus dilakukan operasi kedua, karena Pen yang dipasang di kaki Arjuna patah, karena Arjuna jatuh waktu berjalan, sehingga menimbulkan rasa sakit dan demam tinggi beberapa kali.
Arjuna kembali masuk rumah sakit dan melakukan operasi yang kedua, dan ada Pen dipasang dari bawah tumitnya sampai ke tulang betisnya, seperti sekrup panjang. Kali ini tidak lama hanya 4 hari Arjuna berada di rumah sakit dan diperbolehkan pulang.
Pernah Arjuna mencoba menapakkan kakinya ke ubin dan rasanya luar biasa sakit, karena seperti menginjak paku di tumitnya.
Hal itu juga, gak lama kemudian, operasi kembali karena Pen nya juga patah ditengah karena Arjuna jatuh juga terpleset kayu tongkatnya, karena air di ubin jadi dia harus dilakukan operasi lagi penggantian pen kembali.
Sampai akhirnya, Arjuna pada waktu ke rumah sakit untuk ganti perban, suster Lia yang mengganti perban dari dia konsultasi pertama berkata sama Arjuna,
”Pak, mau konsul ke dokter lain gak? namanya Dokter Darryl, dan dia baru pulang dari Korea ambil spesialis Enkle".
"Emang, dokter tulang ada spesialisnya lagi?” tanya Arjuna.
”Ya ada pak, kalau dokter Brandon ini spesialis shoulder atau bahu/pundak,” kata Suster Lia.
"Lah kenapa suster gak kasih tau, kalau Dokter Brandon gak ahli dalam tulang enkel?a'
”Wah, salah dokter dong saya?” kata Arjuna.
“Ya sudah suster tolong info saya, kapan Dokter Darryl ya, nanti saya konsul lagi ke dia,” kata Arjuna.
'Jadi selama ini Dokter Brandon hanya dokter spesialis Bahu dan pantesan dia gak bisa menangani sakit saya' dalam hati Arjuna.
Banyak sudah waktu yang terbuang, karena salah milih dokter dan tidak ahli juga dalam bidangnya. Sempat kesal juga sih, tapi ya bagaimana lagi, semua sudah terjadi.
Akhirnya beberapa hari kemudian Arjuna mendapatkan pesan dari Suster Lia, untuk membuat janji dengan Dokter Darryl.
******
Ketemu Dokter Darryl di rumah sakit memang membuat Arjuna merasa bersalah karena dia salah dokter, untuk penanganan yang Dokter Darryl anjurkan adalah sebaiknya Sendi Engkle nya kaki Arjuna harus dibuang dan tulang telapak dan tulang betisnya harus disambung karena menurut beliau tulang telapak kaki Arjuna yang rapuh itu Bila dibanting-banting atau tidak dilakukan, akan membuat cepat hancur tulangnya.
Jadi sebaiknya dilakukan operasi pembuangan sendi dan pencangkokan tulang di telapak, dari tulang pinggul depan sebelah kanan. Jadi akan bagus hasilnya.
Akhirnya setelah pertemuan itu, Arjuna memberanikan diri untuk menelpon Dokter Brandon dan janji bertemu diluar runah sakit. Dan setelah ketemu, Arjuna minta ijin untuk berpindah dokter ke Dokter Darryl. Dokter Brandon tidak keberatan dan menyetujuinya.
Operasi ke empat, akhirnya dilakukan sesuai yang diinfokan oleh Dokter Darryl dan operasinya sukses. Sempat heran juga Dokter Darryl, mengenai asuransi yang mengcover operasinya, karena semua biaya alat dan operasi ditanggung oleh asuransi. Dan sempat Dokter Darryl menanyakan hal ini ke Arjuna.
Operasi ke lima dilakukan dirumah sakit di Jakarta Selatan, karena waktu itu Pen yang dipasang oleh Doker Darryl pun Patah dan lebih parah lagi karena Pen yang patah itu, sering menyebabkan Infeksi dan membuat Arjuna demam seminggu lebih kalau ada Infeksi. Akhirnya karena Dokter Darryl sedang sekolah lagi di Jepang, maka Arjuna pergi ke dokter lain di rumah sakit di Jakarta Selatan.
Setelah dicabut pen nya kesehatan kakinya agak lumayan, sampai dilakukan operasi ke 5 setelah Dokter Darryl kembali ke Indonesia.Tidak ada pen yang dipasang hanya dilakukan Debridement saja dan makin lama Arjuna merasa telapak kakinya makin ramping dan tidak ada dagingnya, sehingga Bila menapak, kakinya sangat sakit seperti langsung bertemu tulang.
Begitulah setiap 6 bulan Arjuna melakukan operasi dari operasi ke 6 sampai ke 11 (amputasi). Mungkin sudah habis lebih dari 700 juta selama 11 kali operasi tapi alhamdulillah bisa ditanggung oleh asuransi kantornya.
*****
SATU HARI SEBELUMNYA
Hari minggu sore sekitar jam 4 sore Arjuna dan keluarga diantar oleh Pak Koko menuju rumah sakit yang ada di daerah Jakarta Barat. Rumah sakit ini cukup terkenal dan berkelas internasional dan memang salah satu rumah sakit yang ramai sekali. Sudah 4 kali Arjuna pernah dioperasi disana, karena selain Dokter Darryl berpraktek disana tetapi juga Arjuna merasa nyaman saja operasi disana, karena perawat nya melayani dengan baik dan rumah sakitnya yang bersih.
Sampailah Arjuna di rumah sakit kemudian ke bagian pelayanan Rawat Inap. Arjuna memastikan pihak asuransi rekanan Arjuna mengijinkan untuk tindakan tersebut. Setelah mendapatkan kamar rawat inap, maka Arjuna segera berjalan ke ruangan bersama suster dan Arjuna didorong dengan kursi roda bersama istri juga anak-anaknya.
Dapatlah nomer kamar 802, dimana ruang kelas 1, sesuai dengan budget dari asuransi yang memang mempunyai standar kelas 1, sesuai plafond kamar dari asuransi yang didapatkan dari jabatan Arjuna di kantornya.
Biasanya, kalau kamar nya kelas 1, maka biaya dokter dan operasi nya semua kelas 1, harganya di rumah sakit tersebut, mengikuti jenis kamar yang diinapkan.
Sampailah dikamar, setelah 15 menit kemudian istri dan anak-anak Arjuna pulang. Sebelumnya, Arjuna berpesan kepada istrinya agar menunggu pesan setelahnya, dan untuk hari senin tidak usah melakukan kunjungan ke rumah sakit, karena Arjuna bisa mengatasi sendiri untuk melakukan tindakan MRI. Tinggallah Arjuna sendirian di dalam kamar tersebut, karena ranjang sebelah nya kosong, dan memang dalam kamar tersebut isi nya 2 ranjang. Jadi Arjuna hanya membuka HP untuk mengecek pesan chat yang masuk dan beristirahat untuk persiapan melakukan MRI besok hari.
Besok harinya, seperti biasa di dalam kamar kegiatan rawat inap rumah sakit setiap ada perubahan atau pergantian shift perawat selalu datang bersama semua perawat yang diganti dan mengganti. Kegiatan seperti tensi darah, cek suhu badan dan lain-lain kegiatan yang biasa dilakukan di rumah sakit.
Sore harinya, Arjuna setelah makan siang, diantar oleh perawat yang membawa kursi roda agar Arjuna bisa naik dan dibawa ke ruangan bagian MRI. Setelah ke lantai bawah, ruang MRI, maka Arjuna langsung masuk ke ruangan tersebut, dan disuruh lah dia untuk naik ke tempat tidur yang berada dibawah alat scan MRI. MRI dilakukan untuk melihat semua syaraf dan peredaran darah di kaki Arjuna yang sakit sehingga bisa memberikan hasil yang bisa dipakai oleh Dokter Darryl, untuk memutuskan tindakan yang harus dilakukan.
Lumayan lama, sekitar 2 jam baru selesai dan akhir nya selesai kemudian Arjuna kembali ke ruang rawat inap nomer 802. Suster yang mengantar hanya mengantar sampai kamar dan kemudian kembali lagi bertugas ke ruang perawat disana.
Arjuna telpon istrinya,
”Bunda, aku sudah selesai tadi MRInya, besok pagi gambarnya akan dikasihkan ke Dokter , karena besok pagi katanya Dokter Darryl akan praktek,”
Dan Diana menjawab,“Alhamdulillah, oh ya yah, aku dan anak-anak datang gak sore ini?”Arjuna jawab,
”Gak usah, besok pagi saja Bila sudah ada hasilnya dari Dokter Darryl langkah selanjutnya akan saya kasih tau ke Bunda ya, nanti saya juga akan hubungi pak Kurnia nya,”
Akhirnya hanya itu yang bisa disampaikan oleh Arjuna, karena Arjuna sebenarnya tau Bila Diana tidak begitu tertarik untuk datang ke rumah sakit.
*****
Flashback Ke Belakang
SAKIT INFEKSI TULANG
Awalnya sakit ini adalah karena kecelakaan 25 tahun yang lalu ditabrak oleh bus kecil, hanya saja sekitar tahun 2007 Arjuna sempat luka kembali di telapak kaki bawah nya karena terkena panas knalpot...kok bisa...? iya, karena akibat kecelakaan tersebut syaraf kaki bawahnya putus, Arjuna tidak bisa menggerakkan engkel kakinya dan jalan nya seperti dibanting-banting. Hal ini membuat dari mulai betis sampai telapak kakinya tidak berasa atau ba'al dan panas atau pun dingin tidak terasa sama sekali.
Kejadian luka nya itu, pada waktu hujan dan dia tidak bawa motor maka dijemputlah Arjuna oleh tetangga nya di rumah dan dia tidak berasa menginjak knalpot selama perjalanan, sehingga tumit telapak kakinya luka terbakar, bengkak berisi air, dan akhirnya luka yang tidak sembuh-sembuh sampai sekarang.
Hal ini yang disesali oleh Diana, kenapa Arjuna tidak hati-hati dan bisa luka seperti itu, jadi Diana merasa luka itulah yang membuat Arjuna sakit seperti ini dan beberapa kali operasi. Hal ini sering menjadi cemoohan Diana kepada Arjuna, yang mengatakan bahwa itu salah Arjuna sendiri, jadi kayak begitu.
Hal itu yang disesali oleh Arjuna, kenapa Diana selalu menyalahkan sakit nya ini, padahal itu adalah semua karena Allah, semua sudah diatur oleh Sang Pencipta sakitnya dan semua penderitaan hidupnya.
Kadang untuk memikirkan hal itu, Arjuna selalu menangis dan sedih, kenapa istrinya selalu begitu??tidak mau menemani Arjuna dalam memerangi sakitnya ini.
Selama dia harus mengganti luka setiap hari, Arjuna lah sendiri yang mengobati luka nya dan mengganti perban, membeli obatnya dan perlengkapan perban nya ke apotik dan membeli kebutuhan pengobatan lukanya, tanpa pernah dibantu Diana sekalipun
Diana pernah disuruh membeli obat di Apotik, karena Arjuna sedang demam dan obat penahan rasa sakitnya habis, dia nyuruh istrinya membelikan ke Apotik tapi setelah dari Apotik obatnya stoknya habis tapi dia kembali ke rumah dengan marah-marah,
“Yah, obatnya habis, cari sendiri sana ke Apotik lain, ini panas banget,”kata Diana, dan melihat raut muka dari Diana, Arjuna pun jadi malas menyuruh Diana untuk membelikan keperluan pengobatan kakinya itu. Jadi sebelum sampe rumah setiap malam dari kantor, pasti Arjuna berhenti dulu di apotek membeli segala kebutuhan nya, sehingga tidak kehabisan perlengkapan penggantian perban nya.
Itu dilakukan oleh Arjuna selama hampir 6 tahun lamanya dan selama itulah dia berjuang sendiri melawan sakit, demam karena infeksi dan menahan sakit Bila berjalan. Hanya obat penahan rasa sakitnya, yang banyak membantu dia dalam meredakan sakitnya sehingga dia bisa melakukan semua aktifitas dengan baik.Tidak pernah memang terpikirkan Arjuna untuk menjalani sakitnya ini, tetapi ujian ini harus dijalani, karena kita sebagai umat manusia hanya bisa menerima semua ketentuan Allah.
Pemberian Allah kepada manusia sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya, karena hidup kita ini ya punya Allah. Kadang kita mengeluh, kadang kita tidak terima atas sakit atau musibah yang kita alami. Juga sebaliknya manusia kadang dikasih nikmat, tak pernah bersyukur dan sodakoh membantu orang lain, jadi kekayaannya tidak ada pahalanya karena dipakai sia-sia saja. Seharusnya manusia memakai semua yang diberikan oleh Allah ke jalan yang Allah Ridhoi atau dipakai untuk berdagang dengan Allah.
*****
LANJUT KE CERITA
Besok pagi setelah sarapan pagi, sekitar jam 7.15, Dokter Darryl datang berkunjung ke kamar Arjuna.
”Pagi pak, bagaimana kondisi nya pagi ini? Oh iya, pak Arjuna ini saya bawa hasil MRI kemarin,”
Dan dua foto MRI di tempelkan di dinding dan diberikan penjelasan oleh dokter Darryl. Tetapi Arjuna malah menatap foto MRI itu dan mengamati penuh teliti, dan Arjuna langsung memotong penjelasan dokter Darryl.
“Baik dokter, maaf dokter...silahkan potong kaki saya saja”
Betapa kaget nya dokter Darryl, karena sejak operasi ke lima Dokter Darryl selalu menganjurkan Arjuna untuk amputasi sebagian kaki kanan nya yang sakit. Tetapi Arjuna selalu menolak.
”Bila bisa diobati, kenapa harus dipotong...??” Begitulah opini Arjuna dalam mempertahankan kakinya.
Dokter Darryl bertanya,
”Kapan bapak bisa lakukan menurut bapak?”
Arjuna jawab ,"Ya terserah dokter saja besok atau kapan boleh dok...".
Dokter Darryl langsung bicara,
”Maaf pak, bagaimana kalau malam ini jam 9 malam setelah saya praktek malam ini ? karena saya hari kamis pagi berangkat ke Jepang, jadi Bila malam ini dilaksanakan operasinya, maka masih ada 2 hari pemeriksaan Bila ada masalah dengan hasil operasinya...!".
“Silahkan dokter lakukan saja, saya akan telpon istri saya, untuk datang sore ini,”lanjut Arjuna.
”Baik pak...siapkan stamina dan nanti siang mulai puasa ya pak,” kata dokter.
"Baik dokter,”jawab Arjuna.
Setelah Dokter Darryl pergi, Arjuna langsung menelpon istrinya,
“Halo Bunda, tadi Dokter Darryl dah datang dan dari hasil foto MRI nya saya mutuskan, untuk amputasi saja karena tidak memungkinkan lagi untuk dipertahankan, Jadi Bunda datang ke rumah sakit sore ini berangkat setelah mas Dino dan adek pulang sekolah. Saya akan telpon pak Kurnia untuk datang ke rumah, nanti uang bensin dan tol nya kasih ya Bunda, isi saja 200 ribu ya".
“Ya yah, Memang gimana hasil fotonya, kok ayah langsung mutusin amputasi? apakah emang parah banget yah?” tanya isterinya.
”Ya kamu ke sini dulu nanti aku jelaskan,”sahut Arjuna.
Memang Bila dilihat dari foto MRI nya kaki sebelah kanan sudah hampir tidak ada pembuluh darah dari atas ke kaki bawah (telapak). Bila dibandingkan dengan kaki kiri, jadi pembuluh darah banyak terputus ditempat batas tidak ba'al atau kebas, jadi dari batas itulah makanan dan obat tidak akan sampai dengan normal ke telapak kaki.
Oleh karena itu, pertumbuhan sel dan pengobatan akan sangat tidak maksimal alias susah. Jadi sama saja Arjuna bawa kaki tidak ada gunanya cuma rasa sakit saja yang ada, tidak bisa dipakai menapak karena sangat sakit, jadi lebih baik dibuang dan diganti dengan kaki palsu agar bisa lebih bermanfaat bisa berjalan kemana pun, tidak merasakan sakit dan tidak memakai tongkat kemana pun.
"Nanti, setelah operasi kamu pulang dan bawa kakiku yang dipotong itu ke rumah, kuburkan di halaman rumah ya, sebelumnya bawa kain untuk membungkus kaki nya,”lanjut Arjuna.
“Iya, nanti aku kasih kabar, kalau mau berangkat. Oh iya yah, Bunda juga akan bawa beberapa kain sarung ya ayah, supaya ayah pake kain sarung saja agar tidak repot pasca operasi, yah,”kata Diana,
”Iya boleh...ya sudah begitu aja ya bun, Assalamu'alaikum...,”
“Wa'alaikumsalam” sahut Diana.
Mudah-mudahan dengan diamputasi, bisa membuat Arjuna mempunyai akses lebih mudah dan bisa berjalan tanpa tongkat, tetapi diganti dengan kaki palsu. Banyak kaki palsu yang dijual di luaran, dari harga yang dibawah lima juta sampai yang harga nya diatas 200 juta. Hal itu membuat Arjuna lebih Optimis dan mudah -mudahan bisa memberikan kesehatan yang lebih baik.
Mudah-mudahan satu permasalahan ini selesai walaupun tidak tau ke depannya mengenai kaki palsu yang akan menjadi teman hidupnya. Tetapi sakit nya akan langsung hilang dan tidak kuatir akan merambat ke atas dan setidaknya tidak akan melakukan operasi kaki lagi.
Hal ini sebenarnya juga menjadi pertimbangan Arjuna karena perusahaannya tempat Arjuna bekerja memberikan keleluasaan kepada Arjuna dalam berobat. Tetapi tetap saja ada perasaan tidak enak kepada karyawan lain, dan hal ini yang selalu mengganggu pikiran Arjuna.
***
Note. Terima kasih Para Pembaca yang setia! saya harapkan kalian berikan Komen di setiap bab dan berikan Like dan jadikan Novel saya ini di dalam perpustakaan anda! Kami akan selalu mendoakan kalian selalu sehat dan dalam Lindungan sang Pencipta, Aamiin...
PERJALANAN SANG SALIK KAKI PALSU
By . SKI