webnovel

Pencarian Mosbeefly

Ewa Lani terbang tinggi ke arah timur seperti saran Antonie, dia melihat hutan yang cukup rimbun hanya saja dia tak melihat bunga dan buah di sana. Ewa Lani turun ke tanah dan mulai berjalan masuk. Gadis itu mencari Bunga Rosea yang dikatakan oleh Antonie sebagai bunga favorit hewan yang disebut Mosbeefly itu.

Hutan di Green Hole ternyata cukup banyak, luas dan sangat rimbun. Ewa Lani jadi merindukan Hutan Igdrasil kampung halamannya. Ewa Lani tak tau kalau dia salah memilih hutan. Maksud Antonie adalah hutan kota, tapi Ewa Lani malah masuk ke Hutan Ketat Bata tempat para pelarian makhluk dunia atas di rongga bumi.

Ewa Lani yang semakin masuk ke dalam masih tak menemukan dimana bunga Rosea yang di maksudkan Antonie. Hutan itu tampak gelap karena sinar lumut kristal tak sampai ke dalam. Tapi demi Rei, Ewa Lani masih saja menerobos masuk ke hutan aneh itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" terdengar suara pria menanyakan maksud kedatangannya.

Ewa Lani melihat ke atas, ada seorang pria berambut silver yang menatapnya dengan tajam.

"Aku mencari Mosbeefly apa aku bisa menemukannya di sini?" tanyanya.

"Tak ada Mosbeefly di Hutan Ketat Bata, carilah di hutan kota, arahnya bukan ke sini! Pergilah dari sini!" usirnya.

"Lalu aku harus pergi ke mana?"

"Timur! Masih dekat dari kota, ada ornamen hiasan dari batu kau bisa menemukan banyak Mosbeefly di sana!" terang pria itu.

"Baiklah, terima kasih! ucap Ewa Lani yang segera terbang pergi.

"Sayap transparant? Siapa dia?" gumam pria misterius itu.

Ewa Lani yang tidak mau mencari masalah dengan orang lain segera pergi ke arah timur sesuai petunjuk. Akhirnya dia melihat ada hutan yang berornamen batu warna-warni dengan banyak tumbuhan bunga dan buah,

"Ah pasti kali ini benar!" gumam Ewa Lani.

Tampak banyak Caterpi gemuk yang merawat buah dan bunga di Hutan Kota.

"Permisi apa aku bisa mengambil Mosbeefly di sini?" tanyanya.

"Mosbeefly? Kalau kau mau kau bisa mengambil semunya!" ujar salah satunya.

"Baiklah, terima kasih,"

Ewa Lani mulai mengambil selembar kantong dari saku bajunya. Mengumpulkan nektar ke dalam kantong dan membukanya. Para Mosbeefly yang tertarik masuk ke dalam kantong Ewa Lani dan mulai memakan nektar Bunga Rosea di dalam kantong. Ewa Lani mengambil Mosbeefly beserta beberapa nektar bunga Rosea untuk makanan serangga biru itu.

"Siapa kau gadis muda, aku tak pernah melihatmu di sini?" tanya seorang Caterpi.

"Aku teman Antonie, Caterpi berkumis di rumah labu sebelah barat taman kota!" ujarnya menjelaskan.

"Oh teman Tuan Antonie..?! Temannya berarti temanku juga! Kau sudah makan? Mari sini aku punya banyak buah-buah segar cobalah!" tawar Caterpi itu yang langsung ramah setelah mendengar nama Antonie.

"Aku sudah banyak makan Tuan, perutku sangat kenyang," jawab Ewa Lani.

"Kalau begitu kau harus membawanya pulang! Bagikan pada Antonie dan lima anaknya juga ya, sebentar-sebentar! Caterpi itu langsung memasukkan banyak buah-buahan ke kantong besar untuk di bawa pulang.

"Terima kasih banyak Tuan. Siapakah namamu? Akan kusampaikan nanti pada Antonie," terang Ewa Lani.

"Peter, petani buah Peter!" ujarnya.

"Baiklah, terima kasih banyak Tuan Peter, aku juga terima kasih untuk Mosbeeflynya,"

"Ah tak masalah, kalau kau masih butuh Mosbeefly kau bisa ambil sebanyak yang kau mau. Binatang bersayap itu sering mengganggu bunga dan buahku, mereka cukup rakus. Jika kau tak punya nektar berilah mereka buah Maxo yang ada di kantong itu. Mosbeefly juga suka makan Maxo," terangnya.

"Oh begitu ya, baik Tuan saya permisi dulu, terima kasih atas bantuannya, sampai jumpa!" ujar Ewa Lani yang terbang membawa kantong hadiahnya.

"Wah keren! Tamu Tuan Antonie bisa terbang! Bangsawan Caterpi memang berkelas!" gumam Peter.

Ewa Lani segera kembali ke kediaman Antonie, kali ini dia senang karena memiliki Mosbeefly yang bisa mencari jejak Rei di dunia atas. Rumah Antonie masih saja ramai para bocah Caterpi masih saja ribut banyak hal yang bisa dijadikan bahan perdebatan. Sementara Reina tampak asik membantu Rabbeca membuat anyaman batang herba yang bisa digunakan sebagai kerajinan.

"Aku pulang!" sapa Ewa Lani.

"Wah Ewa Lani pulang! Cepat kemari!" teriak Jack yang antusias.

"Ewa Lani mana sayapmu? Aku tadi melihat kau bersayap!" ujar John yang langsung menyambutnya juga.

"Hahaha.. jadi kalian penasaran, sayapku hanya akan muncul saat aku terbang. Kalau aku tidak ingin terbang sayapku tak terlihat. Karena itu bukan sayap yang sebenarnya, itu sayap sihir!" jelasnya.

"Wah aku juga ingin punya sayap sepertimu!" ujar Keanu yang ikut mendengar pembicaraan kakak-kakaknya.

"Ah aku tak tau bagaimana cara Caterpi bisa terbang, mungkin Antonie bisa membantumu!" ujar Ewa Lani yang sepertinya bingung menemukan jawaban.

"Ayah hanya bertambah gendut setiap hari! Aku yakin ayah tak akan pernah bisa terbang!" kata Jovanka yang tiba-tiba datang.

"Ah begitu ya? Oh iya, bagaimana kalau sekarang kita makan buah? Aku punya banyak buah lihat ini!" ujar Ewa Lani yang memamerkan kantong besar berisi buah-buahan lezat.

"Buah....! Aku mau buah!" Jack langsung senang.

Oleh-oleh Ewa Lani langsung diserbu oleh para bocah. Ternyata buah Maxo adalah buah favorit mereka. Untung saja tadi Peter membawakan banyak sehingga cukup untuk semua anak dan anggota keluarga lainnya.

"Duduk lah dulu Ewa Lani! Kau dari perjalanan pasti kau lelah," ujar Rabecca yang membawakan segelas teh Daun Liheconia untuk dinikmati.

"Terima kasih Nyonya, oh iya ada salam dari Petani Peter untuk Antonie, dia yang memberiku banyak buah segar, kemana Antonie?"

"Dia sedang di kamar kerjanya, dari tadi siang dia tidak keluar. Sebentar akan aku periksa ke sana barangkali dia tidak enak badan," ujar Rabbeca yang berjalan menggeliat menuju kamar kerja suaminya. Reina menghampiri Ewa Lani dan mulai bertanya.

" Nona Ewa, bagaimana? Apa kau sudah menemukan Mosbeefly?" tanyanya.

"Sudah, aku punya sepuluh Mosbeefly sekarang. Besok aku aku akan mencari Rei saat Antonie naik ke dunia atas!" jelasnya.

Kyaaaaaaa..! Antonie...!

Belum lama mereka mengobrol terdengar teriakan dari arah kamar kerja Antonie. Ewa Lani, Reina dan para bocah Caterpi langsung berlari ke arah kamar Antonie yang merupakan sumber dari teriakan kencang Rabbecca.

"Ada apa?" tanya Ewa Lani saat sampai.

"Ada apa ibu?"

"Iya ada apa?"

"Kenapa?"

Kamar Antonie terlihat penuh dengan serat-serat berwarna putih dan di bagian atap menempel kepompong raksasa yang merupakan kepompong Antonie.

Pria berkumis itu ternyata sudah mulai masuk masa meditasi Caterpi. Rabbeca tampak duduk lemas dia tampak sedih. Ewa Lani dan Reina tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi pada rekannya.

"Nyonya, kenapa Antonie?" tanya Reina yang langsung menghampiri Rabecca.

"Dia menjadi kepompong, sepertinya akan butuh waktu yang lama untuk bisa bertemu lagi dengannya," jelas Rabecca sedih.

ตอนถัดไป