webnovel

KEKACAUAN DI FINIAS - BAGIAN 01 (01)

Kemunculan Plantazel mengakibatkan penduduk di Wilayah 1 Kerajaan Finias ketakutan. Banyak yang melarikan diri dan tidak sedikit yang menjadi korban jiwa. Reruntuhan rumah di sekitar wilayah dekat Toko Obat Fisna mengalami kerusakan parah. Hal ini memang tidak terduga mengingat kemunculan Plantazel yang tidaklah wajar.

Hasan, Fadhel, dan Krisna segera keluar dan melihat keadaan sekitar. Mata mereka tidak bisa menerima pemandangan penuh ketakutan yang tidak bisa terelakkan. Ras Serigala dan Ras Elf banyak yang gugur karena serangan brutal dari monster yang tidak bisa dihentikan dengan cara biasa itu. Hasan dan Fadhel tidak sanggup melihat banyak korban berjatuhan.

“Bos....apa-apaan ini....?” Hasan mulai bicara dengan nada sedikit gemetar.

“Eh?” Krisna melirik Hasan.

“Kenapa....Plantazel itu...bisa berada di sini?”

“Hasan, aku mengerti dengan apa yang kau pikirkan. Tenangkan dirimu dan lihat situasi yang ada. Pertama, kita harus mencoba menghentikan Plantazel itu......”

“B-B-Bos!!! Di dekat gerbang masuk itu! Coba lihat! Plantazel lain juga sedang menyerang penduduk!” Kata Fadhel sembari menunjuk ke arah bagian gerbang.

“Tunggu dulu! Di sana juga ada Plantazel lainnya!” Krisna menunjuk ke arah yang berbeda dari gerbang depan.

Hasan dan Fadhel melihatnya. Totalnya ada 2 Plantazel yang menerobos gerbang depan dari Kerajaan Finias. Dua Plantazel yang memiliki bentuk kepala seperti bunga mawar merah dengan banyak akar-akar dan batang berduri yang berbahaya. Kedua monster itu bergerak untuk mendekati Wilayah 2.

Tidak bisa dibiarkan.

Itulah perkataan yang terlintas di benak Fadhel dan Hasan. Namun, kekuatan mereka tidak bisa sebanding dengan Krisna. Mereka baru saja sampai di dunia ini dan keberadaan Plantazel lain mungkin bisa saja ada di Kerajaan Finias.

“Baiklah. Ini akan sulit. Kita harus tetap menghentikan serangan para Plantazel. Hasan, aku serahkan Plantazel di bagian gerbang depan padamu, sedangkan aku akan mengurus yang satunya. Fadhel, kau cari Firtania di dekat Wilayah 2 dan segera bawa dia ke tempat aman.”

“Aku mengerti, Bos. Aku tidak bisa membiarkan monster-monster itu berjalan lebih jauh lagi. Aku dan [Mald Arrow] milikku akan mengalahkannya.”

“Aku juga. Aku memang tidak memiliki senjata mumpuni saat ini, tapi aku akan mencoba membantu dari belakang. Aku akan berusaha membawa Firtania ke tempat aman, Bos.”

“Bagus. Ingat baik-baik. Kalian harus menutup wajah kalian dengan jubah yang kalian miliki. Jangan sampai ada orang asing melihat wajah kalian, kecuali Firtania.”

“Aku mengerti, Bos. Namun, aku tidak tahu alasan dibalik identitas yang harus disembunyikan itu. Apa ada maksud tersendiri, Bos?”

“Aku akan ceritakan setelah semua ini berakhir. Ingat saja apa yang aku katakan, Hasan, Fadhel. Kita dikejar oleh waktu dan setiap waktu terbuang sama dengan membuang nyawa penduduk Finias.”

“A-Aku mengerti.”

“Baguslah. Lakukan tugas kalian dengan hati-hati!”

Krisna pun pergi menuju ke arah Plantazel yang berlawanan dengan arah menuju gerbang utama. Sosoknya pun perlahan mulai lenyap dalam kerumunan keputusasaan pada penduduk yang menyelamatkan diri masing-masing. Fadhel dan Hasan harus segera bergegas dan mulai melawan segala hal yang mustahil di dunia baru ini.

“Hasan, kita juga harus cepat! Aku serahkan Plantazel itu padamu!”

“Ya! Aku juga serahkan Firtania padamu, Fadhel.”

Keduanya pergi menuju ke arah yang berbeda. Hasan menuju ke arah gerbang dan Fadhel menuju ke Wilayah 2. Fadhel dan Hasan mengenakan tudung dari jubah yang mereka kenakan demi menutupi wajah mereka. Pertempuran mereka akan segera dimulai. Pertempuran demi menyelamatkan lebih banyak nyawa yang tidak bisa digantikan.

*****

Plantazel yang muncul telah membunuh banyak penduduk dari Wilayah 1 Kerajaan Finias. Hal ini membuat banyak penduduk ketakutan dan berdesak-desakan demi bisa menuju tempat aman di Wilayah 2. Krisna dan Hasan mencoba untuk menghentikan pergerakan para monster itu dengan senjata yang mereka miliki saat ini.

Ini memang tidak mudah, tapi tidak ada cara lain dalam situasi yang sedang rumit ini. Sejak mereka tiba di dunia GHO, mereka cukup mengerti beberapa hal mengenai informasi dunia yang mereka pijaki saat ini. Bertempurlah atau kalian akan mati dalam keadaan mengenaskan. Hal itulah yang terlintas sejenak dari kepala Krisna yang berlari demi melawan Plantazel yang muncul dari sisi berbeda dari yang akan Hasan lawan.

Krisna membuka [Menu Bar]-nya dengan cepat. Dia sudah tidak melihat adanya orang-orang berlarian di sekitarnya, sehingga dia dapat bebas menggunakan fitur yang dia miliki sebagai seorang pemain GHO. Dia memilih perlengkapannya. Sebuah jubah berwarna coklat dan barang bernama [Gold Claw]. Krisna melakukan dengan sangat cepat.

Tak berapa lama kemudian, jubah coklat yang dipilihnya muncul. Dia pun memakainya dengan cepat untuk menutupi wajah dan tubuhnya. Sedangkan, [Gold Claw] miliknya digunakan pada kedua tangannya. Bentuknya seperti sarung tangan besi berwarna keemasan dengan masing-masing terdapat 3 cakar besi panjang berwarna emas pula. Krisna menggunakannya sebagai alat bertempur melawan Plantazel.

Krisna mulai melihat medan pertempurannya. Banyak mayat yang menghiasi jalan yang dia tapaki menuju pertempuran. Dia mencoba menahan emosinya. Beberapa prajurit telah dibunuh dan dikalahkan. Saat itulah dia hanya melihat 3 prajurit yang tersisa. Tiga prajurit yang gemetar dan ketakutan. Mereka seakan hanya menunggu sekejap mata untuk terbunuh seperti teman-teman mereka. Krisna tidak bisa menahan hal itu dan mempercepat langkahnya.

“Hyyaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!”

Krisna menerjang ke arah Plantazel itu. Dia mengayunkan kedua [Gold Claw] miliknya untuk memotong akar-akar dan dahan berduri dari Plantazel yang dia hadapi. Dan akhirnya, dia berhasil memotong 3 bagian tubuh dari monster itu. Krisna mendapat dengan mulus dan menatap tajam ke arah Plantazel itu. Itu bagaikan tatapan kebencian.

“Oi, kalian bertiga! Cepat pergi dan minta bantuan! Aku akan berusaha menghentikan Plantazel ini!” Teriak Krisna kepada tiga prajurit yang ketakutan itu.

“A-Apa? S-Siapa kau...?”

“Tidak ada waktu menjelaskannya! Cepat minta bantuan pada pasukan lain!”

“B-Baiklah....”

Ketiga prajurit itu mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang yang tidak mereka kenal. Meskipun mereka masih gemetar dan takut, mereka bertiga masih bisa berdiri dan berlari menjauhi Plantazel itu. Krisna mulai sedikit lega setelah melihat mereka pergi.

Krisna salah telah berpikir seperti itu. Plantazel itu melirik tiga prajurit tadi. Krisna menyadari hal itu. Akar-akar dan batang berduri dari Plantazel itu melesat cepat untuk berusaha menyerang ketiga prajurit tadi. Ini gawat. Krisna sedikit terlambat bergerak, tapi mencoba bergerak sedikit lebih baik.

Krisna melesat dan memotong akar-akar itu beserta batang berduri itu dengan sangat cepat sebelum menyerang prajurit-prajurit yang berusaha mencari bantuan. Serangan dan gerakan yang cepat dari Krisna membuat Plantazel itu kehilangan beberapa bagian tubuhnya. Krisna mulai bisa menahannya dengan [Gold Claw] yang digunakannya. Dia mulai sedikit lega setelah ketiga prajurit itu rasanya telah berhasil melarikan diri dan mencoba meminta bantuan untuk menangani hal ini.

“Kuharap prajurit-prajurit tadi tidak lupa dengan apa yang kuucapkan barusan.”

Krisna mulai bersiap ingin menyerang. Dia memasang kuda-kuda dan menunggu waktu yang tepat dari pergerakan Plantazel itu. Dia melihat beberapa batang dan akar berduri dari Plantazel itu masih ada dan sedang bergerak-gerak bagaikan tentakel gurita. Hal itu membuat Krisna sedikit jijik melihatnya.

Krisna menerjang menuju arah Plantazel tersebut. Dia tidak menghentikan langkahnya yang cepat untuk mengalahkan monster yang tidak berhenti merusak Wilayah 1. Tujuannya adalah menebas kepala monster yang memiliki bentuk seperti bunga mawar.

Krisna bisa membunuhnya secara langsung dengan menusuk atau memenggal kepala dari Plantazel itu. Hal itu berlaku juga untuk makhluk hidup di dunia ini. Plantazel tersebut tidak tinggal diam. Monster itu menggerakkan beberapa akar berdurinya ke arah Krisna dengan sangat cepat.

Krisna menyadari hal itu. Akhirnya, Krisna menangkis 2 akar berduri yang mengarah padanya dari arah berlawanan dengan [Gold Claw]. Akar berduri lainnya siap menerjang Krisna dari depan. Itu dadalah situasi sulit. Krisna mencoba mencari celah.

Dia melompat ke atas dan mendarat ke atas sebuah bangunan yang masih utuh. Tatapannya tidak teralihkan dari Plantazel itu. Itu sudah terlambat. Sebuah akar berduri besar menerjang tepat ke arah Krisna yang baru menempatkan posisinya di atas sebuah bangunan.

“Guuaahhhh!!!”

Hantaman keras dari akar berduri itu mengenai bagian dada Krisna hingga berdarah. Dia pun terlempar beberapa meter, menjauh dari tempat Plantazel itu berada. Tubuhnya merasakan hantaman yang sakit dari serangan Plantazel itu.

Tubuh Krisna mendapat tepat di reruntuhan rumah yang sudah hancur. Dadanya tidak berhenti mengeluarkan darah. Pandangan Krisna mulai kabur. Napasnya mulai sulit diatur. Dia sedang dalam bahaya.

“Si...al! Kau...”

Mulutnya kesulitan mengeluarkan sepatah kata dengan baik.

Hidupnya terancam kembali. Apakah Krisna akan berakhir di sini? Dia masih memiliki banyak hal yang ingin dilakukan bersama Hasan dan Fadhel. Namun, dia merasa waktunya sedikit lebih pendek untuknya.

Next chapter