Aleandra keluar dari kamar setelah mengutarakan niatnya. Rasa kecewa dia rasakan karena Max menolak untuk membantunya. Seharusnya dia tidak memberikan penawaran seperti itu tapi dia memang tidak memiliki penawaran lainnya.
Sekarang hanya rasa malu yang tersisa, dia bahkan tidak tahu harus berekspresi seperti apa aat bertemu dengan Max nanti. Jika ada lubang semut, dia lebih senang masuk ke dalam dan bersembunyi di sana.
Aleandra melangkah menuju dapur dengan air mata yang mengalir. Pupus sudah harapannya, seharusnya dia tahu hal ini akan terjadi tapi tetap saja, rasa kecewa memenuhi dada dan menyesakkan.
Gelas kopi diambil, dia belum menyiapkan kopi hitam kesukaan Max. Sebaiknya dia tidak terlihat begitu rapuh di hadapan pria itu, bukankah dia masih memiliki pilihan lain? Jangan salahkan dia mengkhianati pria itu, dia sudah berusaha tapi psikopat tetaplah psikopat. Orang seperti itu memang tidak memiliki perasaan dan dia tahu akan hal itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com