Selang beberapa saat kemudian, keduanya memilih untuk berlindung menggunakan sihir mereka sendiri. Tak ada satu pun yang bisa dilakukan oleh mereka berdua selain hal itu.
"Freis, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Breckson dengan suara lirih. Remaja itu mengecup kening Freislor dengan penuh kasih sayang. Freislor menganggukkan kepalanya pelan. "Yah, tenang saja, aku baik-baik saja. Jangan terlalu memperdulikan aku, Breckson."
Breckson akhirnya melindungi Freislor dengan jalan membuat sebuah sihir untuk melindungi mereka berdua. Sihir itu dirinya buat dengan jalan mengulurkan salah satu tangannya ke udara. Setelah itu, ia mulai memejamkan kedua mata. Hendak meminta persetujuan dengan beberapa dewa yang ada di atas langit.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com